44. Pergi yang tak kembali

21 0 0
                                    

Tandai jika typo and happy reading guys
.
.
.

Sudah 1 minggu semenjak peristiwa yang hampir menghilangkan nyawanya, namun hingga kini baik Rayyanka maupun Caca tidak ada yang saling menghubungi atau sekedar memberi kabar.

Pemuda yang masih meringkuk diatas king size sedari tadi hanya mengamati album foto berukuran 4x6 inci.

Mengingat kilas balik kapan foto-foto itu diambil.

"Waahh taman bunga?"

"Heem, Caca suka kan?"

"Kalau taman bunga yang kayak gini gue baru suka, tapi kalau taman bunga yang dibelakang rusun gue nggak suka. Bau bangkai"

"Foto yuk"

"Dihh, sipaling ngajakin foto"

"Memangnya tidak boleh? Selembar foto ini akan mengukir banyak kenangan yang sudah kita lewati bersama"

"Okeeh, ntar kirim ke gue juga ya foto nya. Mau gue bikin jj buat manas-manasin temen gue yang jomblo"

Tak terasa bantal yang sedari tadi ia tindih sudah basah karna air mata Rayyanka yang terus mengalir.

"Nak bangun yuk, makan dulu," Ajak Selvie mengusap punggung sang anak

Rayyanka menggeliat, ia menatap netra coklat itu dalam. Menceritakan kepedihan yang tersimpan dibalik netra grey nya.

Selvie mengehela napas panjang, tentu ia tau apa yang sedang di inginkan oleh putra nya. Seorang ibu pasti akan melakukan berbagai cara agar bisa membuat anak nya bahagia.

Tapi saat ini situasinya tidak seperti dulu.

Beberapa kali Selvie mencoba untuk bisa bertemu dengan Faza Greyson namun selalu saja gagal, niat nya untuk bisa bertemu Caca selalu ditepis dengan berbagai macam alasan yang dilontarkan oleh kaki tangan pria bermarga Greyson itu.

"Ray nggak minta apa-apa. Ray cuma mau ketemu Caca, Ray mau minta maaf ke Caca karna selama ini Ray udah banyak menyakiti hati Caca," Remaja yang masih mengenakan piayama beruang itu bangkit. Berjalan kesana kemari mengambil jaket dan kunci mobil yang berada di nakas

"Izinin Ray keluar ya ma. Shh," Ringis Rayyanka tertahan.

Selvie menggenggam jemari putra nya lembut. Ia tahu bahwa anak nya tengah menahan rasa sakit, Selvie juga sempat memergoki ketika Rayyanka meremas perut bagian samping yang terdapat 14 jahitan sekaligus.

"Jangan keluar dulu ya nak, Ray kan baru sembuh. Baru aja kemarin pulang dari rumah sakit, Ray masih butuh istirahat. Mama nggak mau Ray kenapa-napa"

Rayyanka melepas genggaman tangan Selvie, bibir sepucat mayat itu membentuk kurva keatas.

"Mama tenang aja, Ray pasti baik-baik aja"

Tanpa basa-basi Rayyanka segera menyalami dan mencium kening Selvie. Ia melajukan mobil nya menuju ke kediaman Greyson. Rumah baru Caca.

Sesampai nya disana hal pertama yang Rayyanka lihat adalah bodyguard yang berdiri tegak di depan gerbang.

Jika mama nya saja tidak bisa masuk kedalam dengan cara baik-baik mungkin ia bisa melakukan cara yang tidak biasa supaya bisa menemui pujaan hatinya.

Buuggh

"Arghh"

Rayyanka kembali berdiri, sepertinya kakinya terkilir akibat nekat memanjat pagar setinggi 2 meter. Namun rasa sakit itu tidak membuat nya pantang menyerah.

RADICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang