Lanjutan...

55 46 28
                                    

"Tuan muda sebaik nya anda masuk, ini sudah lewat sore," Ucap Dokter Varo dengan tetap menjaga jarak

"Uncle tidak melihat aku sedang bermain dengan Orion dan Orio? Pergilah aku sedang tidak ingin diganggu"

"Apakah anda marah tuan muda?" Goda Dokter Varo

"Pikirkan saja sendiri. Bagaimana bisa Caca menghabiskan waktu lebih lama bersama mama? Aku yang membawa Caca kesini seharus nya aku yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan nya. Aku masih belum mempertemukan Caca dengan Orion dan Orio, dan masih banyak rencana rencana lain yang belum ku ceklis"

Omel Ray panjang lebar justru membuat Dokter Varo tersenyum, gadis itu mampu mengeluarkan emosi yang sudah bertahun tahun tidak pernah pemuda ini tunjukkan

"Aku bisa mendengar uncle sedang menertawakan ku," Baru kali ini pemuda ini merajuk hanya karna masalah sepele.

"Kemari lah"

"Tidak mau"

"Uncle bilang kemari"

"Jika aku bilang tidak ya tidak!"

"Kemari atau uncle akan menyuntikkan racun kepada teman teman mu itu," Mau tidak mau Ray berdiri dari duduk nya dan menghampiri Dokter Varo yang bersandar di dinding

"Mengapa mengancam ku dengan cara seperti itu? Aku tidak suka diancam dan dipaksa," Ray ingin sekali menjauh namun Dokter Varo malah menahan tangan nya

"Ada apa lagi? Bukan kah aku sudah menuruti perkataan mu uncle?" Ray memutar bola mata nya malas. Rasa nya ia ingin pergi kekamar dan tidur sore

"Ohohoo, Uncle belum pernah melihat mu seemosi ini tuan muda. Rasa nya ini mengarah kepada bentuk kecemburuan dan keposesifan"

"Apa itu," Sepertinya topik kali ini cukup menarik perhatian nya

"Cemburu adalah perasaan marah saat ada orang atau sesuatu yang berinteraksi dengan hal yang Anda senangi. Hal tersebut menjadikan Anda mendominasi atau mengontrol kehidupan seseorang dengan rasa ingin memiliki secara berlebihan, itu yang dinamakan posesif"

"Jika sudah tau begitu mengapa harus dipertanyakan, membuang buang waktu saja," Ray berlalu meninggalkan Dokter Varo yang memahami perkataan nya

"Cemburu dan posesif ya. 'Jika sudah tau kenapa harus bertanya',"Pikirnya lagi

"Mungkin kah..."

🕊RADICA🕊

Jam sudah menunjukkan pukul 21.45 dan pemuda satu ini sama sekali tidak bisa tidur

Diambil nya sebuah notes beserta bolpoin diatas nakas, membuka lembar demi lembar dan mulai menulis beberapa hal

Hari ini :

- 01.00 Bangun ✔️
- 02.30 Menjemput Caca ✔️
- 07.00 Tiba di mansion ✖️ (07.30)
- 08.30 Selesai masak ✖️ (09.10)
- Melihat Caca makan ✔️
- Melihat acara tv
- Kejar kejar an
- Membuat cake
- Bermain bersama Orion dan Orio
- Memetik jamur
- Menikmati senja
- Makan malam
- Melihat bintang
- Bercerita sepuas nya

Ray menghela napas panjang. Baru beberapa rencana yang sudah terlaksana dan sisa nya? Entahlah rekan bermain nya ini tak kunjung menemui nya

Ray kembali menyelipkan sebuah bolpoin didalam notes book berwarna hitam dan menaruh nya diatas nakas. Mendadak ia menjadi pesimis, ia takut bahwa rencana rencana nya itu tidak akan terwujud

Bahkan malam ini dari sekian banyak nya bintang yang terbentang dilangit hanya ada beberapa yang terlihat. Sayang sekali padahal ia ingin menunjukkan sebuah rasi bintang yang pernah ia lihat kepada Caca

Namun itu mustahil, kali ini ia akan melihat bintang bintang itu sendirian tanpa ada seorang pun yang menemaninya

Hey bukan kah memang begitu setiap malam nya? Mengapa kau mengeluh Rayyanka?

Ray menghela napas panjang, sempat ingin berbalik namun ekor mata nya menangkap seorang gadis yang sangat ia kenal.

Tanpa pikir panjang Ray langsung berlari keluar mansion menuju ke bukit belakang.

Sedang apa Caca disana sendirian? Bagaimana jika dia kenapa napa? Mata Ray melotot seketika kala mengingat bahwa induk Orion sering berkeliaran di hutan

Semoga Caca baik baik saja, Kata itu selalu ia ucapkan hingga sebuah suara auman harimau membuat jantung nya berdetak lebih cepat

"Ayo bantu aku untuk menyelamatkan Caca," Ray membuka kandang Orion dan membiarkan nya menemui induk nya

"CACAAA!! CACA DIMANA? CACAA!" Ray berlari ke segala arah persis seperti orang gila yang tidak terurus. Mata merah, air mata keluar tanpa ia minta, dan rambut yang acak acakan karna tak kunjung menemukan teman dekat nya

"Tidak, jangan meninggalkan ku," Ray bersimpuh, otak genius nya tidak mampu berfikir lagi. Ia sudah kehilangan Caca nya

Braakkk!!

Sebuah kayu berukuran sedang terlempar begitu saja dari atas pohon membuat Orion dan induk nya lari

"Caca," Ray mendongak menatap Caca yang tengah memakan sebuah lolipop

"Paan?!" Tanya nya ketus

Ray masih termenung ditempat memperhatikan gadis itu lamat lamat.

Apakah Caca tidak takut dengan induk Orion? Mengapa ia bisa sesantai dan setenang itu? Dan satu hal lagi, mengapa Caca bisa memanjat pohon setinggi itu padahal dirinya sama sekali tidak bisa?

"Sini turun, nanti jatuh"

"Males"

"Caca turun nggak? Kalau enggak Ray naik nih"

Ok saat ini tatapan Caca seolah meremehkan nya. Kita buktikan saja apakah Ray akan benar benar memanjat pohon atau tidak

Satu percobaan masih gagal, dua percobaan masih semangat, tiga percobaan mulai ragu, empat percobaan hampir menyerah, lima percobaan

"Dapet-"

Bruukhh!!

"Bangsat!" Teriak Caca kala kaki kiri nya berhasil ditarik dari bawah oleh Ray, membuat diri nya ikut terjatuh dan berada diatas tubuh laki laki berkaos abu abu

Kenapa scene gue harus kayak gini terus? Mau protes tapi gue cuma pemain. Asu asu

"Hehhh!!!" Caca panik karna tiba tiba Ray tang membalikkan tubuh nya. Saat ini posisi mereka saling menyamping dan berhadapan satu sama lain

"Kamu itu bulan dan aku adalah bumi, terlihat terang padahal memiliki sisi gelap nya masing masing"

Cup

"AAAAA FIRST KISS GUE"

Bersambung...

Mon maap apabila part ini kurang memuaskan, masih tahap revisi 😊

If you like this story, don't forget to vote and comment

Siu dada babay 💜

Ditulis : 02-04-2022

Pub : 09-12-2022

RADICADove le storie prendono vita. Scoprilo ora