2. psikopat gila

4.6K 549 32
                                    

"Lo mau bunuh dia?"

Perkataan saudaranya sukses membuat seorang pemuda dengan bahu lebar tampak terdiam mematung, pemuda itu mengambil pisau buah dan satu buah apel mengambil buah itu dan memotongnya di talenan.

Suara pisau dan talenan kayu beradu memecahkan keheningan.

"Seperti apa yang kamu tau, aku tidak suka jika ada seseorang yang menganggu hidupku"

Tangannya kembali mengambil buah-buahan, ia belum puas untuk memotong. Hari sudah semakin larut namun hasratnya untuk memotong belum juga mau berhenti.

"Jika biasanya aku harus memancing untuk bisa mendapatkan ikan maka sekarang ikan itu sendiri yang mendatangiku dengan cuma-cuma dan menawarkan dirinya sebagai santapan lezat"

Tak!

Pisau di tancapkan pada ujung talenan, pemuda itu berbalik membawa piring yang berisikan buah-buahan yang sudah di potong.

"Sudah lama juga aku tidak mendapatkan darah manusia, bosan jika aku terus membunuh hewan"

"Dasar psikopat gila!"

Bukannya marah, pemuda itu malah tertawa terbahak-bahak seolah yang didengarnya adalah sebuah lelucon.

"Salahkan ayah kita kenapa dia menjadi seorang pembunuh"

"Dan lo yang bunuh dia"

Kim Junkyu mendadak terdiam mendengar ucapan saudara kembarnya, tatapan yang semula biasa saja kini tampak menatap tajam pada saudara kembarnya- Jihoon, dua kim itu saling memandang satu sama lain sampai tangan Junkyu mengambil pisau buah yang semula menancap di ujung talenan.

"Aku tidak membunuh manusia, dia seperti binatang buas yang memang pantas aku habisi, kamu tau? Darah dia sangat busuk bahkan lebih busuk dari bangkai manapun yang pernah aku temui"

Jihoon menyeringai ketika ujung pisau menyentuh pipinya, pemuda itu menepis tangan Junkyu.

"Kalian sama-sama binatang buas, darah bajingan itu mengalir deras didalam tubuh lo"

Perkataan Jihoon sukses membuat Junkyu tertawa terbahak-bahak, lagi. Pemuda Kim itu menyeka air mata yang ada disudut matanya, Junkyu bahkan memegang perutnya karena terlalu lama tertawa, entah lelucon apa yang membuat pemuda itu terbahak tapi Jihoon menatap malas pada adik kembarnya, dasar manusia aneh.

Jihoon dan Junkyu adalah saudara kembar yang tak identik, keduanya tumbuh dalam satu rumah namun perilaku keduanya sedari kecil sangat berbanding terbalik.

Semua berawal pada saat usia mereka menginjak 6 tahun, dimana pada saat itu ayah yang sedang memotong kelinci dilihat oleh kedua putranya, Jihoon kecil tampak menangis sesegukan merasa tak tega melihat kelinci peliharaan mereka mati ditangan ayahnya sendiri, jika Jihoon memberikan respon positif maka berbeda dengan adiknya, Junkyu malah tertawa dan bertepuk tangan saat kepala kelinci terlepas dari tubuhnya.

Disitu ibu mulai merasa curiga karena semakin lama Junkyu memperlihatkan perlakuan yang berbeda, anak itu bukan hanya menyakiti dan membunuh hewan tapi beberapa kali juga akan mencelakai kakak kembarnya sendiri.

Ayah yang melihat Junkyu memiliki kepribadian sama dengannya tentu saja merasa puas, perlakuan pria itu sangat berbeda pada si kembar, ayah sering memanjakan Junkyu dan mengabaikan Jihoon menurutnya Jihoon adalah anak yang tak berguna.

Mereka berdua sering melakukan hal-hal gila, bahkan di usia Junkyu yang menginjak 12 tahun pemuda itu dapat dengan mudah membunuh wanita dewasa yang dibawakan oleh ayah untuk melatih kemampuan anaknya.

Jihoon dan ibu hanya bisa diam, mereka ketakutan karena ayah sering mengancam bahwa mereka adalah target selanjutnya.

Junkyu tumbuh menjadi anak yang sangat pendiam, bahkan saat memasuki SMP Junkyu mendapatkan pembullyan namun hal itu tentu saja membuat Junkyu merasa senang karena saat 2 orang yang membully-nya mengajak Junkyu ketempat sepi Junkyu bisa dengan mudah melancarkan aksinya, hebatnya di usia yang masih sangat muda Junkyu bisa melakukan aksi gilanya tanpa noda sama sekali.

Kegilaan Junkyu semakin memuncak pada saat usia 16 tahun, dimana pada saat itu kedua orangtuanya bertengkar hebat membuat ayah dengan gelap mata menyiksa ibu. Amarah Junkyu seketika meledak tak tertahan melihat bagaimana ibu yang meregang nyawa ditangan suaminya sendiri.

Jihoon menyaksikan dengan jelas tragedi Pembunuhan yang terjadi di dalam keluarganya, bagaimana ayah dan Junkyu yang saling menyerang hingga titik dimana ayah tewas karena luka tikaman benda tajam di kepala pria itu.

"Jangan lupa minum obat, gue liat-liat lo makin hari makin parah"

Jihoon menepuk pelan pundak adik kembarnya, pemuda itu pergi masuk kedalam kamar.














*************













"

Selamat pagi pacar!"

Sapa Haruto dengan riang, pemuda itu dengan lancang memeluk Junkyu membuat si Kim tentu saja terkejut bukan main.

"Darimana kamu tau alamat rumah ku?" Nada bicara Junkyu terdengar tak suka, pemuda itu melepaskan pelukan Haruto secara paksa.

"Lo gak ada niat buat nyuruh gue masuk?"

Tindakan Haruto semakin kurang ajar, pemuda itu bahkan masuk begitu saja tanpa menunggu persetujuan Junkyu lebih dulu.

Melihat Haruto yang sudah masuk kedalam rumah Junkyu menyeringai, pemuda itu mengambil sesuatu dari dalam saku hoodie nya.

"Rumah lo bagus juga ya?"

Sebelah tangan Junkyu tersembunyi dibalik tubuh pemuda itu, sedangkan sebelah tangannya lagi menarik pinggang Haruto untuk semakin dekat dengannya.

Haruto yang diperlakukan seperti itu tentu saja merasa heran, pemuda itu terdiam kebingungan beberapa saat namun Haruto kembali memberikan senyum kecil.

"Kenapa, hm?" Tanya Haruto berbalik menatap Junkyu yang kini bersandar pada tembok.

"Boleh peluk?" Tanya Junkyu yang mendapatkan anggukan kecil dari kekasihnya.

"Boleh dong masa sama pacar sendiri gak boleh peluk"

"Lo kenapa sih tiba-tiba pengen peluk-"

Tanpa merasa curiga Haruto memeluk si Kim, tangan Junkyu menyentuh tengkuk kekasihnya hingga sebuah benda kecil dengan ujung tajam menancap sempurna di leher si kekasihnya.

"J-jun.. " Haruto merasakan dingin dan nyeri dibagian lehernya, kaki pemuda itu melemas, pandangan Haruto memburam hingga tak lama kegelapan merenggut kesadarannya.

Bruk!

Junkyu membiarkan tubuh Haruto ambruk begitu saja, pemuda itu menutup pintu utama terlebih dahulu dan menguncinya dari dalam. Junkyu membawa Haruto kedalam gendongannya pemuda Kim itu membawa Haruto kedalam kamarnya.

Junkyu membaringkan Haruto diatas tempat tidur, pemuda itu membuka hoodie yang dipakai oleh kekasihnya.

Junkyu mengeluarkan ponsel dan kamera yang ada didalam saku hoodie pemuda itu.

"Dasar bocah ingusan!" Dengus Junkyu mematikan ponsel Haruto, pemuda itu meraba setiap inci tubuh si manis, Junkyu mendapatkan alat pelacak di dalam saku hoodie pemuda itu.

"Adik kembar mu ternyata sedikit posesif"

Junkyu menginjak alat itu hingga hancur, pemuda itu duduk di samping si manis yang terbaring tanpa atasan membuat bagian atas pemuda itu terlihat.

"Aku rasa ini terlalu cepat Haruto, apa aku harus langsung membunuhmu atau aku harus mengurung mu lebih dulu? Tapi aku harus membawa mu kemana agar mereka tidak bisa menemukanmu?"

Junkyu menyentuh wajah Haruto, terasa begitu lembut, dilihat secara dekat dan waktu lama ternyata Haruto memiliki paras yang cukup cantik untuk ukuran seorang pria.

"Sangat cantik aku suka, bagaimana kalau kamu tetap bersama ku selamanya?"








**********

Tbc

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin