38. UKK

51 13 26
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys
.
.
.

Beberapa hari telah berlalu, semenjak saat itu Caca sering sekali mengunjungi RSJ tempat Sarah berada.

Bisa dibilang saat ini kondisi mental Sarah semakin membaik, Sarah juga sudah tidak menganggap boneka nobita itu sebagai Asga, namun Sarah masih menganggap dirinya adalah Farah. Kadang pula setiap Caca berkunjung ke RSJ Caca selalu disuguhkan dengan pertanyaan 'kapan Asga kembali' yang membuat Caca kelabakan sendiri.

Baik Caca, Xavier, Reza, dan Pietter saling bekerja sama untuk merawat dan menjaga Sarah maupun Asga yang tak kunjung membuka mata nya. Entah sampai kapan ini berlangsung mereka nampak melakukannya dengan tulus ikhlas, hanya satu harapan mereka. Ketika semuanya kembali normal Asga dan Sarah tidak menyalahkan mereka karna tak dapat mencegah Faza untuk membawa Farah ke Sidney.

Hari ini minggu terakhir ujian kenaikan kelas dilaksanakan, seluruh murid-murid GIS harus berkonsentrasi penuh untuk bisa mengerjakan soal ujian dengan lancar dan benar. Selanjutnya nilai yang mereka dapat akan diakumulasi dan digabung menjadi satu sebagai penentu tingkat kelas -XI A/B/C/D- mereka disemester berikutnya.

Caca menghela napas panjang, semenjak ia kembali ke GIS banyak murid-murid bergosip tentang nya. Mungkin karna kejadian tempo hari lalu saat Luna jatuh dari tangga hingga ia yang di skors.

"Kerjakan soal dengan benar, waktu kalian tinggal 15 menit lagi," Ucap guru pengawas yang berdiri dibelakang kelas.

Ruang ujian kembali tenang. Kelas X D dibagai menjadi 2 kelas, 1 kelas hanya berisi 20 murid untuk berjaga-jaga bila ada yang mencontek.

"Anjiirr... Suratmi keluar lagi!!!" Batin Caca menangis. Soal yang sama dengan yang pernah Stive ajarkan tapi sayangnya Caca melupakan langkah-langkah nya.

"Bismilah aja dah. Cap cip cup kembang kuncup, pilih mana yang mau dicup,"  Caca menyilang huruf A pada lembar jawab. Kebetulan soal yang ia kerjakan merupakan soal terakhir.

"Nggak yakin gue matematika dapet nilai B, semua jawaban aja gue cap cip cupin," Lirih Caca mengecek kembali jawaban yang sudah selesai ia kerjakan.

Caca melirik kearah Luna yang sedari tadi memperhatikan nya, begitu Caca membalas tatapan itu Luna langsung mengedarkan pandangan nya.

"Aneh semenjak ujian dimulai kok gue nggak lihat Adira sama Desvita ya? Bodo lah ngapain gue mikirin mereka, nambahin beban aja!!"

Caca mengangkat tangannya keatas "Buk, saya udah selesai. Udah boleh keluar belum?" Guru itupun mengangguk dan mempersilakan Caca keluar

"Yuhuuu, ujian gue beress!!" Sorak Caca sembari meninju-ninju udara "Drakor atau drachin dulu ya yang harus gue tonton? Uhh pokok nya film Bang Yoote harus gue tonton duluan"

Caca terus melompat kegirangan, hingga setibanya dikoridor lantai satu netra Caca membulat. Rayyanka bergandengan tangan dengan Chintya dan---whatt!!! Sejak kapan Chintya menjadi murid GIS?

Sudah berapa lama Caca membiarkan tikus itu berada dekat dengan Rayyanka? Oh sial, sepertinya Caca ketinggalan informasi mengenai Chintya karna terlalu sibuk dengan urusannya sendiri

"Rayyan!!" Teriak Caca menggema di koridor, masa bodoh dengan tulisan 'harap tenang ada ujian'

Rayyanka menghentikan tawanya begitu Caca tiba didepannya. Mendadak ia diliputi rasa canggung "Y-ya"

"Loe mau ke perpus nggak Ray? Kebetulan gue juga mau balikin buku nih," Rayyanka menggeleng, ia memperhatikan kartu perpus nya yang sudah diberi paraf, tanda bahwa ia sudah mengembalikan buku.

RADICAWhere stories live. Discover now