Bagian 21 Makan Pizza

1.7K 235 5
                                    

Nama : Adam Javier

Usia : 23 tahun

Level : 4 next level (10/40) exp

Kekuatan : 6

Agility : 6

Vitalitas : 5

Stamina : 2/6

Reflek : 5

Poin : 4

"Aku level up." Adam tersenyum melihat dirinya level up. "Aku akan menambahkan 1 di kekuatan, 1 vitalitas, 1 stamina dan 1 di reflek. Reflek sangat penting saat bertarung." "Ahhh." Adam tiba-tiba menjerit.

"Meski hanya sebentar. Tersengat listrik sangat menyakitkan." Adam cemberut melihat smartphone special di tangannya. "Tidak masalah kesetrum, yang terpenting aku merasa jauh lebih kuat" Adam meloncat-loncat.

"Aku akan pulang terlebih dulu, setelah membunuh zombie aku merasa lapar." Adam memegangi perutnya, dan berjalan menuju rumahnya. Tidak lama kemudian Adam tiba di rumahnya dan duduk di ruang tamu.

Adam melihat smartphone special kemudian membuka aplikasi shop. Saat melihat berbagai makanan di aplikasi shop Adam bergumam. "1 Porsi Pizza seharga 10 coin, lebih mahal dari pada granat, dan 1kg daging sapi mentah yang seharga 1 coin. Sangat tidak masuk akal."

Adam melihat dia mempunyai 1080 coin dan berkata. "Hanya 10 coin, tidak masalah mencoba." Adam menekan Buy kemudian smartphone mengeluarkan cahaya putih. Beberapa detik kemudian sebuah kotak pizza muncul di depan Adam.

"Jika tidak enak aku akan rugi." Adam membuka kotak dan terkejut melihat pizza di dalamnya. "Baunya menggoda." Adam mengigit pizza. "Enak." Kata Adam kemudian mulai memakan pizza.

Beberapa menit kemudian Adam memegangi perutnya. "Tidak rugi aku membeli pizza seharga 10 coin. Pizza yang di jual di smartphone special, setara pizza kelas atas di dunia ini." Adam melihat kotak pizza dan berkata. "Aku akan membuang kotak ini, aku takut semut datang lagi."

Adam teringat kejadian tadi malam, kemudian membuang kotak pizza di tempat sampah di depan rumahnya. Adam melihat rumah Doni dan bergumam. "Aku akan melihat Ratih." Adam mengkunci rumahnya kemudian menuju rumah Doni.

Sebelum mengetuk pintu, Adam melihat pintu terbuka. Adam melihat Bastian membuka pintu. "Masuk kak." Kata Bastian. "Oke." Balas Adam kemudian masuk di dalam rumah.

"Apa Ratih sudah sembuh." Tanya Adam. "Lihat saja sendiri kak." Bastian tersenyum kecut. Adam merasa ada yang aneh kemudian berjalan ke arah kamar Ratih. "Ahh, Adam." Adam terkejut melihat Ratih manyapa dan berjalan ke arahnya.

"Ehh, bukannya kamu sakit Ratih." Adam melihat Ratih baik-baik saja. "Hehe, aku baik-baik saja, justru aku merasa lebih cepat." Ratih tertawa. "Maksudmu." Adam heran. "Lihatlah." Ratih tersenyum kemudian muncul di samping Adam. "Sangat cepat." Adam berkeringat melihat Ratih tiba-tiba disampingnya. "Haha, kamu berkeringat kak Adam." Ratih tertawa melihat Adam berkeringat.

ChaosWhere stories live. Discover now