Bagian 56 Berpisah

1.1K 145 2
                                    

"Tidak, dia guru yang mengajarku waktu sekolah dulu." Balas Adam. "Oh, jadi begitu. Menurutku kalian tidak pantas untuk jadi sepasang kekasih." Kata Aurel. Adam hanya tersenyum kecut mendengar kata Aurel. "Apa kamu ingin minum." Kata Adam menawarkan air yang masih tersisa setengah. "Terimakasih, tapi aku tidak haus." Aurel tersenyum.

"Apa kalian tidak kekurangan makanan." Tanya Adam. "Tidak, persediaan kami cukup untuk beberapa bulan kedepan." Aurel tersenyum. Adam sangat terkejut mendengar kata Aurel. "Benar, aku lupa bahwa ini pabrik." Adam tersenyum.

Aurel dan Adam mulai mengobrol. "Perjuanganmu dalam beberapa hari terakhir pasti sangat sulit, dilihat seberapa banyak luka ditubuhmu." Aurel melihat banyak luka dan perban di tubuh Adam. "Benar, jika aku tidak bisa bela diri aku pasti mati." balas Adam. Aurel terdiam mendengar kata Adam.

"Berapa banyak manusia evolusi yang tinggal disini, dan apa kamu juga manusia evolusi." Tanya Adam. "Ada 5 manusia evolusi disini, termasuk diriku." Balas Aurel tersenyum. "Apa zombie tidak pernah menyerang pabrik ini." Kata Adam penasaran. "Hehe, zombie tidak akan berani menyerang pabrik ini. Kita berlima sudah pernah membunuh zombie yang berevolusi dan puluhan zombie biasa." Aurel berkata penuh percaya diri.

Mendengar balasan Aurel Adam bergumam. "Zombie itu pasti pintar, jadi dia berhati-hati dan tidak ingin menyerang. Jika tidak ada kesempatan menang." Adam mengingat zombie berkulit putih yang tersenyum padanya.

Beberapa jam telah berlalu Adam melihat langit sudah mulai gelap. "Adam ini bagianmu." Edo memberi Adam sepiring makanan dan segelas air. "Terimakasih." Kata Adam mengambil makanan dan segelas air yang diberikan Edo. "Makan, agar kamu cepat sembuh." Kata Edo. "Nasi dan Mie, mengingatkanku saat masih kos." Gumam Adam melihat nasi dan mie instan di piring, kemudian mulai makan.

Tidak lama kemudian Adam melihat Novi berjalan ke arahnya bersama Samsuri. "Adam kudengar dari Novi selain memiliki pedang, kamu mempunyai pistol." Kata Samsuri kepada Adam. "Benar, aku mempunyai pistol memangnya kenapa." Adam menatap Samsuri.

"Aku cuma ingin melihat seperti apa pistolmu." Samsuri tersenyum. "Aku ingin buang air kecil." Adam berjalan pergi mengabaikan Novi dan Samsuri yang masih berdiri tertegun. "Maaf, aku tidak tau jika responnya seperti itu." Kata Novi kepada Samsuri. "Tidak masalah." Balas Samsuri melihat Adam pergi dengan mata menyipit.

Adam berjalan ke gerbang, dan menemui dua pria yang berjaga. "Kamu mau pergi kemana." Tanya kedua pria. "Aku ingin pergi mencari sesuatu. Jadi buka gerbangnya." Kata Adam. "Ini sudah malam, kenapa tidak pergi besok saja." Balas salah satu pria. "Cukup buka gerbangnya saja." Balas Adam sekali lagi. "Baiklah, jika itu maumu." Kata salah satu pria kemudian membuka gerbang.

Adam kemudian berjalan keluar gerbang. Setelah cukup jauh dari pabrik Adam menghela nafas. "Aku tidak menyangka Novi memberi tahu Samsuri jika aku mempunyai pistol." Kata Adam. "Novi masih terlalu naïf, dia tidak tahu seberapa dalam hati manusia. Terlebih lagi dunia telah menjadi kacau. Manusia akan mengeluarkan sifat asli mereka." Kata Adam.

"Aku tidak tahu seperti apa sifat samsuri, namun Novi telah mengecewakanku. Jika salah satu dari seseorang di pabrik adalah seorang polisi, dan dia tahu aku mempunyai pistol. Aku akan menemui masalah, apalagi jika dia seorang evolusi." Kata Adam dengan ekspresi serius. Adam melirik ke arah pabrik dan bergumam. "Novi semoga kamu sadar atas apa yang kamu lakukan."

ChaosWhere stories live. Discover now