CHAPTER 57

1.2K 89 1
                                    

Saat ini Aarav dan Ara sedang belanja di supermarket yang mereka temukan di pinggir jalan.

"Setelah ini kita mau ke mana?" tanya Ara yang bingung melihat Aarav belanja bahan-bahan seperti untuk piknik.

"Little Venice, tempat itu sangat bagus untuk jalan-jalan santai dekat tepi sungai, suasananya menenagkan karena terhindar dari hiruk pikuk kota."

"Wah...aku menyukainya."

Aarav tersenyum lalu membawa belanjaan mereka ke kasir.

Sesampainya di Little Venice, mereka mencari tempat berteduh yang cocok untuk piknik dan tidak lama mereka menemukannya.

Sebuah pohon besar di tepi sungai dengan rumput hijau di sekelilingnya.
Akhirnya mereka menggelar tikar lalu meletakkan makan siang yang mereka beli.

"Makan siang sederhana di tempat indah seperti ini sangat menyenangkan," ucap Ara.

"Baguslah, kamu menyukainya."

"Setelah diingat-ingat, rasanya seperti kembali ke waktu kita kelas XI lalu. Hari apresiasi Ara," ucap Ara menahan tawanya.

"Ah...Benar, kencan pertama kita," Aarav ikut menahan tawa, lalu menatap Ara yang sedang meminum-minumannya sambil menatap sungai.

Gadis ini, sejak hampir 5 tahun lalu di temuinya, berinteraksi dengannya, menyukainya dan akhirnya mencintainya. Aarav sangat bersyukur dipertemukan dan memiliki Ara. Tidak tahu apa yang akan terjadi jikalau saat itu Ara tidak keras kepala menemuinya dan membujuk orangtuanya.

Mungkin Aarav tidak akan pernah mencintai orang lain selain Ara. Karena dia sudah jatuh sangat dalam.

"Aarav, kenapa?" Ara bingung kenapa Aarav menatapnya.

"Kamu cantik."

Blush

Ara mengalihkan pandangannya, lalu berucap, "Tidak Elios, Aarav juga, kalian semua suka sekali mengatakan hal seperti itu dengan tiba-tiba."

Aarav tertawa, puas melihat wajah Ara. Lalu menyingkirkan makanan mereka ke samping membuat Ara kembali bingung dengan tingkah Aarav.

Setelah selesai melakukan kegiatannya, Aarav menarik Ara untuk berbaring di sampingnya.

"Suasana mendukung untuk beleha-leha," ucap Aarav sambil melipat sebelah tangannya sebagai bantalan dan sebelahnya lagi sebagai bantalan Ara.

Ara melihat Aarav yang menghembuskan napas pelan setelah menutup matanya.

"Kamu pasti lelah, selain kuliah kamu juga sambil bekerja di perusahaan ayahmu, kan?"

"Iya."

"Tugas akhirmu sudah selesai, kan? Tinggal menunggu wisuda."

Aarav tersenyum. Benar, baik Ara maupun Aarav hampir menyelesaikan S1 mereka. Sudah banyak momen yang mereka lakukan hingga mulai menapaki kedewasaan.

"Kamu akan datang, kan?" tanya Aarav.

"Jika tidak tabrakan dengan tanggal wisudaku," ucap Ara sambil mendekatkan lagi dirinya sambil memeluk Aarav.

"Hah...Lusa, kamu pulang, kan?"

"Iya, pagi."

Setelah sempat hening, Aarav kembali berucap, "Aku jadi ingin mengurungmu di sini."

Ara bangkit lalu cemberut, "Hei..."

Aarav tertawa, "Soalnya aku sangat merindukanmu," ucapnya sambil memainkan rambut Ara.

Ara juga sangat merindukan Aarav dan tidak ingin berpisah lagi, tapi apa mau dikata, mereka masih sibuk dengan dunia masing-masing, Ara merasakan Aarav menyampirkan rambutnya ke samping telinga lalu mengusap pipinya.

INARA AND THEM(END)Where stories live. Discover now