Buka Segel Kaisar, Buka Segel Sharma

23.4K 2.4K 48
                                    


Kaisar berbalik untuk melihat Sharma yang masih ada di atas tempat tidur. Gadis itu memasang wajah berbinar seperti anak kecil yang meminta mainan pada orangtuanya.

Kaisar meletakkan cangkir di atas meja, hausnya tiba-tiba hilang. Ia berdiri di tempat sambil terus menatap ke arah Sharma. "Apa yang kau pikirkan?"

Sharma menopang wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Hanya ingin seorang anak agar nanti hamba bisa memiliki teman bermain jika Yang Mulia menghabiskan waktu dengan nenek lampir itu."

"Aku bisa menjadi teman bermainmu. Tidak perlu seorang anak," jawab Kaisar kemudian membersihkan sisa air yang mengenai jubahnya.

Sharma bangkit dari tempat tidur kemudian menghampiri Kaisar yang berdiri dengan tegap. Begitu posisi mereka sudah berhadapan, Sharma meletakkan telapak tangannya di dada Kiasar. Ia harus mendongak karena tubuh Kaisar sangat tinggi. Sedangkan Kaisar harus menunduk karena Sharma benar-benar pendek.

"Apakah Yang Mulia tidak ingin kekuatan Yang Mulia terbuka?" tanya Sharma dengan nada yang menggoda. Siapapun pasti akan merinding jika mendengarnya.

"Apa yang kau pikirkan tentang 'membuat anak'? Apakah kau tahu bagaimana prosesnya?" tanya Kaisar dengan mata yang mulai berkabut gelap.

Sharma memaksakan sebuah senyuman manis saat jantungnya berdegup tak karuan. Dari telapak tangannya yang ia tempelkan di dada Kaisar, ia bisa merasakan degup jantung Kaisar yang mulai cepat. "Hamba bukan anak kecil, Yang Mulia. Walaupun tubuh hamba pendek dan kecil, tapi hamba ini sudah berusia 22 tahun."

Terlihat jelas Kaisar menghela nafas kasar kemudian menggeleng. "Tidak," jawab Kaisar. "Jika kau berniat melakukan itu hanya karena ingin membuka segel kekuatanku. Aku tidak akan mau."

Kemudian Kaisar beralih memegang kedua bahu Sharma. "Sharma, kegadisanmu sangat berharga. Kau telah menjaganya. Mana mungkin aku mengambilnya hanya karena kekuatan. Bukankah aku akan menjadi brengsek?"

Sharma menatap mata Kaisar. "Kalau begitu lakukan karena cinta."

Kaisar diam tak menjawab. Mata keduanya saling mengunci setelah Sharma mengucapkan itu. Beberapa detik kemudian tatapan Kaisar berubah menjadi lembut. Tangan Kaisar beralih pada pipi Sharma yang merona. "Baiklah."

Mata Sharma mengisyaratkan rasa terkejut. Apa yang dikatakan Kaisar? Baiklah? Setelah ia mengatakan 'lakukanlah karena cinta', Kaisar langsung mengatakan baiklah. Apakah itu tandanya Kaisar mencintai dirinya? Apakah itu benar?

Kaisar menyelipkan anak rambut Sharma yang sedikit menutupi wajahnya. "Aku akan melakukannya dengan cinta."

Sharma masih mematung. Tidak percaya Kaisar bisa berbicara selembut ini padanya. "Yang Mulia," panggil Sharma.

Kaisar maju sehingga Sharma mundur ke arah ranjang. "Hm?"

"Yang Mulia tidak terpaksa?" tanya Sharma. Jangan sampai dirinya hanya dirinya yang menginginkan ini semua.

Kaisar menggeleng. "Aku tidak terpaksa. Sebenarnya aku juga ingin, hanya saja sejak kemarin kau mengatakan untuk kekuatan. Aku tidak mau kita melakukannya karena alasan lain."

Sharma membelalakan matanya ketika kakinya sudah menyentuh ujung ranjang.
Kaisar mengecup kening Sharma kemudian mendorong Sharma untuk berbaring. Setelah Sharma berbaring, Kaisar kembali menatap Sharma dengan dalam. Tangannya mulai menarik gelang-gelang yang Sharma kenakan tadi malam.

Jantung Sharma berdegup dengan sangat kencang. Ia benar-benar gugup.
"Jangan gugup seperti itu. Wajahmu menjadi pucat," ucap Kaisar sambil terkekeh. "Kalungkan lenganmu pada leherku," pinta Kaisar dan Sharma langsung menurut. Setelah itu Kaisar menurunkan kepalanya.

Cup.

(Masih lanjut tapi ada iklan dulu Guys.)

Aduh, Sely tutup mata aja deh. Sely tuh sayang banget sama kakak-kakak semua. Sely gak mau bikin kakak berdosa karena membaca cerita 21+. Sely juga gak mau buat dosa jariyah. Sely gak mau membuat otak para pembaca jadi keruh. Maka dari itu mari kita baca cerita yang positif aja ya. Semoga kalian semua tetap suka ya Guys. Cerita itu kan gak dilihat dari adegan sesuatunya, melainkan alur ceritanya. Yang penting Sekarang Sharma dan Kaisar sedang ber-romantis ria. Kaisar itu aslinya romantis kok Guys. Sweet banget orangnya. Jadi tenang, malam ini Sharma diperlakukan dengan sangat romantis. Semoga hasil malam ini bisa jadi dedek bayi segera ya Guys.

"Kau siapa?" Pangeran Ariga mundur saat laki-laki berjubah hitam mendekat padanya. Ia baru akan kembali ke istana setelah seharian ini berlatih di akademi militer istana. Tiba-tiba saja ia dihadang oleh laki-laki berjubah hitam dan berambut putih.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, Pangeran. Nanti kau akan tahu sendiri siapa namaku," ucap laki-laki itu yang wajahnya tertutup penutup jubah. Jika dilihat dari postur dan suaranya, sepertinya laki-laki di depannya itu hampir seumuran dengan dirinya.

Laki-laki itu berjalan semakin dekat. "Ucapkan selamat tinggal pada kekuatan dan juga indera keenammu, Pangeran."

Belum sempat Pangeran Ariga menyerang, laki-laki itu sudah lebih dulu menyerang dengan kekuatannya sehingga Pangeran Ariga terjatuh ke dalam danau hijau. Laki-laki itu juga ikut menyusulnya masuk ke dalam danau.

Walaupun di dalam air danau yang gelap, penglihatan Pangeran Ariga bukanlah penglihatan yang sembarangan. Dengan jelas ia bisa melihat laki-laki berjubah hitam itu memegang bahunya kemudian mengarahkan telapak tangan ke depan matanya. Tiba-tiba muncul cahaya merah dari telapak tangan pria itu. Cahaya itu begitu menyilaukan mata. Setelahnya Pangeran Ariga merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Pada akhirnya Pangeran Ariga tak sadarkan diri.

Kaisar Ariga terjaga dari tidurnya kemudian langsung duduk. Keringat dingin telah membasahi seluruh tubuhnya. Ia yakin yang tadi ia lihat bukanlah mimpi. Itu semua adalah kenyataan. Bayangan itu adalah bayangan yang ia lupakan. Bayangan itu sempat ia ingat sekilas saat dulu tak sengaja menyentuh darah dari luka Sharma.

"Hoaaam .... Eh? Yang Mulia? Ada apa?" Sharma ikut terbangun karena Kaisar yang bangun tiba-tiba.

Kaisar menoleh pada Sharma yang masih berbaring dan bersembunyi di balik selimut. "Aku mengingat sesuatu yang pernah aku lupakan."

Mata mengantuk Sharma langsung berbinar. "Wah, apa jangan-jangan kekuatan Yang Mulia sudah pulih?"

Kaisar menggeleng. "Aku tidak tahu pasti. Yang jelas, aku mengingat sesuatu yang sangat penting. Dan itu kronologi tentang bagaimana bisa kekuatanku tersegel."

"Apakah Yang Mulia ingin menemui paman Ajoz untuk menanyakan hal ini?" Sharma hendak bangkit tapi ditahan oleh Kaisar.

"Ya, tapi tidak sekarang. Sekarang lebih baik kita kembali tidur." Kaisar kembali membaringkan diri di samping Sharma dan kembali memakai selimut untuk menutupi tubuh bagian atas yang tak mengenakan apa-apa. Kemudian Kaisar memeluk Sharma.

"Tidur yang nyenyak. Esok pagi adalah hari yang indah."

Masih ada satu lagi ya Guys.

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now