24. Masa Kecil (4)

5.1K 802 60
                                    

Flashback Lan umur 8 tahun

Lan tersenyum sumringah melihat kertas di tangannya. Dia baru saja menerima hasil ulangan. Dan Lan mendapat nilai 100.

Lan memasuki rumahnya, dia akan menunjukkan hasil ulangan itu pada ibunya. Lan berharap ibunya akan senang dan bangga pada Lan.

"Mamaaaa..." Lan menghampiri Seraphina yang sedang duduk-duduk di sofa ruang tengah.

"Mama lihat, Lan punya ini." Lan menunjukkan kertasnya.

Seraphina lalu mengambil kertas itu. Lan menatap Sera dengan penuh binar, berharap ibunya akan senang dengan pencapaiannya.

Tapi kemudian, senyum Lan seketika luntur saat Seraphina merobek kertas ulangannya. Sera berdiri dari duduknya, lalu...

Plak

Dia menampar Lan dengan keras sampai Lan terjatuh ke lantai.

"ANAK TOLOL. KENAPA LO DAPET NILAI 100? LO ITU GABOLEH JADI MENONJOL." Sera kemudian memukuli Lan.

"Mama maaf... Lan nggak tau... Sakit mama..." Lan melindungi kepalanya dengan tangan.

"LO ITU GABOLEH JADI PINTER! LO HARUS JADI ANAK YANG BODOH! LO HARUS JADI ANAK YANG GAK BERGUNA!"

Seraphina menyeret tubuh Lan menuju gudang, dia lalu mengambil cambuk dan mulai mencambuki Lan.

"SEKALI LAGI LO BERANI DAPET NILAI GEDE DI SEKOLAH, GUE GAAKAN KASIH AMPUN!"

Lan meringkuk, menahan sakit pada punggungnya yang terus dicambuki. Jika tau akan begini, Lan tidak akan pernah menunjukkan hasil ulangannya.

"Gue gaakan kasih lo makan 4 hari. Mati, mati dah lo."

Seraphina keluar dari gudang, meninggalkan Lan yang menangis tanpa suara.

😇

Lan berjalan lunglai keluar dari gerbang sekolahnya. Sudah 4 hari dia tidak makan, ibunya juga tidak memberi uang jajan, Lan benar-benar lemas.

Bruk

Lan tiba-tiba terjatuh, saat seseorang mendorongnya dari belakang. Lan menoleh ke arah belakang, beberapa anak terlihat menertawakannya.

"Pfffttt lihat, si anak haram itu lemah banget."

"Ihhh kok kamu berani sentuhan sama badan dia sih."

"Gapapa nanti tinggal mandi kembang 7 rupa."

Anak-anak itu pergi meninggalkan Lan sambil tertawa-tawa.

Lan mengepalkan tangannya, matanya berkaca-kaca. Kenapa hidupnya seperti ini? Kenapa orang-orang begitu jahat padanya? Apa dia memang seharusnya tidak pernah lahir?

Lan berdiri, dia lalu menatap langit. Ah... Sepertinya dia memang seharusnya tidak pernah hidup.

Tatapan mata Lan berubah menjadi kelam, seolah tidak ada kehidupan di dalam sana.

Pada akhirnya, Lan memutuskan untuk menyerah. Menyerah untuk berharap, menyerah untuk bermimpi, menyerah untuk mendapatkan cinta.

~~~

Lan menatap hujan di depannya. Sekarang sudah jam 8 malam, ibunya masih belum pulang. Lan menyentuh perutnya, dia sudah tidak bisa menahan lapar.

Kaisar : New LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora