CHAPTER 49

1.2K 99 0
                                    

Akhirnya hari-H acara pembagian rapot dan perpisahan dilaksanakan. Orang-orang yang terlibat dengan persiapan acara akan memiliki jadwal yang padat, karena di pagi hari mulai jam 10 acara pembagian rapot akan di laksanakan sampai jam 12 siang, lalu istirahat dan setelah itu di sambung dengan acara perpisahan kakak kelas 12, yang mana acara tersebut di laksanakan jam 2 sampai jam 8 malam, karena sekolah mereka memang selalu membuat Farewell party di malam harinya.

"Juara umum untuk kelas XI di raih oleh Aarav Ivander!"

Semua orang bertepuk tangan, Aarav maju ke depan membuat semua mata memandangnya kagum. Bagaimana tidak? Tampan, kaya, pintar, ketua OSIS dan attitudenya baik, adakah kata yang lebih baik diucapkan selain kata sempurna?

Seandainya mereka tahu kekurangan Aarav, apakah semuanya akan menatapnya seperti demikian?

Namun, Aarav tidak mempermasalahkan itu sekarang, akhirnya matanya dapat menemukan Ara di antara banyaknya siswa dan siswi yang duduk di kursi di hadapannya ini.

Benar, ada yang menerimanya saja dia sudah bersyukur. Hanya Ara dan sahabatnya yang membuatnya untuk mampu menerima dirinya, menerima bahwa dirinya berbeda.

Aarav tersenyum, lalu menerima trophy dan piagamnya, lalu membungkuk hormat berterima kasih kepada kepala sekolah yang menyerahkan piagam itu. Lalu mereka berfoto bersama.

Ara yang melihat Aarav hanya tersenyum senang, rapotnya sudah dibagi tadi dan dia peringkat 5, sedangkan Aya juga maju ke depan sebagai peraih peringkat kedua.

"Keren banget..."

Ara mendengar seseorang tengah berbicara dengan teman sebelahnya. Walau mereka duduk perkelas, tapi Ara  duduk di barisan tengah tepat di sebelah kelas lain, sepertinya di sebelahnya adalah kelas XI IPA 2.

"Sempurna banget bukan, sih? Gue mau punya pacar kaya Aarav," ucapnya.

"Gue juga..."

"Eh, tapi dia kan pacaran dengan Ara, dari kelas IPA 3, bukan?"

"Iya, dia beruntung banget huhu...eh?" siswi itu terkejut ketika mengalihkan pandangannya ke kelas IPA 3, matanya malah menangkap sosok Ara.

"Ssttt! Itu dia, ya ampun bagaimana biza kita berbicara seperti tadi saat orangnya ada di sebelah?" bisiknya.

"Astaga... Bagaimana bisa aku tidak sadar..." sahut pelan siswi yang bersebelahan dengan Ara mereka bertatapan dengan Ara. Ara hanya tersenyum, lalu segera mengalihkan kembali wajahnya ke depan.

"Wah gila! Ternyata cantik banget!" bisik kedua gadis tadi.

Sedangkan Ara merasakan perasaan yang dulu pernah ia dapatkan. Perasaan ini... Sama seperti waktu itu, masa aku cemburu?

Ketika riuh tepuk tangan kembali terdengar, membuat Ara tersadar dari lamunannya dan mendapati Aarav yang sudah kembali berjalan ke tempat duduknya. Tak lama, Ara merasakaj getar di ponselnya, pesan masuk dari Aarav.

Aarav : Ayo makan siang bareng.

Ara : Ayo, makan di mana?

Aarav : Ruang OSIS saja, karena aku perlu melakukan beberapa hal di sana

Ara : Tapi, bagaimana dengan rekan OSIS mu yang lain?

Aarav : Tenang saja, mereka mendapatkan makan dari sekolah dan makannya di kantin.

Ara : Benar?

Aarav : Iya, benar.

Ara sebenarnya was-was, dia takut kalau saat mereka sedang berbincang, bisa saja ada yang menguping seperti Enzi, kan? Tapi, mendengat Aarav yang sangat yakin, Ara hanya pasrah.

INARA AND THEM(END)Onde histórias criam vida. Descubra agora