Drama di Malam Pengangkatan Permaisuri

16.4K 1.9K 89
                                    

Akhirnya hari pengangkatan Permaisuri pun tiba. Seluruh istana disibukkan dengan persiapan pesta yang diadakan sangat meriah. Pesta pengangkatan Permaisuri kali ini jauh lebih meriah dari sebelum-sebelumnya. Dan katanya, akan ada kejutan dari Kaisar. Entah apa itu, hal itu masih menjadi rahasia dan sangat dinanti-nantikan oleh semua orang.

Di kamar, Sharma sedang dirias oleh penata rias terbaik Alrancus. Sharma memakai gaun yang sangat elegan dan mewah. Rambut Sharma yang biasanya diurai, kini digelung rapi serta dihiasi perhiasan yang mewah. Sejak dirias, Sharma terus tersenyum. Tampak sekali Sharma sedang dalam suasana hati yang baik.

"Calon Permaisuri, Anda sudah sangat anggun dan cantik dengan penampilan seperti ini. Hamba harap Anda akan bersikap anggun agar riasan Anda tak akan acak-acakan lagi," ucap penata rias itu sambil tersenyum manis.

Sharma mengangguk saja. Sejujurnya ia tak begitu mendengarkan pesan dari juru riasnya. Fokusnya hanya pada cermin yang memantulkan bayangannya. Ia terlihat sangat cantik malam ini.

Tok tok tok.

"Nona, apakah sudah siap? Yang Mulia Kaisar sudah menunggu." Terdengar suara Nora.

"Ya sudah siap!" Saking senangnya, Sharma tak bisa mengontrol suaranya. Penata rias itu sampai menutup telinga mendengar suara Sharma yang sangat nyaring. Baru beberapa detik lalu diingatkan, namun sepertinya pesannya tadi tidak akan diindahkan oleh calon Permaisuri yang satu ini.

"Aku sudah boleh keluar, kan?" tanya Sharma pada penata rias.

Penata rias tersenyum sambil mengangguk. "Silahkan."

Sharma langsung berdiri, menjinjing sedikit gaunnya, kemudian berlari kecil keluar dari kamar pribadinya. Ia sudah sangat tidak sabar untuk memamerkan kecantikannya pada Kaisar. Pintu pun dibuka.

"Mana Kaisar?" tanya Sharma begitu melihat Wenari dan Nora sudah menunggu di depan pintu kamarnya.

Wenari dan Nora menganga takjub dengan penampilan Sharma. Sungguh, Sharma benar-benar cantik berkali-kali lipat. Inilah Sharma yang asli jika didandani dengan benar. "Anda sangat cantik, Nona," puji Wenari dan Nora secara bersamaan.

Sharma langsung tersenyum bangga. Jujur itu sedikit mengesalkan. "Apakah kalian baru menyadari bahwa aku sangat cantik?"

Wenari dan Nora langsung tersenyum. "Anda sangat cantik sejak dulu, namun dengan riasan seperti ini, kecantikan Anda jadi terpancar maksimal."

Sharma tertawa keras, hilang sudah keanggunannya. "Kalian selalu bisa mengambil hatiku. Sudahlah cepat antar aku bertemu dengan Yang Mulia. Aku sudah tak sabar memperlihatkan kecantikanku."

Wenari dan Nora mengangguk. "Baik, Nona. Mari."

Sharma pun dituntut pelan oleh kedua pelayanannya. Wenari dan Nora memperlakukan Sharma dengan sangat hati-hati. Gaun yang Sharma kenakan sangat lebar dan panjang, sehingga ujungnya harus dijinjing. Ditambah lagi Sharma yang mengenakan sepatu hak tinggi.

Begitu sampai di ruang utama Istana Pribadi Kaisar, Sharma melihat Kaisar sedang berdiri di dekat pintu utama bersama Erlanh. Posisi Kaisar sedang menghadap keluar sehingga membelakangi Sharma.

"Yang Mulia!"

Bagai dislow motion, Kaisar berbalik perlahan sehingga jubah emasnya bergoyang dengan anggun, dan di saat yang bersamaan, Sharma melepaskan diri dari dua pelayannya.

Dalam imajinasi Sharma, lagu romantis sedang diputar, dan Sharma berlari dengan anggun serta penuh pesona ke arah Kaisar. Dan Kaisar sendiri ternganga karena terpesona. Dalam khayalan Sharma, ia bagaikan putri dongeng yang sedang berlari ke arah pangeran tampan, menunggu naik ke atas kuda poni terbang. Tapi ....

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now