Bagian 75 Bertemu Ratih

1K 121 3
                                    

"Kak Adam apa lukamu tidak sakit." Tanya Anggi saat Adam melihat luka di perut dan kedua kakinya. "Tidak, jika aku tidak terlalu banyak bergerak." Adam tersenyum. "Ahh, berarti saat kamu jalan tadi pasti kesakitan." Tanya Anggi. "Jangan terlalu khawatir, aku sudah biasa terluka." Balas Adam tersenyum.

Anggi tiba-tiba teringat saat bertemu Adam pertama kali. "Benar, saat bertemu pertama kali dengan kak Adam, badan kak Adam penuh dengan luka setelah melawan zombie. Tapi mengapa kak Adam tidak berubah menjadi zombie, meski tergigit zombie." Anggi bingung.

"Oh, mungkin imunitas di tubuhku kuat, jadi setelah terkena gigitan dan cakaran zombie. Aku tidak berubah menjadi zombie." Kata Adam mengarang alasan. "Sigh, aku juga berharap mempunyai imunitas kuat seperti kak Adam. Aku takut berubah menjadi zombie saat terkena gigitan zombie." Angga menghela nafas.

"Bila kamu tidak ingin berubah menjadi zombie, jangan sampai tergigit zombie." balas Adam. "Bicara memang mudah kak, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan masa depan." Angga menghela nafas. Mendengar kata Angga Adam bergumam. "Benar, aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jika smartphone tiba-tiba menghilang."

"Baiklah, aku akan kembali ke kamarku." Kata Adam berjalan menuju ruangan. "Melihat Adam berjalan pergi Angga bergumam. "Kak Adam terlalu santai, bahkan menganggap kamar itu miliknya." Anggi tersenyum mendengar kata Angga.

Keesokan harinya Adam sedang berdiri di luar rumah bersama Merry dan kedua saudara kembar. "Kak Adam, Mengapa tidak pergi besok saja, luka-lukamu masih belum sembuh." Tanya Anggi. "Oh, meski lukaku belum sembuh. Aku tidak masalah untuk berjalan." Adam tersenyum. Dengan vitalitas mencapai 20 poin dan mengkonsumsi 2 steak daging bermutasi. Luka Adam sembuh 60% dan Adam tidak merasa sakit saat berjalan.

"Baiklah, ayo masuk ke dalam mobil. Kemudian kita akan berhenti saat menemukan supermarket." Kata Adam kemudian berjalan ke arah mobil diikuti Angga dan Anggi yang menuntun Merry.

Melihat Merry dan kedua saudara kembar telah masuk ke dalam mobil. Adam langsung menyalakan mesin mobil. "Kak, apa bahan bakar mobil masih banyak. Terlebih lagi apa kita tidak mengganti mobil saja." Tanya Angga melihat kaca depat mobil yang retak dan kaca belakang yang pecah. "Bahan bakar cukup banyak, jadi kita tidak perlu khawatir. Kita akan mengganti mobil setelah menemukan beberapa makanan di supermarket." Balas Adam kemudian mulai menyetir mobil menuju barat.

Beberapa menit kemudian Adam menghentikan mobil didepan supermarket. "Mari berharap masih ada beberapa makanan di dalam." "Aku juga berharap begitu." Angga mengangguk. "Kalian berdua tunggu disini, biar aku dan Angga yang pergi." Kata Adam kemudian turun dari mobil. "Baik." Anggi dan Merry mengangguk.

Adam dan Angga kemudian berjalan ke arah supermarket. "Adam apa itu kamu." Saat hendak masuk ke dalam supermarket, Adam mendengar seseorang memanggilnya. Adam berbalik kemudian melihat seorang perempuan yang dikenalnya. "Ratih." Kata Adam saat melihat perempuan di depannya adalah Ratih, tetangga rumahnya yang berevolusi.

"Adam aku kira kamu sudah mati." kata Ratih melihat Adam. Mendengar kata Ratih, Adam mencibir. "Aku juga mengira kamu sudah mati saat zombie evolusi menyerang rumahmu." Mendengar kata Adam, Ratih tiba-tiba mengigit bibirnya.

"Kak Adam apa kamu mengenalnya." Kata Angga saat melihat Ratih. "Dia tetanggaku." Balas Renji. "Dia manusia evolusi tipe kecepatan yang aku ceritakan." Balas Angga. "Oh, jadi manusia evolusi yang kamu temui adalah dia." Adam terkejut mendengar kata Angga.

"Apa kamu juga ingin mengambil makanan." Kata Angga melihat Ratih. "Benar." Ratih mengangguk. "Kalau begitu ayo kita ambil makanan bersama." Angga tersenyum kemudian masuk ke dalam supermarket. "Masuklah. Tapi jangan kecewa jika tidak ada beberapa makanan sama sekali di dalam." Kata Adam mencibir kemudian masuk ke dalam supermarket. "Tidak perlu disuruh pun aku akan masuk." Balas Ratih dengan dingin kemudian masuk ke dalam supermarket.

ChaosWhere stories live. Discover now