22. Welcome to Jogja

33 16 26
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys 🤗
.
.
.

"Mas.. Mas, bangun udah sampai. MAS"

Pemuda ini nampak mengerjapkan mata nya beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang begitu menyilaukan.

"Ini dimana?"

"Kita udah sampai Jogja. Sekarang bayar ongkos nya," Ucap kernet bus menadahkan tangan

"Haah, ongkos apa?" Bingung nya

"Ya ongkos buat naik bus lah mas, masa ongkos buat oprasi plastik. Bisa jadi oppa oppa kernet saya nanti"

"R-ray nggak ada uang," Ucap nya lirih

"Kalau nggak ada uang ngapain naik bus to mas?!!" Geram si kernet "Pokok nya saya nggak mau tau, mas nya harus bayar 230 ribu kalau nggak orang orang yang dibawah sana bakal gebukin mas nya sampai nggak berbentuk"

Ancaman dari kernet bus sukses membuat Ray takut. Bagaimana ini niat nya hanya mengikuti anak perempuan yang menyuruh nya untuk menaiki bus, lalu kemana pergi nya anak itu? Kenapa dia meninggalkan Ray sendirian disini?

"AYO CEPET BAYAR!!" Ray tersentak seumur umur baru kali ini ada orang yang membentak nya. Seingat nya gitu

Ray mengecek seluruh saku nya, ia hanya menemukan permen tusuk bemberian Caca. Tidak mungkinkan ia akan membayar ongkos bus dengan permen tusuk?

"R-ray cuma ada permen i-ini, ng-ngak ada lebih," Ucap nya gugup

Sang kernet bus itu nampak memperhatikan pemuda dihadapan nya dari atas kebawah. Jika dilihat lihat pemuda ini memiliki kulit yang putih bersih, wajah yang tampan, serta sebuah kalung emas putih berbentuk salib

"Kalung nya bagus, asli emas nggak itu?" Sebisa mungkin Ray menutupi dada bidang nya, memang sudah menjadi kebiasaan nya melepas beberapa kancing baju nya saat merasa panas

"J-jangan ini punya papa," Sedikit demi sedikit Ray berjalan mundur, berpegangan pada kursi kursi penumpang yang telah kosong

Hap!!

Secepat kilat Ray berlari sejauh jauh nya dari kejaran kernet bus dan orang orang nya. Ray berkelok kelok dari satu kios ke kios lain demi mengelabuhi mereka. Rasa deja vu kembali  menyeruak, membuat Ray terus menggelengkan kepala nya agar rasa pusing yang mendominasi segera mereda.

"Buset, itu anak lari nya cepet banget," Ucap salah satu diantara mereka. Kita panggil saja preman 1

"Kita kalah gesit karna faktor u," Ucap preman 2 memegangi kedua lutut nya yang terasa kaku

"Nggak mungkin, saya yakin anak itu masih ada di sekitaran sini cuma lagi ngumpet aja. Cari cari,  enak aja naik bus nggak mau bayar," Perintah kernet bus membuat kedua preman langsung membongkar kios kios milik pedagang

Dirasa preman 2 mulai mendekati area persembunyian nya, Ray memegang kalung salib nya erat erat sembari menutup mata nya 'Cacaaa... Tolongin Ray'

Srettt

"Kalian ngapain disitu, mau maling ya," Ucap seorang pedagang yang merasa dagangan nya akan dicuri

"MALING MALING TOLONG ADA MALING!!!" Beberapa orang yang mendengar teriakan minta tolong langsung keluar dan mengejar kedua preman serta seorang kernet bus menjauh dari sana

"Ada ada aja kelakuan preman pasar, untung jualan saya nggak ada yang dicuri," Ucap ibu ibu pemilik kios

"Sabar ya Bu Isa, emang preman preman itu kurang kerjaan bisa nya cuma jadi beban istri," Jawab pemilik kios sebrang

RADICAWhere stories live. Discover now