11. Tidak bisa dipaksa

7.3K 927 210
                                    

Jo mengelus lembut rambut Al yang tiduran di brankar rumah sakit. Kemarin, Alistor masuk rumah sakit setelah demam tinggi.

"Jo, jo deket sama Kaisar sejak kapan?" Al menolehkan kepalanya menatap Jo.

João menahan heran Al, kenapa tiba-tiba nanyain Kai?

"Hmmm... Sejak umur 10 tahun kayaknya."

Al langsung menatap kagum, "Uwahhh lama banget."

Alistor lalu terdiam, "Kalian pasti deket banget ya."

Jo menghela napas berat, "Ya begitulah..."

"Apa kalian gak pernah merasakan perasaan lain, selain perasaan sebagai sahabat?"

Jo mengernyitkan dahinya, "Maksudnya?"

"Ya kayak perasaan cinta gitu? Orang bilang cinta bisa datang karena terbiasa. Kalian kan udah bersama 9 tahunan, apa gak pernah muncul benih cinta di hati kalian?"

Jo terdiam mendengar itu, pikirannya kembali ke kejadian saat Kaisar menyatakan perasaannya sekitar satu tahun lalu.

"Nggak. Gak pernah ada perasaan kayak gitu."

"Heeee, hebat juga ya bertahun-tahun bersama tapi gak muncul perasaan special."

Jo tersenyum tipis, "Udah malem ini. Lo tidur gih."

Jo menepuk-nepuk kepala Al dengan lembut, sampai akhirnya Alistor benar-benar tertidur.

Jo beranjak ke luar kamar rawat Al. Dia berjalan menuju taman rumah sakit, yang sepi karena memang sudah malam.

Jo menghirup udara segar malam hari, dia lalu duduk di salah satu kursi panjang di taman itu. Jo mendongakkan kepalanya, menatap taburan bintang di langit malam.

Perasaan cinta pada Kaisar ya? Jo kembali memikirkan pertanyaan Alistor tadi.

Perasaan cinta pada Kaisar... Jo tidak pernah memilikinya.

Bertahun-tahun mereka bersama, Jo tidak pernah memiliki perasaan special pada Kaisar. Yang ada hanyalah perasaan bergantung.

Saat Kaisar menyatakan perasaannya, Jo sudah menduga kalau hari itu akan tiba. Sejak dulu, Jo sudah menyadari perasaan Kaisar padanya. Kaisar memberikan segalanya untuk Jo, benar-benar segalanya. Jika Kaisar hanya menganggapnya sahabat, bagaimana mungkin dia sampai rela melakukan segalanya untuk Jo? Karena itu, Jo tau perasaan Kaisar padanya bukanlah perasaan sebagai sahabat.

Tapi, Jo tidak memiliki perasaan yang sama.

Sejak menyadari perasaan Kaisar padanya, Jo terus berusaha untuk memiliki perasaan yang sama. Jo berusaha untuk menumbuhkan perasaan cinta pada Kaisar, sampai dititik dia sendiri merasa stress akan hal itu. Sebanyak apapun Jo berjuang, sekuat apapun Jo memaksa, dia tidak bisa mencintai Kaisar.

Jo berusaha mencintai Kaisar, karena Jo merasa itulah cara untuknya membalas kebaikan Kaisar selama ini. Tapi, dia tetap tidak bisa. Jo sering merasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaan Kaisar, hal itu membuatnya merasa tertekan hingga dia menjadi sering menangis.

Dan disisi lain, Jo tidak ingin 'melepaskan' Kaisar. Jo takut, jika Kaisar sampai 'lepas' darinya, hidup Jo akan berantakan. Selama ini Kaisarlah membiayai kehidupannya, memberikan rumah, uang, biaya kuliah, dll. Jika Kaisar sampai 'lepas', semua itu akan hilang darinya.

Karena itu, Jo terus memberikan Kaisar harapan-harapan semu. Agar Kaisar terus berpikir kalau dia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan Jo, padahal sejak awal dia tidak pernah memiliki kesempatan itu.

Jo pernah bertekad untuk melindungi Kaisar. Tapi, hal itu bukan karena dia mencintai Kaisar. Jo ingin melindungi Kaisar, karena Jo membutuhkan Kaisar. Jika Kaisar sampai kenapa-napa, hidup Jo akan ikutan berakhir.

Kaisar : New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang