11. KERAJAAN HELIOS

32.4K 4.6K 29
                                    

Sudah 9 hari aku hidup di dunia antah berantah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 9 hari aku hidup di dunia antah berantah ini. Sekedar informasi tak penting, kemarin aku sudah melakukan percobaan yang menunjukkan hasil bahwa planet ini memiliki gravitasi yang sama seperti di bumi.

Dan dalam 9 hari juga, aku berhasil beradaptasi dan terbiasa dengan segala sikap menyebalkan Al dan Selena.

Aku belum menemukan gelang teleportasiku. Aku benar benar tidak bisa kembali. Bagian buruknya, gawai yang kubawa tidak dapat dinyalakan. Sepertinya sistemnya menjadi terganggu saat berteleportasi.

Dilihat dari ekspresi Al saat itu memang sepertinya dia tidak tahu apa pun tentang gelangku. Namun tetap saja ia menjadi orang yang kucurigai.

Tidak peduli dengan semua bukti tentang keberadaan dunia ini, aku sendiri mulai ragu jika aku dapat kembali ke duniaku dalam waktu singkat.

Baiklah, mari jalani kehidupan normal di dunia ini sembari menunggu gelang itu ditemukan.

Aku tersenyum puas melihat hasil kepangan rambutku dari cermin. Semakin lama di dunia ini membuatku membiasakan diri hidup seperti zaman zaman putri kerajaan.

Aku lalu turun ke lantai bawah dan mendapati seorang gadis dengan rambut warna hijau sedang membaca sebuah buku yang melayang di hadapannya. Selena, penyihir terakhir dari keluarga Leviathon, begitu katanya.

"Kau sudah siap?" Al muncul dibalik tangga.

Dan bush!

Buku bacaan Selena tertutup dengan keras kemudian lenyap begitu saja meninggalkan serbuk serbuk sihir merah muda.

Selena bangkit berdiri tersenyum pada Al. "Aku selalu siap, Al."

"Bukan kau. Tapi dia." Al langsung menunjukku dengan raut datar. Diikuti Selena yang menatapku sinis.

"Hah? Aku?"

Dahiku mengkerut bingung melihat Al. Berjalan ke arahku.

Dan reflek aku mundur saat Al hendak merapikan anak rambutku.

"Ngapa-"

"Diam," potong Al cepat. Tangannya kini sedang bermain dengan rambutku. Jarak kami yang terlalu dekat membuatku reflek menahan napas.

"Jangan sampai ini terlihat oleh orang lain," pesannya.

Aneh, ternyata Al menutupi rambut putihku. Bagaimana dia tau aku memiliki uban?

"Kau malu kalau aku ubanan?"

Tapi Al sama sekali tidak menjawabku dan malah berjalan pergi terlebih dahulu.

"Hati-hati di jalan Al." Selena berseru dengan suara centilnya.

Tangan kanan Selena yang memegang tongkat sihir itu membentuk suatu gambar hati dengan sihirnya, lalu ia mengedipkan mata genit pada Al.

AGRHANA [tamat || terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang