39. DUA HATI DI LANGIT JINGGA

23.7K 3.9K 412
                                    

Hal yang paling menyiksa adalah ketika kamu merindukan seseorang setengah mati, tetapi orang tersebut justru tampak membencimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hal yang paling menyiksa adalah ketika kamu merindukan seseorang setengah mati, tetapi orang tersebut justru tampak membencimu.

Tadi aku sempat berpaspasan dengan  Al dan aku reflek membuang pandangan, sama sekali tidak memiliki nyali untuk bersitatap dengannya. Namun lain di hati, aku justru berharap ia memanggilku layaknya di drama drama romansa televisi yang pernah kutonton. Ya, angan hanya sebatas angan.

Jangankan menyapa, yang kulakukan tetaplah menghindarinya.

Lebih tepatnya, aku masih takut jika tiba-tiba Al kembali mengeluarkan pedang dan menyuruhku untuk meninggalkan kastilnya.

Menyebalkan! Sejak kapan aku dapat serindu ini pada, Al?

Aku menatap tak enak pada Dylan yang sedari tadi terus mengikutiku. Aku seperti memiliki bodyguard, atau faktanya memang begitu.

"Saya tidak dapat meninggalkan Tuan Putri sendiri. Keselamatan Tuan Putri Elmeirhea adalah kehidupan Helios." Ya, itulah yang dikatakan oleh Dylan. Hingga dia terus mengekoriku seperti anak ayam. Bedanya, anak ayam yang satu ini sangat berwibawa.

Alhasil, sore ini aku berada di perpustakaan bersama dengan Dylan. Mayoritas buku perpustakaan ini menggunakan aksara latin— sama seperti di duniaku. Tetapi ada juga beberapa berisi tulisan keriting horizontal yang tidak dapat kubaca. Menurut Dylan, itu adalah tulisan 'kelas tinggi' yang hanya dapat dipahami oleh bangsawan. Biasanya itu berisi informasi penting ataupun rahasia yang tidak boleh diakses oleh masyarakat umum.

Aku hanya mengangguk, sepertinya aku harus mempelajari tulisan keriting itu lain kali.

Tiba tiba pintu perpustakaan terbuka, membuat aku dan Dylan kompak menoleh.

"Owh, ternyata gadis manusia ini berada di sini. Tidak tahu diri sekali, padahal Al mencarimu ke mana-mana." Selena menggulung-gulung rambut ungu tuanya. "Yah, bahkan kurasa Al tidak akan tidur malam ini jika tidak bertemu denganmu."

"Al mencariku?"

"Uh? Apalagi yang kau tunggu, Gadis Manusia? Pergilah temui dia." Selena mendesakku untuk pergi.

Sayangnya aku tidak percaya dengan ucapan Selena. Boleh jadi ini adalah rencananya agar dapat bersama dengan Dylan. Mengusirku secara halus. Aku yakin, sudah terjadi sesuatu antara mereka berdua saat aku tak sadarkan diri.

"Taun Putri Elmeirhea, saya ikut dengan anda."

"Hey, kau tidak ingin bermesraan denganku, Tuan Nivyliem?" Selena langsung melingkarkan tangannya manja pada leher Dylan, menahan lelaki itu untuk mengikutiku. Dan seketika juga, Dylan tak dapat berkutik sedikitpun. Sungguh, ternyata kesatria Dylan lemah dengan wanita.

Aku memaksakan senyum kikuk. "Tidak apa, Dylan. Aku dapat menjaga diri."

Lalu aku melempar senyum pada Selena sebagai tanda terima kasih. Sedangkan gadis itu balas mengedipkan matanya sembari tersenyum puas.

AGRHANA [tamat || terbit]Where stories live. Discover now