CHAPTER 56

1K 87 0
                                    

"Selamat atas pernikahannya!"

Ucapan-ucapan selamat terdengar di sebuah ruangan yang disulap menjadi altar pernikahan yang memiliki perpaduan warna putih dan emerald dan hiasan lampu-lampu di atasnya membuat altar tersebut menjadi sangat elegan dan mewah dengan suasana bak kerjaan.

Ucapan-ucapan selamat terdengar di sebuah ruangan yang disulap menjadi altar pernikahan yang memiliki perpaduan warna putih dan emerald dan hiasan lampu-lampu di atasnya membuat altar tersebut menjadi sangat elegan dan mewah dengan suasana bak ker...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara tersenyum berjalan mendekati altar lalu berucap, "Selamat atas pernikahannya," kepada perempuan cantik berbalut gaun mewah yang melekat di tubuh idealnya.

"Terima kasih, Ara cantik!" ucap Vanya sambil memeluk Ara.

Benar, sekarang adalah acara pernikahan Kak Vanya bersama kekasihnya yang kini resmi menjadi suaminya.

"Ngomong-ngomong dia telat! Katanya akan sampai sebelum acaraku di mulai! Jahat sekali!" ucap Vanya, "Bisa-bisanya dia tetap pergi dinas ke negeri lain sedangkan kakakknya ini mengadakan pernikahan, Pak Rezan memang keterlaluan dengan Aarav!"

Ara hanya tersenyum.

Jujur saja, semenjak dia datang ke London kemarin untuk menghadiri pernikahan Kak Vanya, dia berharap Aarav datang menjemputnya di bandara.

Kenapa mereka tidak datang bersama terlebih lagi kalau Aarav yang menjeput di bandara berarti Aarav berada di London?

Benar, setelah perjuangan Aarav membuat mama Ara mempercayainya, mereka melanjutkan sekolah dengan tenang sampai kelulusan.

Namun, Aarav di minta ayahnya untuk berkuliah di London, tepatnya University of Oxford. Walau berat, mereka memiliki masa depan yang panjang dan saling percaya proses pendewasaan dalam hal saling mencintai adalah bukan mengekang tapi bisa melepas kepergian seorang yang dicintai agar berkembang lalu kembali bertemu dengan versi yang sama-sama jauh lebih baik.

4 tahun mereka hanya berhubungan melewati media sosial, walau beberapa kali Aarav pulang ke negara mereka untuk menemui Ara, hanya sebentar untuk bisa melepas rindu. Tentu saja, baik Ara maupun Aarav tidak akan puas akan hal itu.

Terakhir kali mereka bertemu beberapa bulan yang lalu membuat Aarav sempat terkejut ketika Ara menanyakan sesuatu padanya.

Flasback on

"Aarav, bagaimana jika suatu hari aku mengkhianatimu?" tanya Ara sambil melepaskan pelukannya pada Aarv. Saat ini mereka tengah di bandara, karena siang ini Aarav akan kembali ke London.

"Hm? Kenapa menanyakan seperti itu? Kamu membuatku ingin membatalkan penerbangan ini," Aarav bertanya kembali dengan santai, karena sekarang dia sudah berbeda, dia tidak setakut dulu kalau Ara akan meninggalkannya, karena sekarang dia percaya Ara akan selalu bersamanya. Tapi, mendengar Ara bertanya seperti itu, tentu saja membuatnya penasaran.

"Seandainya saja, aku ingin tahu jawabanmu."

Aarav menangkup kedua belah pipi Ara lalu menunduk mendekatkan wajahnya kemudian berucap, "Mempercayaimu adalah keputusanku, membuktikan bahwa keputusanku salah adalah pilihanmu, mendapatkanmu yang menerimaku apa adanya adalah anugerah yang awalnya hanya angan-anganku. Setelah menjadi kenyataan, lalu menerima anugerah itu, membuatku bersyukur. Kalau kamu pergi, aku tetap akan berterima kasih karena sudah dipertemukan denganmu dan merasakan kasih sayangmu walau cuma sebentar."

INARA AND THEM(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang