12. Demam

8.9K 1K 170
                                    

Sedang mencari... Sedang mencari mood untuk nulis :"

😇

Jo menatap kosong minuman teh di tangannya.

"Kenapa diem aja? Ayok di minum. Nggak ada racun kok di dalamnya."

Jo menatap sosok di depannya yang sedang tersenyum manis padanya, Avalle.

Jo lalu menyeruput teh itu. Mereka sedang duduk di sofa yang ada di kamar Avalle. Avalle duduk di sofa depan Jo.

"Jadi bagaimana kabarmu, Jo?" Avalle menaruh kembali gelas tehnya ke meja.

"Baik." Jo menjawab singkat, entah mengapa dia merasa gugup.

"Pasti kamu lagi sibuk banget ya. Soalnya, kamu baru jenguk aku sekarang. Padahal yang lain udah jenguk aku dari hari pertama aku bangun."

Jo langsung membeku mendengar itu, "A-ah ya begitulah..." Jo menundukkan kepalanya.

"Ah ya lalu. Gimana kabar... Alistor?"

Jo refleks mendongakkan kepalanya, menatap Avalle yang kini sedang menatapnya dengan tatapan aneh?

"Dia-Dia... Baik-baik aja."

Avalle terkekeh mendengar itu, "Oh ya pasti baik-baik ajalah, orang yang rawat kamu."

Beberapa detik terjadi keheningan diantara mereka. Sampai Avalle menghela napas berat, "Jo... Kenapa kamu nolong Alistor? Setelah semua kejahatan yang dia lakukan."

"Karena... Yang lalu biarlah berlalu."

Avalle tertawa lepas mendengar itu, "Hanya karena itu, hanya karena alasan seperti itu?"

Jo meremat tangannya, dia menghela napas berat, Jo lalu menatap Avalle dengan agak tajam, "Ya, karena itu. Kenapa? Apa yang salah dengan itu? Kaisar sudah membalas kejahatan Al di masalalu dengan menyiksanya, sampai-sampai Al mengalami trauma berat. Lagipula, lo koma karena kelakuan lo sendiri. Lo tau kalau teh itu beracun, tapi lo tetap minum itu."

Avalle menyunggingkan senyumnya, "Aha? Jadi gue salah? Terus bagaimana dengan dosa Al yang lain?"

Jo terdiam mendengar nada bicara dan bahasa Avalle yang berubah.

"Al berencana untuk menghancurkan keluarga ini, dengan menghancurkan reputasi Latasha. Lalu berencana merebut posisi Askar. Apa menurut lo semua itu bisa dimaafkan? Meskipun rencana dia gagal, tapi niat jahatnya tetap nyata. Selain itu, masih banyak dosa dia yang lain. Dan lo berpikir kalau yang dilakukan Kaisar sudah cukup untuk menebus semuanya?" Avalle menatap tajam Jo.

Avalle lalu menghela napas berat, "Lo... Suka sama dia ya?"

Jo terdiam mendengar itu. Avalle menyadarinya...

Avalle terkekeh melihat keterdiaman Jo, "Sudah gue duga. Lo terlalu melindungi dia, sampai dititik lo jadi bodoh. Apalagi alasannya kalau bukan karena cinta?"

Avalle tersenyum menatap Jo, "Kalau lo memang suka sama dia, gue gaakan nyalahin lo, cinta emang bisa bikin orang jadi buta akan segalanya. Tapi Jo, bagaimana dengan Kaisar? Oh, atau lo masih belum peka juga sama perasaan dia? Tapi gamungkin seorang Jo tidak peka akan perasaan orang lain."

Jo menundukkan kepalanya, "Cinta itu gabisa dipaksakan. Gue sukanya sama Al bukan Kaisar."

Avalle tertawa mendengar itu, "Oh ya? Lalu bagaimana dengan semua yang udah Kaisar kasih ke lo. Rumah? Uang bulanan? Biaya kuliah?"

Jo meremat bajunya, "Dia yang memutuskan untuk ngasih semua itu, bukan gue yang minta."

Avalle mengernyitkan dahinya, "Hee? Tapi Kaisar memberi semua itu karena dia suka sama lo. Kalau lo emang gak punya perasaan yang sama ke dia, harusnya lo minta dia buat berhenti ngasih semua itu."

Kaisar : New LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon