Bagian 36 Serangan Zombie

1.5K 169 2
                                    

"Bunga, dia Pak Edi yang aku ceritakan padamu." Kata Adam melihat Edi yang makan mie instan. "Halo pak Edi, saya Bunga." Bunga tersenyum mengenalkan dirinya. "Kamu gadis yang cantik, Adam beruntung memilikimu." Edi tersenyum. "Hehe, terimakasih atas pujiannya pak Edi." Bunga tersenyum.

"Adam kamu ingin makan apa." Tanya Bunga yang membuka lemari es. "Buatkan telur goreng saja." Adam tersenyum. "Baiklah. Aku buatkan." Kata Bunga. "Adam, dia seperti istri kecilmu." Edi menepuk bahu Adam. Adam tersenyum kecut mendengar kata Edi.

"Adam, Kakek." Intan berlari menuju dapur. "Ada apa." Tanya Edi. "Lihatlah diluar." Kata Intan gugup. Adam dan Edi yang penasaran menuju ruang depan. Bunga juga berhenti memasak dan ikut menuju ruang depan.

"Ini." Adam terkejut saat mengintip dari jendela, ratusan zombie sedang berkumpul di depan rumahnya. "Bagaimana bisa semua zombie berkumpul disini, bahkan saat aku kemari hanya menemui 2 zombie." Kata Bunga yang terkejut setelah mengintip.

"Woar." Adam dan lainnya melihat zombie setinggi 3 meter lebih berjalan ke arah rumah Doni, kemudian semua zombie memberinya jalan. "Mereka memberinya jalan." Intan terkejut. "Ini sangat persis seperti film resident evil." Kata Adam. Bunga, Edi dan Intan terdiam mendengar kata Adam.

"Bruak." Adam melihat zombie setinggi 3 meter menghancurkan pintu rumah Doni, kemudian semua zombie masuk ke dalam rumah. "Ahh, mereka masuk ke dalam rumah Ratih." Bunga terkejut. "Adam setidaknya jumlah zombie melebihi seratus dan ada 2 zombie evolusi." Kata Edi menunjuk zombie berkulit biru yang melompat masuk ke dalam rumah Doni.

"Salah, setidaknya tiga zombie. Apa kamu tidak melihat zombie yang diam itu." Adam menunjuk zombie berkulit putih yang sedang berdiri sendiri. Seakan tahu bahwa dirinya diamati, zombie melirik ke arah Adam dan tersenyum menunjukan giginya yang penuh darah.

"Hiiiiks." Adam, Bunga, Edi dan Intan merinding setelah melihat zombie yang tersenyum ke arah mereka. "Ayo kita lari, zombie itu berbahaya." Adam berkata dengan gugup. Melihat dirinya di abaikan, Adam terkejut saat melihat Bunga, Edi dan Intan yang seluruh badannya basah dengan keringat. "Apa ini yang dinamakan serangan mental." Adam mulai gugup kemudian mulai menepuk bahu Bunga, Edi dan Intan.

"Ayo lari." teriak Adam. "Ahh." Mereka bertiga tersadar kemudian mengangguk. "Tidak perlu bawa apa-apa. Ayo lari lewat pintu belakang." Kata Adam melihat Intan yang ingin berkemas. "Ahhhh." Adam mendengar suara teriakan. "Sial, ayo lari." Adam menarik tangan Bunga kemudian berlari diikuti Edi dan Intan.

"Adam lihat." Badan bunga gemetar melihat beberapa zombie yang berkumpul. "woar." "Ahhh." Bunga menjerit. "Jangan panik, aku akan menghadapi mereka." Adam menarik pedang katana yang tergantung di punggungnya kemudian menghunus kepala zombie. "Slasshh." "Kalian bukan tandinganku." "Slasshh." "Slasshh." Adam dengan mudahnya membunuh beberapa zombie.

"Ayo lari." Kata Adam menarik tangan Bunga diikuti Edi dan Intan. "Adam beberapa zombie mengikuti kita." Kata Edi melihat beberapa zombie sedang mengikutinya. "Abaikan saja dan fokus berlari, jika zombie itu mendekat aku akan membunuh mereka." Kata Adam dengan serius.

"Adam di depan ada zombie." Kata Bunga panik melihat beberapa zombie di depannya. "Aku tahu." Adam berlari kemudian menebas zombie. "Crash, crash." "Ayo." Kata Adam terengah-engah setelah membunuh zombie.

ChaosDonde viven las historias. Descúbrelo ahora