Hamba dan Anak Hamba

20.5K 2.4K 129
                                    

Kaisar menutup buku yang sejak tadi ia baca. Buku Phoenix, buku yang pernah Sharma baca akan tetapi gadis itu tidak menyelesaikannya. Setelah membaca buku sampai akhir, Kaisar baru mengetahui bahwa buku tersebut tidak menyelesaikan ceritanya. Ia tidak tahu akhir dari kisah Phoenix putih dan penyihir itu. Dan kini Kaisar baru tahu bahwa penyihir dalam cerita tersebut adalah Amora.

Akan tetapi, ada sesuatu yang mengganjal. Cerita awal Phoenix putih bertemu dengan penyihir putih sangat mirip dengan kisah pertemuannya dengan Permaisuri Thanu. Sedangkan dengan Sharma, ia tidak pernah bertemu sebelumnya. Dan seingatnya, ia belum pernah menyelamatkan Sharma. Yang ada tak jarang ia membiarkan Sharma terluka.

"Mengapa ini sangat membingungkan?" Entah mengapa ia menjadi ragu dengan Sharma. Ia malah jadi berpikir, mungkin Permaisuri Thanu lah yang sebenarnya adalah Amora. Namun kembali lagi ia mengingat ucapan peramal. Tak mungkin peramal itu salah. Peramal mengatakan bahwa pengasuh Amora adalah Ajoz. Itu berarti Sharma memang benar-benar Amora. Dan tak lupa ia pernah menyaksikan cahaya biru yang keluar dari tubuh Sharma.

"Ah, aku harus mencari tahu lagi." Kemudian Kaisar meletakkan buku Phoenix di atas buku lainnya yang sering ia baca.

Sebelum bangkit, Kaisar merapikan jubahnya terlebih dahulu. Sekarang ia akan pergi beristirahat karena hari sudah sangat malam. Tadi ia tidak sempat beristirahat karena begitu pulang dari hutan Istana, ia langsung masuk ke ruang baca untuk menuntaskan rasa penasarannya pada buku dongeng yang ternyata adalah cerita legenda.

Peramal itu mengatakan bahwa ia memiliki satu buku dongeng yang pernah ia baca ketika kecil. Peramal itu memberitahu bahwa buku itu bukan buku sembarang dongeng. Buku itu dapat membantunya membuka sebuah kebohongan besar dalam hidup Kaisar. Oleh sebab itu ia sangat penasaran.

* * * *

Sebulan berlalu dengan cepat. Tidak banyak yang berubah dari setiap manusia yang menghuni bumi. Kaisar tetap pada tanggung jawabnya, pejabat kerajaan masih tetap menjalankan tugasnya, dan Sharma masih tetap dengan hobinya yang merusuh di sana-sini.

Akan tetapi ada hal yang tidak berjalan seperti biasanya. Biasanya setiap kali Sharma merusuh, Kaisar akan datang untuk memeriksa, akan tetapi sekarang berbeda, Kaisar tidak pernah menemui Sharma lagi walaupun Erlanh melaporkan kerusuhan Sharma.

Terkadang Sharma sengaja membuat kerusuhan besar untuk memancing kedatangan Kaisar. Jujur saja Sharma merindukan kehadiran Kaisar ditengah-tengah kerusuhannya. Ia rindu saat Kaisar memperingatinya dengan tegas dan dingin bak ayah yang sedang memarahi anaknya. Ia sangat senang bersikap seperti anak kecil di depan Kaisar. Akan tetapi sekarang berbeda. Entah mengapa Kaisar tidak pernah menemuinya ataupun menghentikan kerusuhan yang ia buat. Apakah ia pernah membuat suatu kesalahan besar?

Dan hari ini, Sharma membuat kerusuhan baru. Ini adalah usaha terakhirnya untuk memancing kedatangan Kaisar. Jika Kaisar tidak datang juga, maka ia tidak peduli lagi.

"Selir Sharma, hamba mohon jangan begini!" Seorang penjaga berlarian di belakang istana Selir karena Sharma mengejarnya.

"Aaaaa ... ayolah, aku ingin main tarik tambang. Kemarilah." Sharma terus mengejar penjaga itu.

Pagi ini Sharma ingin main tarik tambang dengan beberapa penjaga. Namun sayang tidak ada yang mau menjadi teman bermainnya. Jangan tanyakan soal Wenari dan Nora, kedua orang itu hanya bisa melarangnya saja. Karena tidak ada yang mau, terpaksa Sharma menyeret satu persatu penjaga lalu mengumpulkannya dengan cara diikat bersama-sama di pohon besar. Sekarang ia perlu satu pemain lagi, akan tetapi penjaga yang satu ini malah berlari.

"Maaf Selir Sharma, hamba tidak bisa. Yang Mulia akan murka." Penjaga itu memiliki daya tahan yang bagus sehingga ia masih sanggup berlari lagi.

"Tidak akan, Yang Mulia tidak peduli," jawab Sharma dengan nada kesal karena ia memang kesal pada Kaisar yang benar-benar tidak pernah menemui dirinya lagi.

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now