42. akhir

1.9K 198 83
                                    

"HUWAAAA!"

Tangisan menggema memenuhi seluruh ruangan, dua anak berumur 3 tahun menatap kesal satu sama lain, tangan mungil mereka saling menjambak satu sama lain.

"ASTAGA HARUNA! JINAN! LEPAS!"

Teriakan dari arah belakang membuat balita itu seketika semakin mengencangkan suara tangisannya.

Seorang pemuda manis sedikit berlari membawa dua botol susu, berjongkok untuk memisahkan dua anak yang kini sedang adu jambak.

"Kalian ini kenapa sih hah?!"

Meskipun jambakan sudah terlepas namun keduanya masih menatap saling bermusuhan, jemari mungil menunjuk satu sama lain.

"Lulu yang belsalah Buna dia tcubit tcubit Jiji telus!"

"No! No! No! Jiji bohong, Lulu no tcubit tcubit Jiji, Jiji yang nakal talik talik hail Lulu!"

Jihoon memijit kepalanya, pening bukan main.

"Jinan ambil susu kamu terus masuk kamar-"

"Tkenapa Jiji?!"

Haruna, balita mungil itu merasa dibela tentu saja memeletkan lidahnya kearah Jinan.

"Lulu mau beltsama ayah jalan-jalan naik blum blum, Jiji no good boy wleee!"

Bibir Jinan melengkung kebawah, matanya berkaca-kaca sudah siap menangis, Jihoon lagi-lagi dibuat frustasi oleh anak dari adiknya dan anaknya sendiri tentu saja.

"Astaga tengil banget sih bocah!" Cibir Jihoon yang jengah melihat tingkah jahil Haruna.

"Sudah siap?"

Junkyu merentangkan kedua tangannya, membuat Haruna berlari kesusahan menghampiri ayahnya, tawa riang putri kecilnya membuat senyum Junkyu merekah, pemuda Kim itu membawa Haruna kedalam gendongannya.

"Dadah Lulu jalan-jalan belsama ayah..Jiji no good boy ayah, no jalan-jalan wleee!"

Tangis Jinan pecah ketika mendengar ledekan dari saudaranya, anak bertubuh gempal itu menangis sesegukan memeluk Jihoon, Jihoon hanya menatap datar Haruna yang masih setia memeletkan lidahnya kearah Jinan.

"Ayah, kita mau ke tempat tidul Buna Lulu?"

Junkyu mengangguk kecil, membenarkan posisi duduk putrinya memastikan jika Haruna akan aman.

Haruna tampak begitu gembira, senyum tak juga luntur dari wajah cantik itu.

Junkyu menghela nafas berat, tawa putrinya memang sangat indah namun entah kenapa begitu menyayat hati.

Junkyu mendongkak, berusaha menahan air mata yang bisa jatuh kapan saja.

Sudah 3 tahun berlalu namun Junkyu tak akan pernah bisa melupakan kejadian dimana malam itu semuanya berubah, kehidupan Junkyu benar-benar hancur, namun tangisan bayi membuat Junkyu kembali tersadar ada janji yang harus Junkyu tepati.

"Maaf.."

Tak ada yang bisa Asahi ucapkan selain kata maaf, pemuda Hamada itu menunduk dengan penuh sesal, ini salahnya, ini kesalahannya seharusnya ia tak bertindak gegabah dengan menghilangkan nyawa kekasihnya sendiri.

Haruto tidak bersalah namun pemuda itu malah menjadi korban utama.

Tubuh ringkih milik si manis kini hanya terbalut selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang sudah hancur, setiap mengingat bagaimana mereka memperlakukannya bak hewan membuat hati Haruto berdenyut nyeri

Seharusnya Haruto tak perlu percaya siapapun, seharusnya Haruto tak menaruh harapan pada siapapun.

Junghwan, seseorang yang sangat ia percaya, yang begitu baik padanya ternyata salah satu pelaku utama.

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang