Bagian 125 Istirahat

116 19 0
                                    

20 Menit kemudian Adam dan Santy telah selesai makan dan berada di kamar tidur. "Kak, apa kamu memiliki kekasih." Tanya Santy yang berbaring di samping Adam. "Tidak punya." Balas Adam berbohong.

"Apa kakak tertarik dengan perempuan yang lebih muda." Tanya Santy. Adam melihat Santy yang memiliki wajah putih serta hidung mancung lalu berkata. "Benar, aku tertarik dengan perempuan muda. Apalagi perempuan secantik dirimu." Wajah Santy memerah saat Adam merayunya.

"Kak, kamu menyukai wanita berambut panjang atau pendek." Tanya Santy. "Rambut pendek sebahu, tapi rambut panjang juga tidak masalah." balas Adam. Santy melihat rambutnya dan berkata. "Baiklah kak, ayo tidur." Santy memejamkan matanya. Adam melihat Santy kemudian memejamkan matanya juga.

4 Jam kemudian Adam terbangun dan melihat Santy yang masih tertidur. Adam turun dari kasur dan membuka pintu. "Kak, kamu mau kemana." Tanya Santy melihat Adam. "Mandi, apa kamu mau ikut." Balas Adam bercanda. "Aku ikut." Balas Santy. "Apa kamu serius ingin mandi bersama." Tanya Adam. "Tidak, kakak akan menjagaku di luar kamar mandi." Santy tertawa. "Dasar." Adam tersenyum.

30 Menit kemudian Adam yang duduk di luar kamar mandi melihat Santy keluar. "Apa kamu memotong rambutmu." Tanya Adam melihat rambut sebahu Santy. "Benar kak, aku memotong rambutku. Bukankah kakak menyukai perempuan berambut pendek." Santy tersenyum.

"Kak. Aku akan memberikan sebuah hadiah. Jadi tutup matamu." Kata Santy melihat Adam. "Baiklah." Adam menutup matanya. Santy melihat Adam dengan tersipu kemudian mencium bibirnya. "Itu hadiah terimakasihku kak." Santy berlari. Adam membuka matanya dan berkata. "Dasar anak kecil." Adam tersenyum kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Saat ini Santy berbaring di kasur dan berkata. "Ahh, aku mencium kak Adam." Santy menutup wajahnya dengan bantal. "Setelah ini aku akan sangat malu melihat wajah kak Adam." Santy berguling-guling. "Tapi apakah gadis sepertiku pantas dengan kak Adam yang tampan dan sangat kuat. Aku hanyalah perempuan biasa." Santy menghela nafas.

Saat ini Adam sedang berada di kamar mandi dan melihat luka-luka di tubuhnya. "Kucing sialan." Kata Adam kemudian mulai mandi. "Uuhhh." Adam merintih kesakitan. "Sepertinya aku tidak bisa mandi." Kata Adam lalu memakai pakaian.

Adam keluar dari kamar mandi dan duduk di ruang tamu. Adam melihat luka tembak di kakinya dan berkata. "Luka tembak di kakiku hampir sembuh. Namun kucing-kucing itu membuat luka lagi di kaki dan badanku." Adam menghela nafas.

2 Jam telah berlalu saat ini Adam sedang duduk di kursi dan meminum sebotol bir. "Sangat damai. Aku tidak mendengar suara zombie sama sekali." Kata Adam kemudian meminum bir. "Glek." "Glekk."

"Sssss." Adam tiba-tiba mendengar suara desisan. Adam menaruh botol bir dan berjalan ke arah jendela. Saat melihat ke luar Adam terkejut dengan yang dilihatnya. Adam melihat ular hijau sebesar mobil dan panjangnya lebih dari 15 meter.

"Sial, itu pasti ular sanca hijau yang bermutasi." Adam terkejut saat melihat ukuran tubuh ular. "Aku tidak yakin 1x tembakan peluncur rocket dapat membunuh ular ini." Adam berkeringat. "Ssss." Adam melihat ular melewati rumah yang dia tempati.

"Fiuhh. Beruntung ular itu hanya lewat." Adam mengusap keringat di dahinya. "Kak, suara apa itu barusan." Adam melihat Santy keluar dari kamar. "Tadi suara ular." balas Adam. "Ahh, apa ular itu kemari." Balas Santy. "Tidak, ular itu hanya lewat." Balas Adam. "Sepertinya aku harus membeli peluncur rocket untuk berjaga-jaga. Karena aku tidak tahu apakah ular itu akan kembali atau tidak." gumam Adam.

"Apa kamu lapar." Tanya Adam. "Aku masih belum lapar kak." Santy menggeleng. "Kalau kamu lapar bilang saja. kamu saat ini begitu kurus." Adam memegang tangan Santy. "Baik kak, jika aku lapar. Aku akan bilang padamu." Santy mengangguk.

ChaosWhere stories live. Discover now