CHAPTER 20

1.8K 125 7
                                    

Canggung

Itulah yang Ara rasakan sekarang, dia sedang menulis catatan milik Aarav di pojok perpustakaan sekolah, namun yang membuatnya canggung adalah sejak tadi Aarav, alias Nathan sambil bersedekap tidak henti menatapnya dengan wajah datar khasnya.

Merasa risih ditatap terus-terusan, Ara memberanikan diri bertanya, "Um... Apa ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak," sahutnya.

"Kalau begitu, apa aku salah mencatat?"

"Tidak."

Ara berhenti menulis lalu menegakkan badannya menatap Nathan.

"Tulisanku tidak rapi? Aku tahu penulisanku tidak serapi sekretaris kelas kamu," ucap Ara merasa rendah diri.

"Memang benar," ucap Nathan seakan tidak merasa bersalah mengatakannya.

Ara tidak sadar ekspresinya sedikit cemberut, dia menjadi mengingat tulisan kecil yang ada di buku waktu itu

Flashback

Ara berjalan kembali ke sofa dan mulai menulis setelah minum sedikit. Aarav kembali fokus menonton tv, setelah beberapa menit seperti itu, suara dering ponsel terdengar.

"Itu ponsel gue," gumam Aarav, lalu mulai berjalan ke kamarnya di mana ponsel itu berada.

Ara masih fokus menulis, kemudian dia tidak sengaja mendapati sebuah tulisan kecil di bagian bawah catatan milik Nayra ini, tulisan kecil tersebut tidak berhubungan dengan pelajaran dan tulisan itu membuat Ara merasa terganggu, mungkin dia tidak suka membacanya? Lagi-lagi perasaan ini, rasa yang mengganjal di hatinya, "Hah... Apa-apaan ini," gumamnya.

Flashback off

Tertulis di buku itu 'Saat lo meminjam buku gue, semoga membaca ini, gue suka lo, Aarav,'

kemudian dia lanjut menulis dan bergumam, "Kalau begitu kenapa tidak minta tuliskan dia saja?"

"Gue dengar itu," sahut Nathan.

Ara hendak membalas namun tersela karena ada seorang siswi yang menyapa Nathan, tepatnya yang siswi itu kenal sebagai Aarav.

"Aarav?"

Aarav alias Nathan tidak menyahut, seandainya yang mengambil alih Elios atau Aarav pasti akan disahut, namun dia ini Nathan.

"Lagi apa?" tampaknya siswi itu sengaja tidak menyadari kehadiran Ara.

Nathan menunjukkan Ara dengan mengarahkan dagunya ke arah gadis itu.

Siswi itu pun akhirnya memperhatikan Ara, dengan Ara yang tentu saja juga memperhatikan siswi tersebut.

"Oh? Itu buku gue," ucap Siswi tersebut, dan itu membuat Ara menyadari kalau siswi di hadapannya ini adalah Nayra si sekretaris kelas Aarav.

"Tapi Aarav, bukannya lo yang menulis?"

"Tangan kanan gue terkilir, lo lupa?"

"Ah, iya! Gue kira sudah sembuh, makanya meminjam lagi, kenapa repot-repot minta tuliskan orang lain? Padahal gue bisa langsung menyalinkannya untuk lo," ucap Nayra sambil menatap Ara, "Ngomong-ngomong dia siapa?" tanya Nayra.

Nathan menatap Ara, yang di balas Ara dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Entahlah," jawab Nathan, membuat Ara yang sempat berharap menjadi kecewa?

"Penanggung jawab, mungkin?" lanjut Nathan.

"Penanggung jawab? Oh, tunggu! Lo Inara, Ara! Iya, kan? Yang sering bersama Aya dari IPA 3 itu, yang membuat Aarav sehingga tangannya terkilir."

INARA AND THEM(END)Where stories live. Discover now