45. END

8.4K 822 68
                                    

"Imutnyaaa... Mereka pasti akan menjadi teman baik Orion." Avalle menatap bayi kembar Kaisar yang sedang tidur di rajang bayi.

"Bayinya gemuk-gemuk ya. Pasti Kai banyak makan makanan sehat." Arsenna menoel-noel pipi Lumi.

Kedua bayi itu perlahan membuka mata mereka. Lumi mengernyit melihat orang-orang asing di depannya, bibirnya melengkung, matanya berkaca-kaca, "Ughh... Oekkkkkk."

Avalle terkekeh, dia lalu menggendong Lumi, "Utututu, ada yang ketakutan." Avalle membawa Lumi ke Kaisar.

Kaisar menggendong Lumi, dan mengecup pipinya, "Tidak perlu takut, sayang. Mereka teman-teman papa."

Sementara itu Arsenna saling bertatapan dengan Liandra, Arsenna meringis melihat tatapan datar bayi itu, "Yang ini kayaknya mirip sama Eve."

Lian benar-benar mirip dengan anaknya, Eve. Anak perempuan Senna itu juga selalu menunjukkan ekspresi datarnya.

Kaisar yang mendengar itu lalu terkekeh. Kaisar ingat, dulu dia pernah mengatakan kalau bayi perempuan Arsenna itu aneh karena berbeda dengan anak-anak kebanyakan, eh sekarang malah anaknya yang seperti itu, apakah ini yang dinamakan karma?

Kaisar mengelus lembut pipi Lumi. Tangan mungil Lumi meraih jari telunjuk Kaisar, lalu menggenggamnya dengan erat. Lumi tersenyum kecil, dan kembali menutup matanya untuk tidur.

Ngomong-ngomong, Kaisar sudah pulang ke mansion, teman-teman Kaisar baru menjenguk Kaisar setelah Kai pulang.

Kaisar mengecup pipi tembem Lumi, Kaisar merasa bayinya yang satu ini sangat suka berdekatan dengannya.

Di sisi lain, Liandra mengernyit merasakan lapar. Tumben sekali perutnya minta di isi sebelum waktunya. Lian merasa bingung, dia ingin makan, tapi bagaimana cara memberitahu papanya?

Seharusnyasih dia menangis sebagai tanda kalau dia lapar, tapi Lian semenjak lahir tidak pernah menangis. Kaisar biasanya akan memberi makan teratur, jadi Lian tidak perlu capek-capek memberi kode.

Lian mengernyitkan dahinya, dan itu dilihat oleh Arsenna. Arsenna menepuk pelan perut Lian, lalu tersenyum mengejek, "Sepertinya ada yang lapar."

Arsenna menggendong Lian, dan membawanya pada Kaisar, "Dia lapar."

"Hm? Tapi belum waktunya makan." Kaisar menatap bingung.

Arsenna terkekeh, "Gapapa kasih aja."

Kaisar menyerahkan Lumi pada Avalle, Avalle lalu mengembalikan Lumi ke ranjang bayinya. Kaisar mengambil Lian, dia lalu mengambil dot yang sudah disiapkan di meja samping ranjangnya. Kaisar memberikan dot itu pada Lian, Lianpun meminum susunya dengan rakus.

Kaisar memang tidak bisa menghasilkan asi. Kaisar sendiri sudah mencoba dengan suntik hormon, tapi itu juga gagal. Akhirnya keluarganya mencari ibu susu bagi anak-anak Kaisar. Dan Avalle yang tau kalau Kaisar membutuhkan asi untuk anak-anaknya, bersedia untuk membagi asinya.

"Btw, gimana lo bisa tau Lian lapar?" Kaisar menatap bingung pada Senna. Gimana ya, Lian aja gak pernah nangis, jadi gimana Kaisar bisa tau kalau bayinya itu sedang bermasalah.

Arsenna terkekeh, "Dia mirip Eve. Eve juga kalau lapar gak pernah nangis, tapi mukanya selalu berkerut kesal."

Setelah dot Lian kosong, Kaisar melepaskan dot itu dari mulut Lian, dan langsung mengecup pipi Lian, Kaisar lalu terkekeh, "Ihhh bau cucu."

Lian memandang Kaisar, dia mencoba mengingat seperti apa ibunya dulu di kehidupannya sebagai Zean. Lian ingat ibunya di kehidupan pertamanya dulu juga suka tersenyum (kecuali pada Zee), tapi Zean yang pada dasarnya cuek, tidak begitu peduli pada ibunya.

Kaisar : New LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon