CHAPTER 50

1.3K 108 16
                                    

Farewell party, yang artinya pesta perpisahan.

Saat ini sekolah mereka tengah mengadakan Farewell party kelas 12, yang mana di mulai sejak pukul 5-8 malam di lapangan sepak bola berumput sekolah mereka. Banyak kegiatan yang dilakukan, seperti makan malam bersama, berfoto bersama, melakukan permainan kecil, bersantai sambil berbincang mengenai kebersamaan mereka selama sekolah yang akan menjadi kenangan dan untuk kegiatan puncak pesta dansa bersama pasangan.

Semua kegiatan itu tidak lepas dari rencana yang telah disiapkan oleh Setiap ketua kelas di kelas 12 dan ketua OSIS beserta anggotanya. Elios mengusap keringatnya, untuk kegiatan yang sangat memerlukan interaksi sosial seperti ini, hanya Elios yang berjiwa ekstrovert sajalah yang mampu bertahan, oleh karena itu selama 3 jam lebih dia akan menghandle acara dibantu anggota OSIS lainnya, tidak ada guru sama sekali. Karena memang untuk Farewell party tidak ada campur tangan guru dalam pelaksanaannya, untuk mengadakan acara ini hanya memerlukan proposal untuk dana dan surat peminjaman ke sekolah untuk tempat, barang yang dipinjam dan barang yang atau apapun yang perlu di beli.

Tapi jujur saja, ini pertama kali Elios yang menjabat menjadi ketua OSIS mengadakan acara seperti ini, dia yang awalnya yakin akan bersemangat ternyata mulai merasa kelelahan, karena selain berpikir ototnya juga bergerak seharian dari pagi sampai malam. Elios mencari tempat duduk dekat minuman, sesaat dia duduk beberapa kakak kelas yang dia tahu wajahnya namun tidak tahu nama menyapa dengan mengatakan kalau Farewell party kelas 12 ini sangat luar biasa. Membuat Elios tersenyum karena merasa bangga, bukankah itu artinya dia berhasil membimbing acara ini?

Elios melonggarkan dasinya merasa gerah, kemudian menatap Enzi yang menjadi MC, terkekeh pelan karena merasa Enzi sangat cocok menjabat tugas tersebut. Sebentar lagi, acara puncak akan tiba, pesta dansa bersama pasangan. Elios sedikit cemberut, merasa kesal kepada Aarav karena tidak bisa membujuk Ara untuk datang. Dia ingin berdansa bersama Ara.

Akhirnya dia hanya memutuskan untuk mengistirahatkan diri sambil meminum-minuman dan duduk santai. Saat Elios tengah memejamkan mata, seseorang menyapanya, "Hai, Aarav."

Elios membuka mata dan melihat seorang perempuan, sepertinya kakak kelas. Elios tidak mengenalinya, tapi tahu wajah siswi ini, dia yang mendapatkan juara pertama pada lomba fashion show, karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Tapi, Elios hanya kenal wajahnya.

"Hai?" balas Elios menegakkan tubuhnya yang tadi duduk menyandar.

"Lo sibuk?"

"Seperti yang lo lihat, hanya duduk."

Kakak kelas itu terkekeh pelan karena jawaban yang diberikan Elios tidak seperti ekspektasinya.

"Karena sepertinya lo tidak sibuk, mau berdansa dengan gue?"

Elios menggeleng, "Gue punya pacar."

Kakak kelas itu tersenyum, "Iya, tahu kok. Pacar lo Ara kelas XI IPA 3."

"Iya, benar."

"Lo benar-benar gak mau dansa dengan gue? Sebentar saja, soalnya gue gak bawa pasangan."

"Tidak bisa, mendapatkan Ara memerlukan pengorbanan, gue gak mau dikira berselingkuh dengan orang lain dan akhirnya bertengkar lalu putus," Elios masih menggunakan akalnya untuk menjawab permintaan kakak kelas itu.

"Ya ampun, sangat setia... Kalau begitu, gue duduk di sini saja, daripada tidak punya teman dansa," ujar kakak kelas itu dengan duduk di kursi berlainan yang bersebelahan dengan Elios. Elios menjadi tidak nyaman.

"Apa setidaknya lo mau jadi teman ngobrol gue?"

Maksa banget ni kaka kelas, batin Elios lalu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan senyum canggung. Seandainya dia tidak memiliki Ara, mungkin dia bisa dengan santai untuk berbicara dengan kakak kelas ini, selain itu dia cantik. Elios mengusap tengkuknya merasa bersalah karena sempat memikirkan hal itu.

INARA AND THEM(END)Where stories live. Discover now