33. teror

1.9K 276 22
                                    

Dering ponsel miliknya membuat Jihoon yang semula sudah terlelap kini kembali terusik, awalnya ia mengabaikan namun lama kelamaan Jihoon mulai terganggu, pemuda itu mencoba memejamkan matanya sembari menunggu Junkyu yang sedang membeli buah semangka.

"Ck, ganggu banget!"

Dengan mata yang masih terpejam Jihoon meraba disekitar tempat tidur, dengan malas Jihoon harus membuka matanya namun tak ada nama yang tertera disana, hanya sebuah nomor misterius tanpa nama.

Meskipun ragu Jihoon tetap menggeser tombol hijau, pemuda itu menempelkan ponsel pada telinga.

"Siapa?" Tanya Jihoon to the points enggan untuk basa-basi, tapi tak ada sahutan, disebrang sana tampak begitu hening.

"Siapa?" Ulang pemuda itu sekali lagi mulai geram.

"Lo siapa sih anjing?!"

Ditunggu beberapa menit tetap tak ada jawaban, Jihoon terus berteriak dan bertanya siapa yang menghubunginya di pagi hari buta seperti ini.

"Salah sambung, gak jelas lo tai-"

Pip!

Panggilan di putus secara sepihak, Jihoon menggeram penuh amarah, baru kali ini ia merasa di permainkan, pemuda itu melemparkan ponselnya dan kembali merebahkan diri untuk tertidur lagi.

"Gak jelas banget sih!"

Tapi tak berselang lama ponselnya kembali berdering, bukan dering panggilan melain spam chat yang membuat Jihoon muak.

"Ini manusia apa setan, ngeselin banget!"

Gerutu pemuda itu kembali mengambil ponselnya, ada banyak spam chat mungkin sekitar 10-15 foto yang dikirim, Jihoon mengunduh foto itu dengan ragu, entah kenapa degup jantungnya terdengar tak normal.

Keringat membanjiri tubuh pemuda itu, Jihoon melihat kearah sekitar, sekiranya memastikan bahwa tak ada orang selain dirinya.

Didalam ponsel, lebih tepatnya spam chat yang baru ia dapatkan adalah berisi foto dirinya yang kini sedang berbaring.

Banyak sekali foto yang dikirimkan, foto ini seperti diambil dari dekat pintu, dimana sudut kamar milik adik kembarnya.

"J-junkyu..."

Ceklek!

"Ji tadi aku tak menemukan topokki tapi aku sudah membeli buah semangka yang kau inginkan, aku juga sudah mengupasnya- kau kenapa?"

Wajah Jihoon terlihat pucat, pemuda itu tampak seperti ketakutan ketika melihat Junkyu.

"Lo-"

Nafas Jihoon tercekat, pemuda itu gemetar ketakutan, apalagi ketika salah satu foto yang dikirimkan ketika Jihoon sedang mandi dan tak mengenakan satu helai benangpun.

"Ji, kau kenapa?"

"JANGAN MENDEKAT!"

Junkyu semakin dibuat kebingungan, kakaknya terlihat berbeda.

"Ji aku adikmu, kau kenapa?"

"L-lo kenapa tega pasang cctv di kamar gue? Bahkan dikamar mandi gue?!"

Dahi Junkyu semakin berkerut kebingungan, pemuda itu memang memasang cctv namun sudah lama mati sejak Jihoon kecelakaan dan Junkyu selalu lupa untuk membenarkan, tapi Junkyu juga tak segila itu untuk memasang cctv di kamar bahkan dikamar mandi kakaknya, itu privasi dan Junkyu tahu itu.

"Cctv apa maksud mu? Aku tidak memasang cctv-"

Jihoon melemparkan ponselnya pada sang adik ketika Junkyu kini berdiri tepat disamping pemuda itu, Jihoon menarik selimut dan menyembunyikan tubuh seluruhnya, pundak Jihoon terlihat naik turun, Jihoon kembali menangis.

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz