41. Rapotan

25 0 0
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys
.
.
.

Suasana koridor, kelas, tempat parkir nampak lebih ramai dari biasanya karna hari ini bertepatan dengan pengambilan raport.

"Mama udah nggak sabar lihat nilai raport kamu, semoga aja kamu bisa masuk 5 besar supaya adik papa mu itu nggak terus-terusan membandingkan kamu sama anaknya"

"Iya mama ku sayang, nggak usah diulang-ulang Luna udah paham!" Kesal Luna. Ini sudah ke-36 kalinya Okalina menuturkan kalimat yang sama dalam semalam.

"Ya gimana nggak diulang-ulang, setiap mama ngomong selalu kamu abaikan"

"Iya iya," Final Luna.

Setelah memastikan Okalina masuk ke dalam kelas untuk mengambil hasil ujiannya, Luna bergegas menuju kantin. Hanya ada beberapa orang disana, mungkin sebagian dari mereka sudah pulang dan bersiap liburan.

"Ck, anjiiirrr ps 5 gue disita bokap gara-gara nilai fisika gue anjlok"

Ketiganya berjalan menuju bangku yang sudah menjadi langganan mereka, dimana lagi kalau bukan diujung.

"Mending, lah gue suruh tidur diluar sama nyokap. Apa nggak cosplay jadi gembel dirumah sendiri," Adu Xavier menyeruput mie gorengnya.

Reza tertawa mengejek, diantara Xavier dan Pietter nilainya lah yang paling tinggi. Bahkan ia masuk top 10 siswa berprestasi "Ahhh... Enak nya habis ini gue liburan kemana yaa?? Hongkong, Taiwan, Thailand, atau Philipin?"

"Anjing anjing rezaanjing," Umpat Xavier dihadiahi juluran lidah oleh Reza.

"Inget Za, walaupun nilai loe paling tinggi diantara kita berdua tapi nilai loe masih kalah sama Rayyanka," Tutur Pietter

Reza menegakkan punggungnya, ia menoleh ke belakang, memperhatikan objek yang akan menjadi topik pembicaraannya "Buat apa dapet nilai tinggi kalau hidup nya banyak masalah? Lebih enak jadi diri sendiri, apapun masalah nya tetep haha hihi"

"Haha hihi terus yang ada lama-lama jadi gila," Jawab Xavier sembari meneguk jus apel yang ia pesan

"Lagian gue nggak habis pikir, tu anak kenapa tiba-tiba bisa jadi bego. Udah tau Rayyanka lebih milih Chintya masih aja dikejar," Tunjuk Xavier dengan dagunya.

Tidak hanya mereka bertiga tapi sebagian penghuni kantin juga memfokuskan perhatiannya pada objek yang sama. 

Pyaaarrr!!!

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan sakiti Chintya dia sama sekali tidak pernah mengganggu mu. Kenapa kamu selalu mencari masalah dengannya?"

"Percaya sama gue Ray, dia masukin sesuatu kedalam minuman loe. Dan gue yakin yang dia masukin itu racun," Jelas Caca yang sudah berlinang air mata

"Nggak Ray, dia bohong. Aku nggak mungkin mencelakai pacar aku sendiri. Apa untungnya buat aku dengan melakukan itu? Yang ada aku yang sedih kalau lihat kamu sakit," Sahut Chintya cepat, bahkan air mata yang ia keluarkan jauh lebih banyak dari Caca

"Saya percaya sama kamu," Jeda Rayyanka menolong Chintya bangkit "Saya antar kamu ke toilet dulu baru ke uks, kita obatin luka kamu disana ya"

Semua orang bungkam saat melihat Rayyanka menggendong Chintya keluar dari kantin. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi semenjak beberapa hari terakhir.

"Kita nggak bisa berbuat banyak, salah sedikit aja perusahaan ortu kita kena imbasnya," Cicit Pietter.

Tentu semua orang tau jika Rayyanka adalah pewaris tunggal keluarga Ghie, maka dari itu sebagian besar dari mereka selalu mewanti-wanti anak nya untuk tidak mencari masalah dengan Rayyanka

RADICAWhere stories live. Discover now