10. Waktu Yang Panjang

97 76 109
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys 🤗
.
.
.

Seorang ibu ibu memakai daster berwarna biru  berjalan tergesa gesa dari lantai 1 ke lantai 5, jangan lupakan roll rambut yang ia gunakan dibagian poni dan koyo cabe yang terpasang dikedua pelipisnya

Tok tok tok!!!

Suara gedoran pintu menggema hingga keseluruh bangunan  membuat tetangga sekitar buru buru keluar dari kamar mereka masing masing dan menemukan sang pemilik wisma yang berdiri didepan kamar nomor 307 sembari menenteng sapu ijuk ditangan kirinya

"Ada apa lagi lah mak? Malem malem gedor gedor pintu, aku nak tidur pun jadi susah"

"Diem kamu cok! Saya nggak ada urusan sama kamu!" Pria gembul yang akrab dipanggil Ucok itu pun hanya bisa pasrah dan menutup kedua telinganya dengan kedua tangan

"Caca... Keluar kamu! Saya tahu kamu ada didalem, nggak usah menghindar lagi," Suara gedoran pintu terus terdengar disusul teriakan serta umpatan dari sang pemilik wisma

"Nyari siapa Mak Tin?"

Perempuan yang akrab dipanggil Mak Tin membalikkan tubuh dan mendapati seseorang yang sedari tadi ia cari. Tanpa pikir panjang tangan kanannya langsung menyambar telinga gadis yang tengah menenteng 2 bungkus martabak asin dan 1 bungkus martabak manis

"Kemana aja haa? Dicariin dari tadi nggak nongol nongol, nggak tahu apa saya capek teriakin nama kamu terus?"

"Aduh aduh mak, sakit telinga Caca jangan dijewer!" Ia mengusap usap telinganya yang terasa sakit, jeweran Mak Tin tidak bisa dianggap sepele. Bukan melebih lebihkan, namun jika tadi ia tidak berontak bisa saja telinganya terlepas dan... Ah sudah lah tidak perlu dibahas

"Napa sih mak, dateng dateng bukannya bawain makanan ini malah marah marah," Gerutunya

Lagi dan lagi Mak Tin kembali menjewer telinga Caca tapi kali ini lebih kencang dari sebelumnya, membuat sang empu kembali meringis setelah Mak Tin puas menyiksa dirinya didepan umum

"Jangan pura pura lupa! Pokoknya mau nggak mau malem ini kamu angkat kaki dari wisma saya sebelum saya lapor ke satpam karna kamu belum bayar uang sewa selama 4 bulan full!!" Ucap Mak Tin diakhiri dentuman keras yang berasal dari gagang sapu yang ia gunakan untuk memukul pintu

"Allahhu akbar," Kaget orang orang yang berada disana

"CEPET KELUAR DARI WISMA SAYA DASAR ANAK NGGAK TAU DIRI!"

Caca terlihat membuka tas punggungnya dan mengeluarkan sebuah amplop tebal lalu menghitung beberapa lembar uang kertas

"Nih mak, Caca bayar tunggakannya," Jedanya

"Dan ini, buat 3 bulan kedepan. Cash, no ribet ribet, no teriak teriak didepan kamar Caca" Kuping gue udah panas denger teriakan calon calon penghuni jahanam (Lanjutnya dalam hati)

"Dapet duit dari mana kamu, jagan bilang habis jual diri,"  Sinis Mak Tin menghitung uang yang Caca berikan

Dasar mak lampir minta gue jejelin besi panas

Menarik napas dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan, menampilkan senyum terbaik dihadapan semua orang.

"Jika harus memilih salah satu dari keduanya maka, lebih baik Caca jadi dukun santet buat bunuh orang dan dapet duit dari pada harus jual diri dan berakhir hamil diluar nikah"

Skakmart!!

Mak Tin hanya bisa mengepalkan tangan kuat kuat kala dirinya merasa tersindir akibat gadis tengil dihadapan nya ini

RADICAWhere stories live. Discover now