28. Sebuah Kabar

29 4 0
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys
.
.
.

Pesta Darrent dan Althan semalam digelar sangat megah nan mewah, banyak tamu undangan yang terpukau dengan dekorasi maupun hidangan perjamuan yang mereka rasakan. Setelah acara barbequean selesai ternyata masih banyak serangkaian acara yang cukup menghibur, tak ayal berkat pesta yang diselenggarakan oleh Darrent dan Althan membuat pertemanan antar pemuda dan pemudi dari berbagai sekolah semakin akrab.

Tentu sebuah acara tidak akan lengkap tanpa ada nya dokumentasi, untuk itu sebagai humas sekaligus conten creator, Clara selalu mengabadikan setiap momen lalu mengupload ke sosial media milik nya. Entah berapa puluh gambar dan vidio yang sudah ia upload membuat para pengikut nya meminta untuk melakukan sebuah live dan memperkenalkan satu persatu teman-teman nya.

"Wah wah wah gue nggak salah denger? Omaigat ges ternyata mereka berdua baru aja jadian? Aaa so sweet"

"Eh, apa sie? Nggak kayak gitu"

"Maklum ya gaes baru official jadi wajar lah kalau masih malu-malu kucing. Lihat lihat! Temen-temen dirumah juga pada ngucapin selamat nih buat kalian berdua. Oh iya jangan lupa ya PJ nya besuk di sekolah"

"Ih udah dibilang gue-"

"Okey gaes nggak baik mengganggu orang yang baru aja official, inces nggak mau dikatain setan sama mereka. Jadi mari kita tinggalkan kedua sejoli ini dan melanjutkan untuk review bagian indor nya"

Pesta sudah berakhir sejak beberapa jam yang lalu, sebenarnya waktu berahir nya pesta tidak ditentukan hingga jam berapa, semua tamu undangan diperbolehkan pulang sesuka hati mereka. Toh hari ini juga tanggal merah, mereka bebas ingin melakukan apa saja.

"Kalian nggak mampir?"

"Enggak, tuh bocah dua udah teler berat. Bisa berabe kalau mereka ngerusuh dirumah loe," Asga melihat ke jok belakang, memperhatikan Xavier dan Pietter -yang tengah mabuk berat- saling menyender satu sama lain. Sesaat sebelum nya Reza telah memfoto kedua nya, niat jahil telah menyelubungi otak pemuda blasteran Amerika-Seoul.

Asga menggeleng pelan, ia melepas sealt beat yang melilit tubuh nya lalu bergegas keluar. Sebenarnya bukan ia tidak tau terimakasih tetapi menurutnya keputusan Reza untuk mengantarkan nya pulang sangatlah tidak efisien. Jalan pulang kerumah nya tentu tidak searah dengan rumah Reza, ditambah kondisi Xavier dan Pietter seharus nya Reza membiarkan nya pulang bersama Farellio dan Arish.

"Ga"

Asga menunduk, memperhatikan wajah Reza dari kaca jendela yang dibiarkan terbuka "Lakuin semua nya bukan karna imbal balik tapi karna hati loe"

Asga kembali menegakkan tubuh nya tanpa menjawab sepatah katapun, ia mundur beberapa langkah mempersilahkan mobil yang dinaiki ke tiga sahabat nya melaju, meninggalkan nya didepan pagar yang menjulang tinggi.

Omaigat ges ternyata mereka berdua baru aja jadian

Mereka berdua

Jadian

Entah angin panas dari mana, udara sejuk dipagi hari ini justru semakin membuat tubuh nya terasa panas.

"Sebenarnya yang panas bukan tubuh loe dan mengganggap itu cuma demam biasa tapi hati loe yang panas lihat mereka berduaan"

Asga menghembuskan napas panjang, seolah semakin panjang hembusan nya semakin ringan pula beban yang menumpuk dan bersarang di otaknya. Ia harus tetap menjadi seorang Asgavaro yang mereka kenal dengan beberapa versi. Sepertinya topeng yang Asga kenakan terlalu banyak, hingga ia tidak tahu harus mengenakan topeng yang mana lagi untuk melanjutkan kehidupan nya.

RADICAWhere stories live. Discover now