Sharma Kabur

21.5K 2.4K 87
                                    

Guys, hari ini Sely lagi luang banget. Makanya bisa nulis banyak. Hehehehe, episode kali ini hampir 2000 kata Guys. Bayangin, biasanya Sely nulis paling banyak 1400 kata per-episode. Ini 2000 Guys. Di tambah nanti Sely mau up satu episode lagi. Gimana? Seneng gak? Senang lah. Kan Sely pengen kalian bahagia Guys. Ini sebagai ucapan terima kasih Sely atas dukungan kalian semua guys. Semoga suka.

Karena Permaisuri tidak mau membuka pintu untuknya, akhirnya Kaisar memutuskan untuk kembali ke istana pribadinya. Entah mengapa sekarang ia tidak ingin terlalu membujuk Permaisuri Thanu. Menurutnya Permaisuri Thanu terlalu berlebihan dalam cemburu. Lagi pula, jika Kaisar benar-benar menyentuh para Selirnya, apakah itu salah? Mereka harus memiliki pewaris tahta, tapi Permaisuri sudah tidak diperbolehkan mengandung lagi. Apakah ada jalan lain selain memiliki keturunan dari para Selirnya?

Permaisuri Thanu adalah teman masa kecilnya. Dia adalah wanita yang dulu ia selamatkan di tengah hutan perbatasan Alrancus dan Chaulus. Pada saat itu ia berusia 13 tahun ....

"Tolong ...."

Pangeran Ariga mempertajam pendengarannya. Anak panah yang tinggal melesat ke arah hewan buruan diturunkan begitu saja. Mata Pangeran Ariga memperhatikan sekeliling. Ada suara kecil yang meminta tolong padanya.

"To ... long ...."

Lagi-lagi suara itu terdengar samar. Pangeran Ariga berusaha keras menemukan sumber suara itu. "Siapa di sana?" Pangeran Ariga turun dari kudanya.

Srek

Pangeran Ariga langsung menoleh ke arah suara. Di sana ada semak yang bergerak-gerak pelan. Tanpa berpikir panjang, Pangeran Ariga langsung menghampiri semak belukar itu. Tangan kanannya tetap siap siaga memegang pedang pemberian almarhum ayahnya.

Mata datar Pangeran Ariga terlihat terkejut melihat seorang gadis kecil dengan tubuh penuh luka. Wajahnya penuh darah dan gadis kecil itu terlihat lemah. Ia yakin gadis ini bukan jelmaan hantu ataupun siluman, gadis ini diserang oleh seseorang dan bersembunyi di semak-semak.

"Kau siapa?" Gadis itu ketakutan.

"Tenanglah. Aku bukan orang jahat." Pangeran Ariga jongkok di depan gadis itu dan memeriksa kondisi tubuhnya. "Kau terluka parah. Aku akan membawamu ke istana." Pangeran Ariga melepaskan sabuk kainnya kemudian melilitkannya ke lengan gadis itu yang terluka parah.

Gadis kecil itu malah menangis. "I-ibuku, ayahku ... Kakakku ...."

Pangeran Ariga meletakkan pedangnya di tanah kemudian berniat menggendong gadis kecil itu. "Jangan pikirkan yang lain. Kau harus diobati segera."

Namun baru akan mengangkat gadis kecil itu, Pangeran Ariga mendengar suara kaki kuda. Matanya yang memiliki penglihatan tajam bisa melihat sekelompok pria dengan jubah hitam dan penutup kepala sedang menunggang kuda. Pangeran Ariga dapat memastikan pria-pria itulah yang menyerang gadis kecil ini. Tapi untuk apa?

"Kau tunggu di sini. Aku akan mengusir mereka." Pangeran Ariga melepaskan gadis itu kemudian mengambil pedangnya.

"Hei! Kalian siapa?" Walaupun Pangeran Ariga masih berusia 13 tahun, namun auranya sudah luar biasa menakutkan saat ia menggertak.

Kelompok pria itu tahu bahwa yang menghadang mereka adalah Pangeran Negeri Alrancus. Jika Pangerannya ada di sini, berarti tak jauh dari sini ada banyak prajurit Alrancus dan Kaisar sementara. Mereka pun memilih melarikan diri dari pada harus repot-repot menghadapi bocah kecil yang berdiri dengan gagah di depan mereka.

Setelah kelompok itu pergi, Pangeran Ariga kembali ke gadis kecil, namun sayang, gadis itu sudah tidak ada di sana, entah kemana ia. Pangeran Ariga mencari gadis itu hingga menjelang malam. Namun sampai malam pun ia tidak dapat menemukan gadis itu. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke tenda perburuan milik perdana menteri yang menjabat sebagai Kaisar sementara.

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now