Sharma Hilang

20.1K 2.5K 6
                                    

Tiga hari berlalu, Kaisar dan Pangeran Giler akhirnya kembali ke istana. Kaisar sudah bertemu dengan kepala keluarga Azhumi. Ternyata maksud keluarga Azhumi dan tentara Chaulus ingin masuk ke daerah Alrancus adalah menjemput anak keluarga Azhumi yang baru ditemukan beberapa hari lalu oleh prajurit Alrancus di perbatasan.

Kaisar tidak menyerahkan anak keluarga Azhumi dengan mudah. Siapa yang tahu bahwa mungkin sebenarnya anak itu adalah mata-mata Chaulus. Setelah diselidiki dua hari, terbukti anak itu adalah anak biasa. Akhirnya Kaisar menyerahkan anak tersebut pada keluarga Azhumi. Setelah urusan di perbatasan Utara selesai, Kaisar kembali ke istana.

Kini Kaisar sedang berjalan menuju istana Permaisuri. Setelah beristirahat sebentar di istananya, ia berniat mengunjungi Permaisuri untuk mengetahui apakah Permaisurinya itu masih marah atau tidak.

Belum sampai di istana Permaisuri, mata Kaisar melihat dua pelayan pribadi Sharma tengah mondar-mandir di depan pintu kamar Sharma. Kaisar penasaran, apakah Selir lincahnya itu telah membuat keonaran lagi? Mengingat ini sudah tiga hari kepergiannya, mungkin saja Selirnya itu sudah membuat banyak keributan.

"Hormat hamba, Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus." Wenari dan Nora memberikan hormat begitu Kaisar berdiri di depan mereka.

Kaisar mengangguk saja. Tiba-tiba kening Kaisar mengerut begitu melihat Wenari menunduk sangat dalam seperti orang yang sangat ketakutan. "Mana Selir Sharma?" tanya Kaisar.

Terlihat Wenari lebih tegang.

"Ada apa? Kau berani menyembunyikan sesuatu dariku?" Kini suara Kaisar benar-benar tegas seperti menginterogasi seorang penyusup.

Wenari langsung bersimpuh di depan Kiasar sambil terus meminta maaf. "Ampun, Yang Mulia. Hamba tidak akan berani berbohong pada Yang Mulia. Nona Sharma, Nona Sharma meminta hamba melakukan ini. Jika tidak, maka hamba akan dilaporkan pada tuan Ader."

"Bicara dengan jelas!" Kaisar tidak memiliki kesabaran. Ia tidak suka berbelit-belit. Yang ia butuhkan penjelaskan di mana Sharma, bukan pembelaan pelayan ini.

"Selir Sharma pergi ke desa Teh untuk menemui pamannya, Yang Mulia. Dia pergi sendiri. Hamba diperintahkan untuk menyembunyikan ini dari siapapun. Selir Sharma berkata dia tidak akan lama, hanya beberapa jam saja. Tapi ini sudah tiga hari berlalu, nona Sharma sama sekali tidak ada kabar."

Aura kelam tiba-tiba membuat Wenari dan Nora menggigil ketakutan. Mereka berdua akhirnya bersimpuh dan terus meminta pengampunan.

"Mengapa kalian tidak melaporkan ini pada Erlanh! Bodoh!" Kaisar membentak dua pelayan pribadi Sharma. Setelah itu Kaisar pergi menuju istana pribadinya. Tujuan utama untuk bertemu Permaisuri telah ia lupakan. Sekarang yang terpenting adalah mencari Sharma. Kemungkinan besar Sharma telah menghilang di tengah jalan.

* * * *

"Hormat hamba, Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus." Pria berjubah hitam membungkuk hormat pada Kaisar yang sedang duduk di bawah pohon di pinggir sungai.

Kaisar dan rombongannya, yakni Pangeran Giler dan Erlanh beserta pasukan kecilnya sedang beristirahat. Mereka sudah menggeledah hutan menuju arah desa Teh. Sampai saat ini mereka belum menemukan ciri-ciri keberadaan Selir ke-enam.

"Mengapa lama sekali?" tanya Kaisar dengan nada dinginnya.

Azoch membungkuk lagi. "Pesan yang Anda kirim baru datang, Yang Mulia."

Kaisar berdiri diikuti Pangeran Giler dan Erlanh. Semalaman mereka tidak tidur karena terus mencari Sharma. Kini posisi mereka sudah mendekati perbatasan timur laut. Jika yang hilang bukanlah Sharma, mungkin Kaisar bisa memaklumi keterlambatan Azoch. Perbatasan Utara sangat berjauhan dengan perbatasan Selatan. Seharusnya Kaisar bisa memaklumi itu. Akan tetapi ini Sharma, gadis lincah yang sejak awal selalu mencuri fokus Kaisar.

"Mana peliharaanmu?" tanya Kaisar tanpa melihat ke arah Azoch.

Azoch menengadah, mengangkat satu tangannya, kemudian memanggil nama Amerta. Tak lama kemudian seekor burung elang hitam pekat terbang ke arahnya dan bertengger di bahu kiri Azoch. "Yang Mulia, sebenarnya Amerta lah yang hamba perintahkan untuk memata-matai Selir Sharma. Hamba yakin Amerta tahu persis keberadaan Selir Sharma."

Sejak Kaisar memerintahkan Azoch menyelidiki kejadian yang menimpa Sharma, Azoch sudah memerintahkan Amerta mengikuti kemanapun Sharma pergi, sebab itulah Azoch jadi sering terlambat menyelesaikan tugas karena dirinya tidak dibantu oleh Amerta.

"Amerta, ceritakan semuanya!" perintah Azoch.

Erlanh dan Pangeran Giler cukup aneh dengan keberadaan elang hitam yang diajak bicara oleh Azoch. Mereka baru tahu kalau Azoch memiliki elang hitam seperti itu. Azoch memang misterius, wajar banyak hal yang tidak mereka ketahui tentang mata-mata Kaisar yang satu ini. Walaupun ingin bertanya, namun mereka memilih diam. Yang terpenting Azoch dan elangnya bisa membantu mereka mencari Sharma.

Suasana menjadi hening ketika tidak ada satupun yang berbicara. Azoch hanya menatap mata Amerta yang juga menatapnya. Sedangkan Kaisar, Erlanh, dan Pangeran Giler memperhatikan interaksi antara majikan dan peliharaannya.

Selesai membaca informasi dari Amerta, Azoch membungkuk kemudian menjelaskan. "Selir Sharma masuk ke kereta kuda pembawa barang."

"Pantas saja barang itu berantakan," ucap Pangeran Giler pelan namun dapat didengar oleh semua.

"Begitu sampai di perbatasan Utara, Selir Sharma turun dan berlari ke arah jalan menuju desa Teh. Saat malam tiba, sesosok bayangan hitam datang kemudian mewujud jadi seorang pria. Tak lama kemudian terjadi pertarungan dan Selir Sharma terluka cukup parah."

Kaisar mengepalkan tangannya. Sharma terluka parah? Lalu di mana gadis itu berada dalam keadaan luka parah? Ia menjadi sangat khawatir.

"Namun, tiba-tiba ada seseorang yang tiba-tiba berlari cepat dan menyelamatkan Selir Sharma. Amerta tidak tahu orang itu siapa. Inderanya tidak sanggup menembus penyamaran orang tersebut. Setelah itu, orang tersebut membawa Selir Sharma pergi dengan cepat, bahkan Amerta pun tak sanggup mengejar. Saat itulah Amerta kehilangan jejak. Dia tidak lagi mencium keberadaan Selir Sharma," jelas Azoch yang lumayan terkejut juga dengan informasi yang disampaikan oleh Amerta.

Kaisar berdiri tegak. Semua orang langsung menunduk. "Azoch, perintahkan Amerta mencari sosok hitam itu. Sosok itu sudah sangat meresahkan. Sekarang kita pergi langsung ke desa Teh. Aku harap Sharma masih baik-baik saja dan sudah tiba di sana."

Kaisar tidak ingin berpikiran buruk. Ia harap seseorang yang menyelamatkan Sharma membawa Sharma ke desa Teh dan melindungi nya.

Tenang, masih ada satu episode lagi👍

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now