21. Depresi

2.9K 362 29
                                    

Linglung, Junkyu benar-benar seperti orang linglung, tak mengingat apa yang telah ia perbuat selama 1 bulan ini, langkahnya dengan gontai memasuki kamar namun sepanjang jalan menuju kamar Junkyu dibuat kebingungan kenapa kondisi rumah sangat sepi? Dimana semua para bodyguard dan maid? Dimana pengasuh kakaknya?

Tatapan Junkyu mengarah pada 3 botol obat yang masih terisi penuh, sama sekali belum ada pil yang ia sentuh. Tangannya mengambil satu obat yang tampak sangat asing.

"Pencegah kehamilan?"

Obat yang sudah hampir habis hanya tersisa beberapa butir saja, mata pemuda itu memanas setelah mengingat kembali kelakuan bejatnya beberapa minggu yang lalu, Junkyu segera berlari kearah kamar Jihoon yang terkunci ia mendobrak nya dengan paksa.

Saat pintu dibuka, ruangan sudah tampak kacau, bau alkohol benar-benar menusuk hidung dan banyak cairan putih kental yang sudah mengering di lantai, selimut sudah tak ada pada tempatnya, sedangkan si pemilik kamar tampak tengah terbaring dengan menatap kosong pada langit-langit kamar dengan tak mengenakan satu helai benangpun, tubuhnya di penuhi oleh sperma yang sudah mengering.

"YA JIHOON!"

Junkyu terlampau panik, si bungsu Kim menepuk pelan pipi kakaknya yang masih menatap kosong pada langit-langit kamar, suara Junkyu sama sekali tak membuat Jihoon tersadar.

Hanya satu kata yang Jihoon ucapkan saat ini.

Mati...

Satu kata yang mampu membuat Junkyu tersadar apa yang telah ia lakukan pada kakaknya, semalam mereka melakukan hal gila, Jeongwoo datang kembali menggagahi Jihoon dan bejatnya Junkyu malah ikut bergabung, membuat Jihoon menangis pilu sekaligus takut pada keduanya.

"YA JIHOON SADAR!"

Jihoon sama sekali tak memberikan perlawanan ketika Junkyu mengguncangkan tubuhnya, pandangan Jihoon masih kosong tapi bibirnya malah tersenyum, lebih tepatnya menyeringai melihat pada adiknya, hingga tawa kecil terdengar, Jihoon menunduk memegang perutnya yang dipenuhi sperma mengering namun tawa berganti menjadi tangisan lirih.

"Jahat...kalian jahat...mati..."

"Bangsat! Apa yang telah aku perbuat?!"
Junkyu merasa dirinya bodoh, bajingan dan tak berguna kenapa ia bisa lupa dengan apa yang telah diperbuat pada kakaknya? Melihat keadaan Jihoon sekarang tak mungkin Junkyu tak ikut melakukan hal bejat, direngkuhnya tubuh lemah itu, Junkyu menangis memeluk kakaknya, ia menyesal telah berbuat hal menjijikkan seperti ini.

"Maaf ..aku benar-benar minta maaf .."












************






"Kondisi kandungannya sangat lemah, hamil di usia sangat muda memang memiliki banyak resiko terlebih bagi para pria submisive resikonya akan semakin tinggi, hal itu bisa mengancam nyawa keduanya jika tak mendapatkan perawatan dengan baik, saya rasa juga kondisi mental pasien sedang tidak baik-baik saja, kejiwaannya mulai terganggu"

Kalimat yang keluar dari mulut dokter masih terngiang-ngiang didalam benaknya, Junghwan menatap pada Haruto yang duduk di atas bangsal rumah sakit, pandangan pemuda itu mengarah pada layar televisi namun ekspresi nya tampak datar.

Tangan Junghwan hendak menyentuh punggung tangan si Watanabe, namun Haruto malah lebih dulu menariknya, tatapannya tampak waspada, Haruto bahkan beringsut menjauh sampai mentok.

"Gue berani sumpah Ru, Asahi yang kasih itu ke gue, gue gak tau kalau minuman itu ada obatnya kalaupun gue tak gue gak akan kasih minuman itu sama lo!"

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Where stories live. Discover now