CHAPTER 58 (END)

1.4K 101 13
                                    

"Masih merajuk?" Aciel melajukan mobilnya dan bertanya kepada Ara yang saat ini masih diam dengan bagian leher sweaternya yang ia angkat sampai menutup mulutnya.

Membuat Aciel terkekeh pelan, "Maafkan aku, hm?"

"Tidak."

"Bukankah kamu yang memberi lampu hijau?"

"Iya, sih. Tapi gak sampai kayak gini juga!" Ara menurunkan sweaternya, memperlihatkan lehernya yang penuh tanda merah dan bibirnya yang merah membengkak.

Aciel hanya menyeringai melihat hasil karyanya. Ara meninju bahunya, "Kamu tahu betapa malunya aku begitu keluar dari kereta gantung? Orang-orang menatapku aneh!"

"Iya, iya...Aku minta maaf, ya?"

Ara hanya melipat tangannya lalu kembali duduk menghadap ke depan.

"Pervert," gumam Ara. Bagaimana Ara tidak marah, Aciel benar-benar tidak bisa dihentikan tadi, benar-benar membuat Ara akan pingsan untuk kedua kalinya, seandainya perut Ara tidak berbunyi karena kelaparan entah kapan Aciel akan melepaskannya.

Aciel menahan senyumnya.

"Sekarang kita mau ke mana?"

"Ke hotel."

Ara terkesiap, yang benar saja bukan? Ara menjadi berpikir yang tidak-tidak.

"Tenang saja, setelah ini giliran Nathan. Aku hanya akan mengantar sampai ke hotel," seakan tahu apa yang ada dipikiran Ara, Aciel menjelaskan.

Sesampainya di hotel, Aciel check in lalu menggandeng Ara menuju kamar mereka.

Ara benar-benar tidak tahu harus apa sekarang, dia sedikit takut. Tapi, bukankah mereka sudah berjanji? Untuk tidak melakukan lebih kepadanya sebelum mereka benar-benar sah?

Setelah membuka pintu kamar dengan kartu, mereka masuk. Ara terkejut dengan apa yang dia lihat di dalam kamar, meja makan yang telah di susun menjadi tempat untuk makan malam mewah yang romantis, dengan lilin kecil serta aroma manis dari lilin aromaterapi, makanan yang sepertinya baru saja di masak tertutup dengan tutup makanan dari kaca yang menampakkan bagian dalamnya.

Bunga segar berada di tengah-tengah meja berbentuk persegi panjang itu. Belum lagi pemandangan gemerlap cahaya kota di luar yang terlihat jelas dari jendela full kaca kamar hotel. Kamar yang Aciel pesan adalah kamar hotel VVIP yang memiliki pelayanan dan pemandangan yang sangat bagus.

"Wah..."

"Bagaimana? Suka?"

Ara menatap Aciel di sampingnya yang sepertinya sudah di ambil alih oleh Nathan.

"Waktu itu, aku tidak menyiapkan apa-apa. Tapi, aku berpikir untuk sekali-kali mengajakmu makan malam mewah seperti ini."

"Tentu saja aku menyukainya."

"Sebelum itu aku mau mandi, badan ini terasa kurang nyaman karena bekas berenang. Kamu juga mandi," ucap Nathan.

"Eh? Tapi, baju ganti..."

Nathan menarik Ara menuju kamar, di sana ada dua kasur yang bersebelahan yang hanya terhalang dengan nakas. Lalu di setiap kasur terdapat pakaian, pakaian untuk Ara dan satunya untuk Nathan.

"Ternyata sudah disiapkan," gumam Ara.

"Kamu mandilah lebih dulu."

"Eh? Nathan saja."

"Kalau begitu berdua?"

Ara blushing sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu segera masuk ke kamar mandi. Membuat Nathan menahan senyumnya.

INARA AND THEM(END)Where stories live. Discover now