9. Rumah Sakit

147 79 107
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys 🤗
.
.
.

Pagi pun tiba, sudah dua hari ini Rayyanka tak kunjung membuka mata nya setelah mendapat donor darah dari Selvie. Baru semalam sekitar jam 11.57 ia siuman, membuat Dokter Larry menyarankan agar Rayyanka tidak terlalu banyak pikiran dan menjaga pola makan nya

Seperti saat ini, setelah selesai sarapan dan minum obat Ray meminta agar diizinkan pergi ke taman rumah sakit dengan alasan menenangkan pikiran

Sebenarnya Dokter Larry belum mengizinkan Rayyanka untuk keluar dari ruangan nya namun apa boleh buat, sikap keras kepala nya membuat orang disekitar nya hanya bisa pasrah

"Tinggal kan Ray disini uncle," Ucap nya memandang lurus kedepan, menatap segerombolan anak kecil yang tengah bermain bola

"Tapi.."

"Please, Ray butuh me time," Dengan berat hati akhir nya Dokter Larry mengalah, meninggalkan Ray seorang diri ditaman rumah sakit dengan kursi roda dan selang infus yang masih menancap di tangan putih nya

Entah apa yang pemuda itu pikirkan, sudah puluhan bahkan ribuan kali ia menyarankan agar Ray tidak terlalu memikirkan hal hal yang membuat fisik nya drop. Namun itu mustahil, karna pemuda satu ini adalah tipe orang pemikir atau kadang overthinking

Sementara Ray masih diam ditempat, hingga beberapa saat pikiran pikiran itu terus berkecamuk dikepala nya

"Woi tiang listrik berjalan, sini loe, gue mau bicara 4 mata!"

"Gue mau loe jelasin ke orang orang suruhan loe untuk nggak cari masalah sama gue apalagi sampai melibatkan pihak berwajib dalam urusan kita ini! Bukan gue takut tapi gue nggak pernah suka berurusan dengan OKB kayak keluarga elu itu contoh nya"

"Gue rasa masalah tempo hari itu selesai disini dan yaa, semoga kita tidak akan pernah bertemu kembali"

Perkataan gadis yang ia temui lusa malam setelah check up berhasil membuat sarang di otak nya.

Amarah, makian, bahkan suara bentakan itupun terasa deja vu. Rasa nya ia sering mendapatkan perlakuan seperti itu namun ia tak dapat mengingat kapan dimana dan bagaimana hal itu terjadi

🕊RADICA🕊


"Duuh, ini kenapa jadi merindukan kasih sayang nya Kak Asga sie?"

Yaa saat ini ia masih nyaman berada dibawah selimut tebal nya, kemarin niat nya untuk menjenguk Farah pun terbatalkan

Dan hari ini ia bertekat. Apapun alasan nya apapun keadaan nya ia harus menemui Asga!

Eh, maksud nya Farah

Tapiiii... Bukan kah dirumah sakit itu juga ada BMT syariah? Bagaimana jika ia bertemu dengan nya lagi? Ahh mengapa kedua nya harus berada dirumah sakit yang sama padahal dikota ini ada banyak bahkan ada beberapa rumah sakit yang mendapat gelar terbaik

Memikirkan semua itu membuat kepala nya sakit. Ia meraih handphone nya yang berada dibawah bantal, membuka apk berwarna hijau, siapa tahu Asga sudah membalas chat nya semalam

"Ck, dodol! Udah tau nggak dinotice masih aja ngarep. Dasar gue"

Ia mengigit selimut nya sekeras mungkin melampiaskan kekesalan nya sembari berguling guling didalam selimut, tanpa sadar tubuh kini tubuhnya sudah berada dipinggir ranjang 

Brukh!!

"Jatuh bangun aku mengejarmu, namun dirimu tak mau mengerti, ku bawakan sebungkus ubi namun kau meminta mekdi, yasudah aku balek kampoouungg~ "

RADICAWhere stories live. Discover now