22. SEGENGGAM KEJANGGALAN

25.6K 3.7K 103
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagiku suramku, matahari tak bersinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagiku suramku, matahari tak bersinar. Itulah yang kurasakan.

"Hoaam!" Sempat sempatnya aku menguap lebar. Jika bukan karena iblis menyebalkan itu, tentu aku tidak berdiri di sini sekarang.

Aku mendongak ke atas untuk menatap langit yang masih gelap. Pagi buta, dikala matahari belum terbit dan kabut masih tebal, aku sudah harus ikut Al berburu.

Memang aneh sekali, dia tiba tiba memintaku ikut berburu. Walau begitu, tujuanku yang sebenarnya adalah mencari kesempatan untuk meneliti petir, cara kerja listrik, elektron, dan pergesekkan atom dari dunia ini. Barangkali tiba-tiba turun hujan atau petir menyambar saat kami sedang berburu nanti.

Hari ini aku mengenakan pakaian awalku saat tiba di dunia ini, kemeja putih sepertiga lengan dengan celana bahan. Kemudian, rambut yang diikat ekor kuda. Gaun terlalu menyulitkan untuk beraktivitas, apalagi berburu. Awas saja jika Al protes lagi pada pakaian ini.

Sembari menunggu Al, aku kembali memeriksa barang bawaanku. Aku sudah menyelipkan beberapa lembar kertas dan sebuah senter kecil pada saku celana, serta satu pulpen pada saku kemeja. Diam diam aku juga mencuri pernik perak milik Al, untuk kugunakan sebagai salah satu konduktor listrik jika menjumpai petir.

Atau, jika rute yang kami ambil searah dengan jalan menuju Kota Kerajaan Helios, aku juga sudah merencanakan untuk mengajak Al membeli beberapa alat yang dapat digunakan untuk menunjang penelitianku.

Ya, walau aku menyukai dan belum begitu puas mengeksplorasi dunia ini, aku tahu akan berbahaya jika aku terlalu lama tinggal. Aku harus melakukan sesuatu untuk kembali.

Al sudah siap dengan pakaian serba hitamnya, dan sebuah pedang panjang menggantung pada pinggangnya. Aku sendiri tidak tahu binatang apa yang akan Al buru dengan pedang, padahal akan lebih efisien jika menggunakan panah. Atau, kemungkinan Al dan Selena sudah memasang perangkap berburu beberapa waktu lalu. Jadi hari ini Al hanya akan mengambil hewan yang sudah terperangkap.

Al sempat menelisik pakaianku yang mungkin menurutnya aneh. Namun kemudian, sosok pucat bertanduk itu hanya menatapku dingin tanpa maksud, lalu naik ke atas kuda coklatnya.

AGRHANA [tamat || terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang