8. penyiksaan

3.8K 482 23
                                    

Sudah beberapa hari semenjak Jaehyuk tiada hubungan mereka sedikit merenggang, Haruto yang terus mendiami Jeongwoo begitupun sebaliknya, Asahi yang belum juga mau keluar dari rumah dan Junghwan dibantu oleh Yoshi sibuk mendamaikan semuanya. Pemuda So itu bahkan sudah sangat pusing karena harus bulak balik pergi ke kediaman keluarga Watanabe dan pergi lagi ke apartemen Asahi, sudah seperti setrikaan.

"Tumben lo pada masuk sekolah?" Tanya Junghwan yang sudah jengah dengan ketiga sahabatnya yang selama berhari-hari tidak masuk sekolah, ia tau kalau mereka masih diselimuti duka tapi tidak dengan cara menghindari nya. Kenapa mereka harus terpecah seharusnya mereka bersatu untuk mengungkap siapa dalang dibalik pembunuhan sahabat mereka.

Asahi duduk di samping Junghwan, wajah pemuda itu masih terlihat pucat dengan bawah mata yang sangat hitam, benar-benar seperti mayat hidup.

Sedangkan si kembar duduk saling berjauhan, Jeongwoo dibelakang Junghwan dan Haruto duduk di depan Junghwan.

"Lo pada kenapa sih anjing?!"

Memang pada dasarnya saudara kembar itu jarang sekali akur, ikatan batin keduanya memang kuat namun ego mereka jauh lebih kuat, jika sudah bertengkar maka akan sulit untuk berdamai, itu yang Junghwan ketahui dari orangtuanya karena sampai sekarang ayahnya yang memiliki saudara kembar tak juga akur, mereka bertengkar dari 5 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih berperang dingin.

"Baikan gak?" Junghwan menyeret tubuh Haruto dan mendudukkan pemuda itu disamping Jeongwoo.

"Gak sudi!" Namun Haruto kembali berdiri dan menendang meja yang ada didekat mereka, Haruto kembali duduk didepan pemuda itu bahkan tak mau melihat kearah adiknya sendiri.

"Jeo, lo ngalah dong!" Perintah Junghwan yang sudah sangat jengah, biasanya jika terjadi kesalahpahaman mereka tak akan saling mendiamkan seperti ini, Jeongwoo akan mengalah dan membujuk kakaknya untuk tidak marah lagi padanya.

"Gak sudi!" Kata pemuda itu tak kalah bengis.

Junghwan menghela nafas frustasi, jika saja masih ada Jaehyuk pasti pemuda itu yang akan selalu jadi penengah, Jaehyuk itu orangnya tenang dibandingkan mereka berempat yang emosian, jadi ibaratnya jika mereka panas maka Jaehyuk satu-satunya yang bisa mendinginkan kepala mereka.

"Terserah, terserah lo pada mau adu bacok juga silahkan!"

Junghwan mengangkat kedua tangannya, ingat kesabarannya tidak setebal kesabaran Jaehyuk jadi ia tak akan mau untuk mendamaikan mereka jika mereka terus saja keras kepala pemuda itu berlalu meninggalkan kelas, lebih baik ia menemui kekasihnya daripada harus menyaksikan perang dingin yang terjadi diantara dua bersaudara.

Tatapan Jeongwoo teralih pada Asahi yang kini berdiri, keduanya saling menatap satu sama lain, Asahi menatap Jeongwoo dengan sorot mata kecewa kemudian pemuda manis itu mengalihkan pandangan berjalan keluar dari kelas dengan tatapan kosong.

Jeongwoo menatap kepergian Asahi dengan penuh rasa sesal.

"Maaf.. "












***********














"

Apa kamu masih bersedih?"

"Bangsat!"

Haruto terlonjak kaget ketika baru selesai mencuci wajahnya tiba-tiba ada suara seseorang yang sangat ia kenali, dari pantulan cermin Haruto melihat Junkyu yang melipat tangan didepan dada sembari bersandar pada salah satu pintu toilet.

Grep!

Haruto merasakan tangan Junkyu yang melingkar dipinggang rampingnya, wajah Junkyu bahkan sudah mendusel manja diceruk lehernya.

Trapped In Bad Guy [SELESAI]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora