Cara Mengalahkan Haikal

12.5K 1.6K 39
                                    

Peramal Ramon mengucapkan mantra kemudian meniupkannya pada air yang ada di dalam kendi besar. Ajoz, Azoch, Ader, dan Erlanh menunggu air berubah. Ya, setelah menerima laporan dari Erlanh kemarin, Ajoz langsung mencari Ader. Ader menceritakan semuanya dan akhirnya mereka semua mencari peramal Ramon. Di sana mereka bertemu dengan Azoch yang sedang dinetralisir. Ternyata Azoch sudah terkena sihir Raja Iblis. Jika Raja Iblis terluka, maka Azoch akan merasakan sakitnya juga. Oleh sebab itulah Azoch tak bisa melawan Raja Iblis.
Kini mereka sedang mencari tahu keberadaan Kaisar dan apa yang terjadi pada Kaisar.

"Ah, mengapa tak berhasil?" Ramon menggaruk kepalanya. Ia bingung mengapa air kendi tak memberikan gambaran apapun.

"Ada apa, Tuan?" tanya Ajoz.

Ramon menoleh. "Aku sudah tua, sepertinya mantraku sudah terlalu jadul."

Ajoz langsung menatap tajam. "Jangan bercanda, Tuan. Mana ada mantra yang ketinggalan zaman. Cepat coba sekali lagi."

Ramon menghela nafas. Padahal usianya jauh lebih tua dari Ajoz, namun pria tua itu berani menatapnya seperti itu. "Ya ya ya, aku akan berusaha."

Akhirnya setelah sekali lagi dicoba, air di dalam kendi yang tadinya tenang mulai bergejolak. Saat gejolak air mulai kembali tenang, mulai terlihat gambaran yang mereka inginkan.

"Siapa itu?" tanya Erlanh terkejut setengah mati. Ia tidak pernah tahu bahwa ada ilmu seperti ini di dunia ini.

Semua orang juga terkejut. Mereka melihat Kaisar sedang diserang habis-habisan oleh sosok monster besar yang sangat menyeramkan. Dan mereka juga terkejut melihat Kaisar Ariga memiliki sayap dan memiliki burung Phoenix putih di sisi kanan dan kiri.

"Dan Kaisar memiliki sayap?" ucap Ader.

"Sepertinya Kaisar telah seratus persen menguasai kekuatan Phoenix, dan malam ini adalah kebangkitan Phoenix, oleh sebab itu Kaisar bisa memiliki kekuatan berkali-kali lipat," ucap Ramon menjelaskan.

"Tapi mereka ada di mana? Semuanya penuh dengan api," ucap Azoch bingung. Di hutan sekitar tidak ada kebakaran sebesar itu. Lagi pula suasananya sangat berbeda dari biasanya.

"Kaisar sedang berada di hutan hitam, di alam iblis. Dan Monster iblis itu adalah Haikal. Menurut sejarah yang pernah terjadi, seharusnya yang masuk ke alam iblis adalah Amora. Pada saat itu Amora benar-benar memporak-porandakan suku Iblis. Suku iblis biasa mati, namun iblis yang memiliki kekuatan super hanya akan mati setelah 100 tahun hidup. Namun kali ini berbeda dan aku pun tak tahu mengapa. Sepertinya ada jalan takdir yang berubah kali ini," ucap Ramon.

"Hanya bisa mati setelah 100 tahun hidup? Berarti bagaimanapun Kaisar melukai Haikal, Haikal tidak akan mati?" tanya Ajoz yang terkejut.

Ramon mengangguk. "Benar. Hanya ada satu cara untuk melumpuhkan Haikal."

"Apa itu?" tanya Azoch.

"Menyegelnya di sungai suci," ucap Ramon. "Tapi Kaisar membutuhkan kekuatan yang lebih besar lagi."

"Apakah aku bisa membantu. Aku adalah Phoenix merah. Aku pasti bisa bekerjasama dengan Kaisar," ucap Azoch.

Ramon menggeleng. "Tidak bisa. Kelemahanmu sudah diketahui oleh Haikal. Jika kau melawan Haikal, itu sama saja bunuh diri."

Azoch malah menjadi cemas. "Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membantu Kaisar?"

Ramon menatap Azoch. "Menyerahkan seluruh kekuatanmu pada Kaisar Ariga. Namun setelah itu kau hanya akan menjadi manusia biasa. Apakah kau bersedia?"

Mendengar itu Azoch langsung mempertimbangkan. Jika ia melepas seluruh kekuatannya, itu artinya ia tidak akan menjadi manusia biasa dan kemungkinan ia tidak akan menjadi mata-mata lagi. Akan tetapi jika ia tidak melakukan itu, maka Kaisar akan dalam bahaya. Tidak hanya Kaisar saja, melainkan semua manusia. Jika Raja Iblis menang, sudah pasti Raja Iblis akan meraja lela.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengorbankan diri. Ia masih bisa hidup tanpa kekuatan apapun. "Baiklah."

Ajoz menoleh cepat. "Apakah kau yakin?"

Azoch mengangguk. "Seratus persen yakin."

Ramon menoleh pada Ajoz. "Namun masih ada satu yang perlu kita lakukan?"

"Apa itu?" tanya Ajoz.

"Yang bisa memasukkan Raja Iblis ke dalam sungai suci hanyalah Amora. Sungai suci memiliki segel yang hanya bisa dibuka oleh Amora saja. Kita perlu Sharma untuk ini. Kaisar Ariga, setelah kekuatannya ditambah, Kaisar akan membawa keluar Raja Iblis itu dari dunia iblis. Kaisar akan memancing Raja Iblis untuk masuk ke daerah gunung perbatasan Timur Chaulus. Di sana ada aliran sungai suci. Begitu sampai di sana, Sharma akan membuka segel sungai suci. Jika sudah terbuka, Kaisar Ariga harus membuat Haikal masuk ke dalam sungai lalu menyegelnya dengan rantai suci. Setelah itu, Raja Iblis tidak akan bisa keluar sampai usianya seratus tahun dan akhirnya mati."

Penjelasan Ramon sangat mudah dimengerti. Itu rencana yang sangat bagus. Akan tetapi praktek tak semudah teori. Mereka khawatir akan terjadi sesuatu sehingga rencana mereka yang tersusun rapi bisa gagal total. Namun tidak ada pilihan lain selain rencana tersebut. Ya dari pada tidak sama sekali.

"Baiklah," ucap Ajoz.

Ader langsung menoleh pada Ajoz. "Tapi Paman, Kaisar telah berpesan agar Sharma dijaga dengan baik. Azoch juga mengatakan bahwa jangan sampai Sharma bertemu dengan Haikal. Jika itu terjadi, Haikal bisa dengan mudah mempengaruhi Sharma karena di dalam tubuh Sharma sudah ada mantra yang berupa buah itu."

Ajoz menggeleng. "Tidak ada pilihan lain. Ini memang sangat beresiko, akan tetapi apakah kita akan membiarkan Raja Iblis menang? Tenanglah, ada aku yang seorang pengasuh Amora. Aku akan menjaga Amora saat Amora berhadapan dengan Haikal."

Ramon mengangguk. "Benar. Kita tidak bisa membuang waktu dengan berdiskusi. Aku khawatir Kaisar akan terluka terlebih dahulu sebelum kita memulai rencana kita. Kita harus mengambil resiko demi banyak nyawa orang yang tak bersalah."

Ramon langsung bangkit dari duduknya dan memanggil Azoch. "Cepatlah kemari, Azoch. Kita akan memulai ritualnya. Dan kau, Ajoz. Cepat bawa Sharma kemari. Erlanh dan Ader, pantau terus pertarungan Kaisar dan Haikal. Jika terjadi sesuatu, segera lapor padaku."

Semuanya mengangguk dan langsung melaksanakan tugas masing-masing.
Sedangkan di istana Alrancus, Sharma masih tak ingin makan. Ia terus bertanya-tanya mengapa Kaisar tak kunjung pulang. Sharma juga merasa tak tenang karena mendapatkan firasat buruk.

"Nona, sudah dua hari Nona tidak makan. Bagaimana jika nanti, Nona sakit?" Wenari dan Nora sudah hampir putus asa setiap waktu membujuk Sharma untuk makan. Mereka berjanji, setelah ini mereka akan memohon pada Kaisar agar tidak meninggalkan Sharma lagi. Oh kasihan sekali nona mereka.

"Aku tidak peduli. Aku sangat merindukan Kaisar." Sharma sudah menangis. Ia begitu merindukan Kaisar. Entah bawaan hamil atau memang karena ia yang bucin, yang jelas ia merasa sangat merindukan Kaisar.

Sharma yang sedang duduk di depan teras tak sengaja melihat seorang pelayan dengan perut buncit menghampiri seorang penjaga. Penjaga itu langsung memeluk pelayan itu dengan pelukan rindu. Hati Sharma langsung terenyuh. Pasti mereka adalah pasangan suami istri namun harus sering terpisah karena pekerjaan mereka masing-masing.

Ya ampun, pasti istri-istri penjaga itu semua merasakan apa yang aku rasakan. Kasihan sekali mereka. Huaaa.

Sharma berdiri diikuti oleh Wenari dan Nora.

"Ada apa, Nona?"

Sharma tak menjawab dan malah berjalan menghampiri satu orang penjaga.

Hayo kira-kira rencana mereka bakal berhasil gak, Guys? Dan kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Sharma?

Kaisar & Sang AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang