5. posesif

4.5K 537 27
                                    

"Jeo lo pacarin bang Jihoon dong!"

Byur!

Jeongwoo terbatuk heboh ketika mendengar celetukan kakak kembarnya, sudah dua hari ini Haruto terlihat aneh, gelagat pemuda tampak seperti orang linglung dan selalu terlihat gelisah, Haruto bahkan tak mau masuk sekolah dengan beralaskan sakit perut, sakit kepala, sakit pinggang dan sakit yang tak wajar seperti sakit pikiran.

Selama dua hari itu juga Haruto terus mengurung dirinya didalam kamar, pemuda itu tak mau menemui siapapun, makan dan minum pun Jeongwoo yang mengantarnya.

Hari ketiga saat malam hari Haruto mau keluar kamar, pemuda itu langsung menghampiri adik kembarnya yang sedang membuat susu, Haruto menyandar pada tembok memperhatikan Jeongwoo yang membuat susu namun saat pemuda itu meminumnya Haruto mengucapkan kalimat yang membuat Jeongwoo seketika terkejut bukan main

"Lo kerasukan setan apa anjing?"

Jeongwoo menyimpan gelas susu di dekat kompor, pemuda itu berbalik dan melihat wajah kakak kembarnya yang tak menunjukkan rasa bersalah sama sekali.

"Lo jomblo jadi ya gak ada salahnya kan lo pacaran sama Bang Ji?"

Sebentar, ini maksudnya bagaimana?

Padahal Haruto tahu betul bahwa diantara mereka berdua tidak ada yang akrab dengan satu kakak kelasnya itu, Jihoon juga cenderung pendiam pada mereka, bahkan disaat tak sengaja bertatap muka pun Jihoon tak pernah tersenyum, pemuda itu hanya mengganggap mereka sebagai angin lalu.

Dan sekarang Haruto secara tiba-tiba menyuruh Jeongwoo untuk menjadikan Jihoon kekasih pemuda itu.

"Otak lo gak beres, konslet ini pasti!" Jeongwoo mengetuk jidat kakaknya, namun Haruto hanya menatap datar tingkah adiknya itu.

"Ayolah Jeo, gue mohon.. "

"Gak, lagian juga lo kenapa sih tiba-tiba ngomong begitu, rumornya juga udah jelas kalau Bang Ji itu pacarnya Junkyu, gue gak mau cari mati ya!"

"Bukan pacarnya, mereka saudara kembar!"

Langkah Jeongwoo terhenti, pemuda itu yang semula muak mendengar ucapan melantur kakak kembarnya langsung dibuat terdiam.

"Dari mana lo tau kalau mereka saudara kembar?"

Wajah Jeongwoo yang semula biasa saja kini tampak serius, pemuda itu melipat tangan didepan dada, aura dominannya sungguh membuat Haruto tak bisa berkutik, baru kali ini ia melihat dan merasakan bahwa Jeongwoo tidak seperti adiknya.

"G-gue datang sendiri kerumah mereka"

Brak!

Tubuh si manis berjengit kaget ketika tangan kekar Jeongwoo menggebrak meja makan dengan keras, nafas Jeongwoo terdengar memburu, tatapannya tak berhenti menatap tajam pada Haruto yang kini menunduk takut.

Jadi ini alasan kenapa alat pelacak yang ia simpan di hoodie kakaknya tidak lagi berfungsi, ini juga alasan kenapa ponsel Haruto tidak bisa di hubungi, dua hari yang lalu Jeongwoo kalut karena kakaknya tak kunjung pulang, Haruto hanya berpamitan akan pergi ke salah perpustakaan kota dan bodohnya Jeongwoo mempercayai itu.

Jeongwoo tak pernah merasa takut karena ia selalu memantau dimana kakaknya berada, ia juga percaya pada kakaknya karena Haruto tak pernah berbohong.

Rasa marah, kecewa dan takut benar-benar Jeongwoo rasakan dua hari yang lalu, saat Haruto pulang dengan keadaan selamat Jeongwoo tentu saja merasa lega, ia awalnya akan bertanya namun melihat wajah lesu kakaknya Jeongwoo jadi mengurungkan niatnya. Ia akan menunggu sampai keadaan Haruto membaik, mungkin Haruto pusing oleh ujian dan beberapa materi yang tak pemuda itu pahami namun ternyata pemikiran Jeongwoo salah.

Rasa percaya yang selama ini ia berikan di kecewakan begitu saja oleh kakak kembarnya sendiri.

Sudah dibilang meskipun Haruto anak sulung diantara mereka berdua, Jeongwoo lah yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kakaknya, orangtuanya menitipkan Haruto padanya dan jika terjadi sesuatu hal buruk lagi maka Jeongwoo tak sanggup, ia mungkin akan membenci dirinya sendiri.

"J-jeo.. "

Haruto beringsut mundur, pemuda itu sungguh takut melihat tatapan Jeongwoo yang tak jauh beda seperti Junkyu.

Sret!

"Jeo lepas!"

"Jeo lo mau apa?!"

"JEO!"

Bruk!

Jeongwoo menyeret tubuh kakaknya, tak memperdulikan kalau Haruto yang terhantuk kesana kemari karena menyeimbangi langkah kakinya. Pemuda itu mendorong tubuh Haruto masuk ke dalam kamar.

Brak!

Tak!

"JEONGWOO BUKA PINTUNYA!"

Terdengar suara tangis dari dalam kamar, Haruto berusaha untuk membuka pintu yang dikunci dari luar, namun Jeongwoo meninggalkan kakaknya yang terus berteriak meminta pintunya dibuka.

"JEO BUKA!"

"JEONGWOO BANGSAT BUKA PINTUNYA ANJING!"

Brak!

Brak!

Brak!

Brak!

"Terima hukuman lo, ini akibatnya kalau lo gak mau nurut!"











************












"Dimana Haruto?"

Keempatnya sontak melihat kearah pintu, dimana ada Junkyu yang tampak menatap sekeliling kelas.

"Mau ngapain lo kesini?"

Jeongwoo berjalan dengan tatapan angkuh, seisi kelas langsung menahan nafas melihat tatapan Jeongwoo yang sangat tajam.

"Aku mencari Haruto, dimana dia?"

Junkyu bahkan seolah abai dan tak peduli meskipun kini Jeongwoo menatapnya tajam, bahkan tiga pemuda lain ikut menatap Junkyu dengan tatapan mengintimidasi.

"Mulai detik ini jauhi kakak gue, dia bukan pacar lo lagi dan jangan pernah lagi ganggu kehidupannya!"

Jari telunjuk Jeongwoo tepat berada didepan wajah Junkyu, Junkyu menampiknya ekpresi lugu, mata pemuda itu mengerjap polos.

"Tapi kenapa?"

"Lo gak perlu tau alasannya!"

Jeongwoo menatap Junkyu sinis, pemuda itu berjalan keluar dari kelas dengan bahunya yang sengaja ia tabrakan pada bahu Junkyu membuat pemuda berkacamata tebal itu sedikit terhuyung.

Junkyu menatap punggung Jeongwoo yang hilang ditengah keramaian koridor sekolah, pemuda itu membenarkan letak kacamatanya yang melorot

"Padahal aku tidak ingin mengusikmu adik ipar, tapi sepertinya kamu menginginkan ajalmu lebih cepat"










*********

Tbc.

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Where stories live. Discover now