Bagian 69 Menuju Probolinggo

1K 125 1
                                    

Beberapa menit kemudian Adam telah selesai membersihkan tubuh Merry, dan duduk di samping Merry yang berbaring di ranjang. "Adam." Kata Merry. "Apa kamu lapar." Tanya Adam. "Aku tidak lapar." Merry menggeleng. "Lalu apa." Tanya Adam. "Bisakah kamu menciumku." Merry tersipu malu.

Adam tersenyum mendengar kata Merry kemudian mencium pipi Merry. Merasakan pipinya baru saja di cium oleh Adam Merry tersenyum. "Adam terimakasih atas segalanya, jika aku tidak bertemu denganmu. Mungkin aku sudah mati." Adam hanya tersenyum mendengar kata Merry.

"Adam." "Iya." "Bisakah kamu tidur disampingku dan memelukku." Kata Adam dengan malu. "Tapi badanmu terluka, bagaimana jika aku menyentuh luka kamu" balas Adam. Melihat Merry bersedih mendengar balasannya, Adam menghela nafas kemudian berbaring di samping Merry.

Merasakan Adam tidur disampingnya Merry tersenyum. Melihat Merry tersenyum Adam sekali lagi mencium pipi Merry dan berkata. "Mari tidur." "Emm." Merry mengangguk dengan bahagia.

3 hari telah berlalu, selama tiga hari Adam beristirahat untuk memulihkan luka-luka dan merawat Merry. "Bagaimana kondisimu." Kata Adam melihat Merry yang sedang duduk di kasur. "Aku hanya merasa sedikit sakit." Balas Merry. "Apa kamu bisa berjalan." Tanya Adam. Merry mengangguk kemudian turun dari kasur dan berjalan.

"Apa tidak sakit untuk berjalan." Kata Adam melihat Merry berjalan. "Jika berjalan secara pelan aku tidak merasa sakit." Balas Merry. "Bagus, kalau begitu kita akan pergi meninggalkan kota ini." balas Adam. "Ehh, kemana kita akan pergi." Tanya Merry. "Kota Probolinggo." Balas Adam.

Adam kemudian berjalan bersama Merry meninggalkan kamar. "Kak Merry, apa kamu sudah sembuh." Anggi berjalan mendekati Merry yang keluar dari kamar. Adam telah mengenalkan Angga dan Anggi kepada Merry 2 hari lalu. "Aku merasa lebih baik dari kemarin." Balas Merry tersenyum.

"Baiklah, kita akan pergi ke kota Probolinggo hari ini." Kata Adam. Kedua saudara kembar mengangguk, Mereka berdua sudah diberitahu oleh Adam beberapa hari lalu jika akan pergi ke kota Probolinggo setelah kondisi Merry membaik. Angga dan Anggi juga setuju untuk meninggalkan kota Lumajang bersama Adam.

"Apa kamu tidak membawa barang sama sekali Adam." Angga bingung melihat Adam dan Merry tidak membawa persediaan sama sekali. Angga hanya melihat Adam membawa sebuah pedang yang tergantung di punggungnya. "Tidak." Balas Adam dengan singkat. Angga tersenyum kecut mendengar balasan singkat Adam.

Beberapa menit kemudian Adam, Merry dan kedua saudara kembar pergi meninggalkan rumah yang mereka tempati. "Pertama-tama ayo kita cari mobil terlebih dulu." Kata Adam. "Adam Apa kita akan mencuri." Tanya Merry di samping Adam. "Tidak, kita hanya meminjam mobil tanpa sepengetahuan pemiliknya." Balas Adam. Merry dan kedua saudara kembar bengong mendengar balasan Adam.

Tiga puluh menit kemudian Adam akhirnya menemukan sebuah mobil sedan. "Akhirnya kita menemukan mobil yang bisa kita pakai." Adam tersenyum saat menghidupkan mesin mobil. Mendengar kata Adam, Angga dan Anggi tersenyum kecut.

Beberapa waktu lalu mereka telah menemukan banyak mobil yang bisa dipakai. Namun Adam menolak untuk mengendarai mobil, karena mobil terlalu jelek. "Dia terlalu pilih-pilih. Tapi mengendarai mobil bagus juga menyenangkan." Gumam Angga dengan pelan, melihat mobil Bmw di depannya.

"Ayo masuk." Kata Adam setelah memanaskan mesin mobil. Angga kemudian duduk di kursi depan bersama Adam, sementara Anggi dan Merry duduk di kursi belakang. "Pakai sabuk pengaman kalian, perjalanan kita pasti tidak akan mulus." Kata Adam mengenakan sabuk pengaman kemudian menyetir mobil.

ChaosHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin