CHAPTER 15

1.9K 132 5
                                    

Ara memperhatikan jam tangannya lagi, 15.40, baru 10 menit terlewat sejak Nathan meletakkan kepalanya di pangkuan Ara, entah kenapa waktu terasa berjalan lambat. Ara menatap Nathan yang sepertinya sudah tertidur.

"Cepat sekali tidurnya," gumamnya.

Akhirnya Ara bisa memperhatikan detail wajah Nathan. Kulitnya bersih, hidungnya mancung, alisnya tebal dan rapi disertai bulu mata panjang walaupun tidak lentik, bibirnya tipis, dengan rahang yang tajam. Tanpa Ara sadari wajahnya memerah.

Plak!

Ara menampar pipinya pelan, menyadarkan dirinya agar tidak memikirkan hal yang macam-macam, karena sekarang ingatannya tentang kemarin kembali melintas. Sekarang dia benar-benar berniat untuk segera pergi, tanpa perlu menunggu sampai jam 4. Namun, yang di pangkuannya sekarang adalah Nathan, apa yang terjadi kalau dia melakukan hal tersebut?

Keraguan menerkamnya.

Ara melihat jam lagi, 15.50

10 menit lagi... batin Ara

Jika ditanya kenapa Ara mau saja di pinta Nathan seperti ini, Ara juga tidak tahu.

Apakah karena rasa takut karena yang meminta adalah Nathan?

Bisa saja

Atau Ara menyukai kedekatannya dengan cowok ini?

Ara terdiam memikirkan hal tersebut. Dia menatap kembali wajah Nathan.

Deg Deg Deg

Dalam keheningan Ara merasakan detak jantungnya yang berdetak semakin keras dan cepat.

"Kenapa denganku?" ucap Ara tanpa sadar.

"Kenapa apanya?"

Ara terkejut saat mendapati Nathan yang sudah terbangun.

"Nathan?!"

"Nathan?" tanyanya dengan wajah tenang.

"Eh? Bukan, ya? Em.." Ara menjadi berpikir siapa yang mengambil alih sekarang.

"Kita bertemu lagi," ucapnya sambil mengusap lembut pipi Ara, membuat sang empu pipi merona.

Setelah mengenali siapa yang mengambil alih Ara langsung gelagapan, "Aciel?!"

"Hm?" gumamnya sambil menggerakkan tangannya menyampirkan helaian rambut Ara ke belakang telinga.

"Telingamu merah, manisnya..." ucapnya dengan tersenyum kecil.

Membuat Ara semakin malu dan refleks berdiri, membuat Aciel sedikit terkejut karena dia hampir terjatuh.

"A aku ingat! Itu... Mama, iya mama! Mama memintaku pulang cepat! Dadah Aciel!" Ara segera berlari keluar dari ruang OSIS meninggalkan Aciel yang memosisikan dirinya duduk bersandar, dengan senyum kecil menatap kepergian Ara.

Aciel mengambil dasi yang dia letakkan di meja tadi, lalu menyeringai kecil.

"Bisa juga lo modus, Aarav," ucapnya pelan.

SKIP TIME

Datang lagi hari di mana Ara menghindari Aarav, setelah kejadian di ruang OSIS Ara semakin tidak memiliki muka untuk berhadapan dengan Aarav, namun sayangnya yang berjalan di sampingnya sekarang adalah Aarav alias Elios.

"Mau ke mana?"

Ara terus berjalan sambil mengeratkan pegangannya pada buku-buku yang dia bawa. Awalnya tadi banyak karena dia tidak sengaja berpas-pasan dengan guru yang membawa banyak buku LKS, dan karena ada keperluan mendadak akhirnya Ara di minta mengembalikan buku-buku tersebut ke perpustakaan, lalu dia berpas-pasan lagi dengan Elios, yang langsung mengambil lebih dari setengah buku untuk dia bawa membantu Ara.

INARA AND THEM(END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن