9. Panti Kucing

6.8K 938 155
                                    

Kaisar berjalan menyusuri lorong gedung fakultasnya. Kaisar langsung tersenyum sumringah melihat sosok yang dia kenal.

"JOOO!" Kaisar berlari menuju João sambil melambai-lambaikan tangannya.

Kaisar lalu memeluk João cukup erat, tapi Jo langsung melepas pelukan mereka dan sedikit mundur. Kaisar terdiam menerima penolakan itu, tapi dia kembali tersenyum lebar, "Lagi apa di sini? Kangen gue yaaaa."

Jo menghela napas, "Gue mau ke Askar, mau serahin kerjaan, tapi dia gaada."

"Ohhh iya, Avalle kan baru bangun, jadi Askar gak masuk kampus dulu. Mending lo ke rumahnya langsung."

Jo menggelengkan kepalanya, dia masih belum siap bertemu Avalle, "Nggakdeh. Nanti gue taruh di kantor aja."

Kaisar mengulurkan tangannya mengelus lembut kepala Jo yang lebih pendek darinya, "Kenapa? Kan bisa sekalian jenguk Avalle, dia pasti udah nungguin lo."

Jo kembali menghela napas berat, dia lalu menyingkirkan tangan Kaisar dari kepalanya. Jo menggelengkan kepalanya, tanpa berkata apa-apa dia berlalu begitu saja.

Kaisar terdiam menatap punggung Jo yang menjauh. Kaisar lalu tersenyum tipis, dia bergumam pelan, "Ternyata benar ya. Salah satu hal paling menyakitkan di dunia ini, adalah melihat orang yang dulu lo kenal perlahan mulai berubah."

Kaisar lalu berlalu dari sana menuju kelasnya dengan perasaan gundah.

😇

"Sini sini meng meng." Kaisar melambaikan tangannya pada kucing-kucing yang melihatnya dari kejauhan. Kaisar saat ini sedang memberi makan kucing-kucing liar di taman yang tidak jauh dari kampusnya. Kaisar memang selalu membawa makanan kucing kemanapun dia pergi, memberi makan kucing liar adalah salah satu hobinya.

Kucing-kucing itupun menghampiri Kaisar, Kaisar langsung menuangkan makanan kucing dan langsung di kerumuni oleh para kucing.

Kaisar tersenyum lembut melihat kucing-kucing itu, "Makan yang banyak ya, biar kalian sehat."

Kaisar terus memperhatikan kucing-kucing itu, sampai tidak menyadari kehadiran seseorang yang kini berjongkok di belakangnya. Lan.

"Gue baru tau lo punya hobi kayaknya gini." Lan berbicara tepat di samping telinga Kaisar.

Kaisar refleks menoleh membuat jarak wajah mereka menjadi sangat dekat, bahkan mereka nyaris berciuman.

"Lo beneran kayak setan ya, suka muncul tiba-tiba." Kaisar mencebik pelan, tapi kemudian dia kembali tersenyum. Lan ikut senyum melihat Kaisar yang tersenyum.

Kaisar kembali menoleh pada kucing-kucingnya, "Lihat mereka lucu-lucu ya."

Lan mengangkat satu alisnya, "Lucu? Tapi mereka kotor."

"Heeee, kotor bukan berarti nggak lucu kan?" Kaisar kembali menoleh ke arah Lan.

Lan tersenyum tipis, "Iya..."

Kaisar kembali menatap kucing-kucing itu dengan tatapan sendu, "Merekatuh kasian banget. Sering kena tendang orang, kena gebuk, di lempar batu, terancam kelindes kendaraan waktu melewati jalanan."

Lan ikut menatap kucing-kucing itu, "Ya gimana lagi? Sudah resiko..."

"Gue pengen banget adopsi kucing-kucing jalan, tapi bunda alergi kucing."

Lan menatap Kaisar, dia kembali merasakan perasaan aneh melihat raut sedih Kaisar, "Kenapa gak pake satu rumah khusus buat rawat mereka? Terus lo bisa bayar orang buat bantu-bantu rawat mereka. Jadi kayak... Panti kucing?"

Kaisar : New LoveWhere stories live. Discover now