45. Masa Lalu

9 0 0
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys
.
.
.

Sebuah taman nan sejuk terbentang luas, semilir angin berhembus lembut, membawa aroma harum yang berasal dari bunga berwarna warni yang tumbuh subur. Kontras nya perpaduan antara rumput hijau dan birunya langit membuat siapapun enggan untuk pergi.

Wanita berkerudung putih itu sedari tadi terus tersenyum, menikmati pemandangan yang sangat indah didepan matanya.

"Bundaaa"

Wanita itu menoleh kebelakang dan mendapati kedua anak nya tengah berlari menghampiri nya.

"Kenapa kalian disini? Kalian baik-baik saja kan?"

"Gimana kami bisa baik saat bunda berada jauh dari kami"

"Kenapa bunda pergi ninggalin Farah dan kakak? Bunda udah nggak sayang lagi sama kami"

Sarah berjongkok, menyetarakan tingginya dengan sang putri "Bukan begitu, justru bunda sayang banget sama kalian. Tapi Allah selalu punya rencana tersendiri"

Sarah beralih menatap putra sulung nya yang sedari tadi diam.

"Asga iklasin bunda ya. Kamu anak bunda yang paling kuat, kalau kamu nangis terus bunda nggak bisa tenang ninggalin kalian. Kasihan adik kamu"

"Bunda jahat! Bunda egois!"

"Asg-"

Asga bersimpuh didepan bundanya, ia meletakkan kepalanya diatas pangkuan Sarah "Pulang bun, Asga nggak mau bunda tinggal sendirian. Asga nggak sekuat yang bunda kira"

"Bangun nak," Sarah menangkup wajah anak pertama nya. Terdapat banyak sekali luka yang terpancar "Asga harus bertahan, Asga harus melindungi orang-orang yang ada disekitar kamu. Nanti kalau memang sudah tepat waktunya bunda jemput kamu, nanti kita ke surga sama-sama"

"Farah juga mau ikut ke surga bareng bunda dan Kak Asga"

Sarah tersenyum lembut, ia membelai surai hitam Farah "Masa depan Farah masih panjang, Farah masih harus mewujudkan cita-cita Farah dan membahagiakan ayah. Janji sama bunda Farah harus jadi anak baik dan kuat, yaa."

Mereka saling berpelukan, melepas rindu sebelum semua nya berakhir "Kami sayang bunda"

"Bunda juga sayang kalian"

Cup

Cup

...


"Bundaaa!!!"

Napas Asga terengah, mimpi itu seperti nyata. Apa bunda nya disana tidak tenang karna Asga belum bisa mengikhlaskan kepergian Sarah?

Anak mana yang kuat jika separuh dunianya pergi meninggalkan nya seorang diri?

"Kamu sudah bangun"

Asga tersadar dari lamunan nya, ia menatap pria paruh baya yang membawa senampan sarapan.

"Minum lah, saya tahu sedari kemarin kamu belum makan dan minum hingga membuat tubuh mu kekurangan cairan"

"Kenapa?" Tanya Asga menatap tangan kanan nya yang terpasang infus

Stive menghela napas, sedari Asgavaro terbangun dari komanya Stive lah yang menjaga dan merawat pemuda itu hingga pulih.

Bahkan ketika sifat keras kepala Asgavaro muncul dan nekat membawa bundanya pulang, Stive adalah orang pertama yang menolak pemikiran Asga karna kondisi Sarah yang terdiaknosa demensia membuat wanita itu mudah sekali melupakan hal-hal baru/akan ia lakukan.

RADICAWhere stories live. Discover now