13. obsession

3.7K 435 46
                                    

"Jangan sedih gue cuma patah tulang bukan mati"

Jika saja yang berbaring diranjang rumah sakit itu bukan kakaknya maka Junkyu akan senang hati mematahkan tangan Jihoon sekalian agar mulut kakaknya berhenti berkata konyol.

Bagaimana mungkin Junkyu tidak sedih jika Jihoon hampir mati bahkan kakaknya mengalami kritis dengan waktu yang cukup lama, Junkyu tak berhenti menangis ternyata ia juga masih memiliki hati nurani, benar apa kata Jihoon seharusnya Junkyu senang jika pemuda itu mati karena tak akan ada lagi yang memarahinya tak akan ada lagi yang meneriakinya, Junkyu juga bisa membunuh manusia sesuai yang pemuda itu mau tanpa adanya penghalang.

"Jika kau sekarat lagi aku tidak akan peduli, aku akan membiarkan mu bahkan aku yang akan membunuhmu!" Sentak Junkyu dengan kesal, pemuda itu menatap tajam pada kakaknya.

Jihoon hanya terkekeh kecil namun sesekali meringis ketika dadanya kembali nyeri.

"Shhhh... "

Mendengar Jihoon yang kembali meringis kesakitan Junkyu segera bangkit dari duduknya, pemuda itu menatap khawatir pada Jihoon yang terus mengeluarkan erangan.

"Mana yang sakit? Mau aku panggilkan dokter?"

"Gak usah, gue gapapa"

Mungkin tubuhnya masih cukup lemah, Jihoon bahkan sudah memejamkan matanya, pemuda itu gampang sekali mengantuk apalagi setelah para perawat memberinya obat.

"Kau mengantuk?"

Tangan Junkyu terulur mengusap lembut rambut kakaknya, Jihoon sama sekali tak menyahut pemuda itu sepertinya memang benar-benar sudah terlelap.

"Jangan mati dulu, kau masih perawan aku ingin melihatmu menangis karena habis di bobol pasti akan sangat seru"









***********









"Lo kenapa jilat jidat gue anjing!"

"Kata nenek biar lo gak bandel, gue dulu gitu soalnya dijilat biar jadi anak penurut!"

Mungkin besok atau lusa Haruto sudah di perbolehkan pulang jika kondisinya benar-benar membaik, beberapa hari belakangan kondisinya terus naik turun, dokter berpesan kalau Haruto tidak boleh banyak pikiran, karena kesehatan mentalnya benar-benar berpengaruh pada kondisi fisik pemuda itu.

"Tapi jijik!" Tangan Haruto dengan cepat mengambil tissue dan mengelap bekas jilatan adiknya, sialan sekali jidat paripurna pemikat hati wanita harus dijilat dengan cara menjijikkan seperti itu.

"Halah berak lo aja gue urusin masa gituan jijik!"

Tak ada yang lebih menyenangkan memang daripada menjahili kakaknya, wajah Haruto yang cemberut begitu menggemaskan apalagi ketika bibir mungilnya terus menggerutu seperti marmut yang sedang memakan sesuatu.

"Udah, sekarang lo tidur lo harus banyak istirahat biar besok bisa pulang"

Dengan pelan Jeongwoo membaringkan tubuh kakaknya, Haruto hanya menatap malas, ia ingin menolak tapi masalahnya Haruto sudah muak ada di ruangan ini ia ingin segera pulang, jadi Haruto hanya menurut saja pemuda itu mulai memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan pada rambutnya, cukup menenangkan memang.

Hingga tak lama dengkuran halus terdengar, Jeongwoo menatap lamat wajah kakaknya yang sudah terlelap damai.

"Andai aja kita bukan saudara, gue pasti udah jatuh cinta sama lo Ru"

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Where stories live. Discover now