22. Trauma

7.1K 864 56
                                    

Kaisar menyentuh dahi Lan, panas. Kaisar lalu mendengus pelan, "Kannn aku bilang juga jangan keseringan gadang, jadi sakitkan."

Lan tersenyum tipis, "Maaf..."

Kaisar berlalu mengambil air untuk mengompres Lan.

Tidak lama kemudian, Kaisar datang dengan baskom dan lap ditangannya.

"Mau sekalian di lap gak badannya? Keringetan gitu kamu. Cukup badan atasnya aja."

Lan menganggukkan kepalanya. Kaisar keluar lagi untuk mengambil baskom lain.

Setelah mengambil baskom yang diisi air untuk mengelap tubuh Lan, Kaisar lalu membantu Lan membuka pakaiannya.

Kaisar mengelap tubuh Lan dengan lembut. Sampai dia tinggal mengelap punggung Lan.

Kaisar berhenti saat melihat punggung Lan, dia lalu menghela napas pelan. Kaisar perlahan mengelap punggung Lan, tangannya agak sedikit bergetar.

"Selesaiii. Sekarang tinggal kompres dahimu." Kaisar kembali membantu Lan memakai pakaiannya.

Kaisar memeras lap ditangannya, lalu menempelkannya pada dahi Lan.

Lan menatap sayu Kaisar, "Maaf ya sayang... Aku bikin repot."

Kaisar tersenyum lembut, lalu mengusap lembut rambut Lan, "Nggak kok, kan udah seharusnya aku rawat kamu. Cepet sembuh..." Kaisar mengecup pipi Lan.

"Aku simpen ini dulu ya." Kaisar berlalu dari kamar mereka.

Lan menutup matanya, dan mulai tertidur.

Sementara itu Kaisar, dia mendudukkan dirinya di kursi dapur. Dia memijat keningnya, pikirannya kembali pada apa yang dia lihat di punggung Lan.

Kaisar mendongak menatap langit-langit dapur, "Dilihat dari sisi manapun, jelas-jelas itu... Bekas cambukan. Tapi siapa?"

Punggung Lan penuh dengan bekas cambukan, bagian depan tubuh Lan memang baik-baik saja, tapi bagian belakangnya...

Kaisar sudah mengetahui keberadaan luka-luka itu dari beberapa waktu lalu. Tapi, Kaisar masih belum berani untuk menanyakannya pada Lan. Kaisar takut jika dia bertanya, itu akan mengembalikan trauma Lan.

Meskipun mereka memang sudah berpacaran, tapi masih banyak hal yang belum Kaisar ketahui soal Lan.

Kaisar menghela napas berat, "Seberat apa hidupmu dulu sayang..."

Bekas cambukan, rencana untuk bunuh diri, Lan pasti benar-benar sudah melewati masa yang sulit. Bukan hanya hal-hal itu, tapi ada satu hal lainnya yang membuat Kaisar yakin kalau Lan memiliki masalalu yang buruk.

~~~

"Maaf...."

"Ampun..."

"Jangan pukul..."

Kaisar menghapus air mata yang mengalir dari mata Lan.

Lan mengigau. Kebiasaannya ketika sakit. Kaisar mengetahuinya saat dia merawat Lan dulu.

Kaisar mengelus pipi Lan lembut, "Gaada yang akan nyakitin kamu, sayang. Kalaupun ada, aku yang bakal hancurin mereka lebih dulu."

Kaisar lalu memeluk Lan dengan erat. Masa lalu seperti apa yang sebenarnya sudah dilalui Lan.

Saat Kaisar pertama kali merawat Lan, bahkan keadaan Lan lebih parah. Lan sampai mengalami sleepwalking. Saat itu Kaisar terbangun tengah malam, dia lalu terkejut melihat Lan yang sedang berdiri diam menghadap tembok. Saat Kaisar menghampirinya, Kaisar terkejut karena Lan ternyata tertidur, dan yang lebih mengejutkannya lagi, Lan ternyata meneteskan air matanya.

Kaisar : New LoveWhere stories live. Discover now