Bagian 121 Kucing

114 22 0
                                    

30 Menit kemudian Adam dan Santy berada di ruang makan. "Wahh, burger." Santy terkejut melihat burger. "Apa kamu suka burger." Tanya Adam. "Saya suka kak." Santy mengangguk. "Emmm, enak." Santy memakan burger.

"Entah kenapa makanan yang di munculkan kak Adam selalu lezat dan enak." Kata Santy. "dia lebih ceria dari pada kemarin." Gumam Adam kemudian berkata. "Nanti siang kamu ingin makan apa." Tanya Adam. "Pizza kak. Apa kakak bisa memunculkan pizza." Balas Santy. "Bisa." Adam mengangguk. "Kak Adam memang terbaik." Santy tersenyum kemudian memakan burger.

10 Menit kemudian Adam dan Santy telah selesai makan dan keluar dari rumah. "Kita akan pergi kemana kak." tanya Santy. "Kota Malang." Balas Adam berjalan menuju motor. "Grrr." "Kak ada zombie." teriak Santy melihat beberapa zombie yang berjalan ke arahnya. "Hanya zombie biasa." Adam mengambil pistol di sakunya kemudian menembaki zombie. "Duar." "Duar."

Tidak lama kemudian Adam telah membunuh beberapa zombie. "Ayo naik." Kata Adam menaiki motor. "Baik kak." Santy mengangguk kemudian naik motor dan memeluk Adam. "Bruum." Adam menarik gas dan pergi.

Beberapa menit setelah pergi, Adam melihat seekor gorila hitam sebesar 3 meter yang berada di tengah jalan. "Ini mengingatkanku saat pertama kali melawan gorila." Adam menghentikan motornya kemudian melihat smartphone di tangannya dan membuka aplikasi shop.

Adam turun dari motor kemudian membeli satu bazoka seharga 20 coin. Sebuah bazoka muncul di depan Adam. Santy terkejut melihat sebuah bazoka yang muncul di depan Adam. "Huu huuu." Gorila melihat ke arah Adam dan memukul-mukul dadanya. "Selamat tinggal." "Busshh." Adam menarik platuk bazoka.

"Booom!!." Rocket meledak saat mengenai badan gorila. "Ahhhh." Santy berteriak saat terkena hembusan angin. "Apa gorila itu mati kak." tanya Santy melihat asap ledakan yang belum menghilang. "Gorila itu pasti mati." balas Adam.

Setelah asap ledakan menghilang. Adam dan Santy melihat gorila tergeletak di tanah dengan kehilangan setengah badannya. "Kamu sungguh luar biasa kak." Santy melihat Adam dengan kagum. "Jika dulu saat bertemu gorilla aku langsung membeli bazoka. Mungkin aku tidak akan koma dan tulang rusukku tidak patah." Adam tersenyum kecut meningat kenangan saat dirinya jatuh koma dan di rawat oleh pak Edi.

"Sigh, aku teringat lagi dengan pak Edi." Adam menghela nafas. "Ayo kita pergi." kata Adam menaiki motor. "Baik kak." Santy menaiki motor kemudian memeluk Adam. "Bruum." Adam menari gas dan pergi.

4 Jam kemudian Adam tiba di kota Malang. "Ayo kita bersitirahat di rumah itu." Kata Adam melihat rumah mewah. Adam turun dari motor kemudian membuka gerbang. Adam berjalan ke arah pintu di ikuti Santy. "Pintu di kunci." Kata Adam kemudian mendobrak pintu. "Bruaakk." Adam menendang pintu.

Saat pintu terbuka Adam tiba-tiba berteriak. "Menghindar." Adam membuat Santy menghindar kesamping. "Wussshhh." Adam melihat seekor kucing berukuran 80 cm melewati Santy dengan cepat.

"Ahhh. Kucing." Santy terkejut melihat kucing sebesar 80 com. "Grrr." Adam melihat 4 ekor kucing sebesar 80 cm di dalam rumah, yang melihatnya dengan tatapan permusuhan. "Sepertinya pemilik rumah ini sangat menyukai kucing." gumam Adam kemudian mengambil dua pisau dari saku celananya.

"Berdiri di belakangku Santy." Kata Adam melihat 5 kucing. 1 kucing di luar rumah dan 4 kucing di dalam rumah. "Baik kak." Santy mengangguk dan berdiri di belakang Adam. "Grrr." 5 kucing melesat kea rah Adam secara bersamaan. "Cari mati." "Slasshh." "Slasshh." "Arrghh." Adam berhasil menebas dua kucing. Namun ketiga kucing mencakar tubuhnya.

"Berengsek, sudah lama aku tidak terluka melawan hewan mutasi." Adam melihat dua kucing yang terkena tebasannya perlahan berdiri. "Mati." Adam mengambil pistol dan menembak dua kucing di lantai. "Duarr." "Duaar." "Meoww." Ketiga kucing ketakutan melihat teman mereka mati dan berlari menjauh.

ChaosWhere stories live. Discover now