29. dead again

2.1K 296 29
                                    

Ponsel Jeongwoo terus berbunyi, namun si bungsu Watanabe tampaknya sama sekali tak terganggu dan malah Jihoon yang terusik, pemuda itu melihat jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Tangan Jihoon melambai didepan wajah kekasihnya, memastikan bahwa Jeongwoo kali ini tengah terlelap.

Pemuda itu berdiri dengan perlahan, mendekati meja belajar miliknya dan menggantikan ponsel Jeongwoo jadi mode hening.

Tertera nama Asahi disana, satu sudut bibir Jihoon membentuk seringai licik melihat banyak sekali notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab dari si Hamada.

"Gue udah kasih lo banyak kesempatan tapi lo malah ngelunjak, ini akibatnya!"

Jihoon kembali berjalan kearah tempat tidur, membaringkan tubuhnya secara pelan-pelan tanpa membuat Jeongwoo terbangun.

Tangan Jeongwoo tampak menggapai tubuh Jihoon yang baru saja tertidur, pemuda Kim itu masuk kedalam pelukan kekasihnya, menyamankan posisinya berada di dalam dekapan si dominan.

Jihoon kembali memejamkan matanya, ia hanya bisa tersenyum membayangkan kejutan apa yang akan terjadi besok, apakah kekasihnya akan terkejut? Atau, biasa saja?

"Gue harap kalian berdua mati!"

Sudah Jihoon peringatkan pada pemuda Hamada itu untuk menjauhi Jeongwoo dan lagi dekat-dekat dengan kekasihnya, namun Asahi malah menganggap omongan Jihoon hanyalah bualan semata. Jihoon tak pernah berbohong tentang ia yang akan menyingkirkan siapa saja jika ada orang yang menghalangi rencananya, siapapun itu Jihoon akan menyingkirkan.

Tak peduli meskipun orang tersebut mati secara mengenaskan, toh Jihoon bahkan bisa menyiksa dirinya sendiri, ia tak pernah takut untuk membunuh orang lain tanpa harus menyentuh korbannya terlebih dahulu.

Jihoon hanya menunggu, duduk diam dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.





*********







"Jeo gue mohon angkat! Angkat telfonnya Jeo!"

Nafas Asahi tampak tersenggal, pemuda bertubuh mungil itu bersembunyi didalam lemari, bahkan pihak keamanan juga tidak bisa ia hubungi, jaringan tiba-tiba terputus dan lampu mati total.

Asahi menutup mulutnya sendiri, berusaha untuk tidak membuat seseorang dengan memakai topeng kucing menemukan tempat bersembunyi nya.

Bunyi tongkat besi beradu dengan lantai membuat degup jantung Asahi bertambah dua kali lebih cepat, keringat bahkan sudah membanjiri tubuhnya.

"Shhhhhh......"

Ringisan kecil terdengar, Asahi merasakan perutnya kram, terasa begitu sakit hingga ia tak sadar dirinya sudah menjerit membuat pemuda yang memakai topeng kucing membuka pintu lemari.

"Ketemu!"

Lirih pemuda itu melihat Asahi yang tengah menjerit memegang perutnya yang masih sangat rata, tangan si Pemuda menyingkirkan tangan Asahi.

"Arghhhh l-lepas!"

Tubuh Asahi diseret, langkahnya terseok, perutnya terasa semakin nyeri, hingga pemuda bertopeng kucing itu membanting tubuh Asahi ke tembok, memberikan tendangan pada perut si manis yang masih rata, jeritan kesakitan semakin menjadi, Asahi tak bisa melihat apapun, semuanya tampak gelap, pemuda itu hanya bisa menangis kesakitan sembari memegang perutnya.

Namun tak sampai di situ, tubuhnya kembali diseret dan di dorong hingga perut Asahi menghantam bathub dengan sangat keras.

Tangisan Asahi semakin melirih, nafasnya kian tersenggal, rasa sakit pada perutnya sungguh menyiksa hingga membuat Asahi hampir kehilangan kesadarannya.

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang