Azoch Yang Sebenarnya

15.4K 2K 101
                                    

Sharma tidak bisa tidur malam ini. Ia terus memikirkan Haikal yang Kaisar curigai sebagai orang yang telah menulis surat misterius. Anehnya Kaisar tak mau menunjukkan surat tersebut. Entah apa isi surat tersebut, Sharma sangat penasaran.

Sharma menoleh ke samping. Di sampingnya ada Kaisar yang sedang memejamkan mata. Kaisar baru saja memejamkan mata satu jam lalu. Kaisar tidur larut malam karena membicarakan sesuatu dengan Ajoz sampai larut malam.

Aku sangat penasaran. Sebenarnya apa isi surat itu?

Pelan-pelan Sharma bangun kemudian menyingkap selimut. Dengan hati-hati Sharma turun dari ranjang dan berjalan keluar. Setelah berhasil keluar, Sharma langsung menuju ruang kerja Kaisar. Dari kejauhan ia bisa melihat dua penjaga sedang berdiri di depan pintu tanpa kenal lelah.

Huh, untuk malam ini aku memberikan bonus pada kalian. Kalian harus tidur agar bisa istirahat. Berterima kasihlah padaku setelah ini.

Sharma menghembus telapak tangan yang ditujukan pada kedua penjaga itu. Satu detik kemudian para penjaga itu langsung terbaring di lantai.

Sharma malah terkikik. Seandainya aku bisa leluasa menggunakan kekuatanku di istana, pasti aku sudah bisa mengerjai semua orang sesuka hatiku.

Tanpa ingin membuang waktu, Sharma berjalan hati-hati dan masuk ke ruang Kaisar. Begitu sudah sampai di dalam, Sharma malah menggaruk kepala. Ia tidak tahu di mana Kaisar meletakkan surat misterius tersebut dan ia kebingungan harus mencari dari mana. Di atas meja Kaisar terdapat banyak buku dan kertas-kertas.

"Apa ada mantra untuk mencari kertas?" Sharma menggaruk pangkal hidungnya sekarang. "Mana mungkin ada."

Saat menggaruk pangkal hidung, tak sengaja mata Sharma melihat selembar kertas yang diselipkan di dalam buku tebal. Kertas tersebut sepertinya diselipkan dengan sangat terburu-buru sehingga tidak rapi dan terlihat dari luar. Sharma mengambil kertas tersebut dengan hati-hati.

Sharma mengamati surat tersebut. Sepertinya inilah yang dimaksud Kaisar dengan surat misterius. Surat ini seperti telah ditulis beberapa tahun silam karena tintanya sudah mulai pudar dan kertasnya sangat lusuh. Sharma pun membacanya.

Aku terima tawaranmu. Dengan kerjasama ini kita sama-sama mencapai tujuan yang diinginkan. Kau bisa menghancurkan Alrancus, disisi lain aku bisa menghancurkan Ariga dan bisa mendapatkan gadis itu. Aku akan memberikan anak buah setiaku padamu. Jalankan tugasmu dengan baik. Aku akan membuat penghalang aura agar penyamaran kalian tidak terbongkar. Hancurkan Alrancus dari dalam. Misi : 1. Buat kekacauan di perbatasan agar fokus Ariga terpecah. 2. Bunuh Ibu Ratu. Jika itu sudah selesai, temui aku di hutan perbatasan Xululun. Jalan kita akan mudah jika dua rencana itu sudah berhasil.

Mata Sharma membulat. Ia mengenali tulisan ini. Tulisan tangan ini sangat mirip dengan tulisan tangan Haikal. Dulu ia sering membaca catatan resep obat milik Haikal di saat sedang menemani Haikal membuat obat.

"Jadi memang Haikal?" Sharma meletakkan kertas tersebut ke dalam buku seperti semula. "Siapa Haikal sebenarnya? Dia memberikan aku buah Sraca untuk apa?"

* * * *

Sesosok bayangan melesat dengan cepat di hutan gelap gulita. Namun tiba-tiba sebuah pedang melesat cepat, menancap di batang pohon dan menghalangi jalan sosok itu. Beruntung sosok itu sudah lebih dulu menghentikan gerakannya. Jika tidak, maka lehernya akan terpenggal. Sosok itu menoleh ke arah datangnya pedang. Ia sudah tahu siapa itu. Siapa lagi yang memiliki pedang bayangan merah jika bukan Azoch.

Benar saja, tak jauh dari sana ada Azoch yang berdiri sambil menatap tajam. Azoch mengangkat tangannya kemudian pedang bayangan itu kembali ke tangannya.

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now