Lanjutan 2...

97 71 79
                                    

"Kak Caca mana sih kak, kok nggak dateng dateng?"

Sedang sang kakak terlihat sudah beberapa kali melihat jam tangan yang terpasang epik dipergelangan tangan nya, entah mengapa perasaan nya mulai gelisah

"KAK ASGA JANGAN DIEM AJA DONG! FARAH LAGI BICARA YA SAMA KAKAK BUKAN SAMA BERUANG KUTUB!"

"Bentar lagi," Jawab nya singkat padat dan jelas

"Iihh, dari tadi bentar bentar terus. Nggak tahu apa Farah udah bosen!" Farah merajuk, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh nya.

Jika sudah begini akan membutuhkan waktu lama untuk membujuk adik perempuan nya itu

"Jangan ditutup semua, nanti nggak bisa nafas," Asga hanya bisa pasrah dengan watak keras kepala Farah yang persis seperti sang ayah

"Farah," Peringat nya sekali lagi

"Bodo amat, semua orang nggak ada yang perduli sama Farah kecuali Bangtan"

"Memang nya siapa kamu sampai sampai dia harus perduli sama kamu?"

Asga berniat agar Farah tidak terlalu berharap kepada yang tidak pasti. Ia tidak mau adiknya selalu menghalu hingga melupakan realita kehidupnya

"HUAAAA KAK ASGA JAHAT," Farah mulai menangis kencang, sementara Asga hanya bisa menghindari barang barang yang Farah lempar kearah nya

Ceklek

"ASTAGAA... KALIAN KALAU MAU BERANTEM JANGAN DISINI NJIR, SONO LAPANGAN TINJU MASIH SELO MASZEEHH"

Sementara dua orang dihadapan nya nampak terkejut. Seperti nya teriakan nya barusan membuat kaca jendela rumah sakit menjadi getar bahkan kedua kakak beradik itu sudah menutup telinga nya masing masing

"Caca? Loe kan itu?" Asga sedikit menyipitkan mata nya, memastikan bahwa itu benar benar orang yang adik nya tunggu sedari tadi

"Bukan! Mak lampir salah alamat gue," Tanpa dipersilahkan masuk Caca langsung mendudukkan diri nya di sofa. Persetan dengan pemilik kamar yang menatap nya terang terangan seperti meminta penjelasan lebih tentang ia yang berpenampilan kacau

"Jangan cuma dilihatin, ambilin air es kek, es kelapa muda kek, es sirup kek atau apalah! Ada tamu nih masa dibiarin aja? Dasar nggak peka!"

Sementara Asga hanya menggelengkan nya, berharap kaca rumah sakit ini mampu bertahan dari teriakan kencang yang bersumber dari kedua perempuan dihadapan nya ini

"Nih," Asga menyodorkan segelas coklat dingin kepada Caca. Tanpa pikir panjang Caca segera meneguk minuman pemberian Asga hingga tandas. Dirasa rasa tenggorokan nya ini sudah tidak kering kerontang seperti tadi

"Harga nya 135.000," Tambah Asga duduk disebelah Caca

"Uhuk.. Uhuk.. Uhuk"

"Minuman apaan nih, mahal amat," Ditatap nya cup berwarna putih berlogo sosok makhluk mitologi dari Yunani lekat lekat.

Benarkan cup sekecil ini mempunyai harga yang sangat mahal?

Hmm.. Ada baik nya jika cup ini tidak usah dibuang agar ia dapat mengumpulkan cup cup tersebut dalam jumlah yang banyak lalu menjualnya kembali ke tukang rongsong keliling, siapa tahu bisa buat tambah tambah beli paket data.

Tanpa sadar sudut bibir Asga tertarik keatas. Selain galak dan kuper, Caca juga dikenal sebagai gadis yang pelit nya subhanallah

"KAK CACAAAAAAA!!!" Suara jeritan seorang bocil berkuncir dua berhasil membuat 2 pasang telinga kembali berdengung kencang.

Untung saja mereka tidak memiliki riwayat penyakit jantung, bisa bahaya jika teriakan Farah mampu mengantarkan mereka menuju alam baka

"Buset, emak elu nyidam apaan dah kak sampai sampai suara Farah luar biasa bagus nya untuk memecahkan kaca jendela"

RADICAWhere stories live. Discover now