Bab 1

19.7K 363 7
                                    

Happy reading 📖.

Seorang perempuan dengan seragam putih abunya menimang seorang bayi, sesekali menciumnya dan mengelus sayang bayinya itu, lalu ia menidurkan nya di tempat tidur bayi.

"Nak sehat-sehat ya umma sayang kamu.." bisiknya tepat di telinga bayi itu, ajaibnya bayi itu langsung tersenyum, dan langsung tertidur.

Kemudian ia berdiri dengan tas di punggungnya, ia pun bersiap pergi menuju kesekolah, dengan melangkah kan kakinya, Meninggalkan bayi itu sendirian, Perempuan itu tersenyum di balik cadar nya.

"Sayang, Udah?" ucap seorang laki-laki lalu menggemgam tangan perempuan itu dengan tersenyum hangat, lalu mereka pun pergi dari tempat itu.

Kring..

Suara alarm berbunyi, mungkin sudah kesepuluh kali alarm itu terdengar, namun humaira selalu mematikan nya dan memilih tidur kembali. Sedetik kemudian ia beranjak dari tidurnya itu.

"Aneh masa aku mimpi punya anak, Mana cantik banget." gumam nya dengan kekehan khas dirinya, lalu Humaira pun memicingkan matanya pada suatu objek ya, dihadapan nya sudah ada umma nya yang sedang berkacak pinggang.

"Humairaa." suara cempreng nan melengking umma nya, berhasil membuat  humaira terbangun sepenuhnya.

Humaira mengucek- ngucekkan matanya. Ia melirik kearah jam, baru saja pukul 06:48 menit, humaira membelalakkan matanya. Yaampun dia akan telat jika begini.

"Astagfirullah aku udah telat.. " ucap nya, sementara umma nya hanya bisa menggeleng kan kepala melihat tingkah anak gadis satu - satunya ini.

Humaira berlari secepat kilat ke arah kamar mandi, umma nya hanya bisa mengelus dada dan sesekali beristighfar, ia taluk dengan sikap putri kecilnya itu.

Sikap nya, sungguh bertolak belakang sekali dengan kakak nya yaitu husein. Humaira itu gadis yang ceroboh, manja, dan ceria. Sedangkan abangnya husein laki-laki yang dingin, cuek dan Fosesive.

Hafsoh_ umma tercinta humaira.

Lagi dan lagi hafsoh menggeleng kan kepala nya, begitu acak- acak kan dan tak terurus sekali kamar putrinya ini, semua barang tak berada di tempat nya, asal sekali menyimpan nya.

Remahan- remahan kueh tergeletak di setiap penjuru kamar humaira, jika di tanya ia akan menjawab. Ini adalah bentuk kepedulian humaira, pada hewan kesayangan nya yaitu semut.

"Humaira jangan lama-lama mandinya.. Cepat turun kebawah lalu sarapan.. "Ucap umma hafsoh memunguti baju anaknya yang berserakan itu, lalu pergi dari tempat itu.

"iya umma ku tercintahhh.. " ucap humaira di dalam kamar mandi, setelah itu humaira pun menyalahkan keran dan memulai ritual mandinya itu.

"" 🌹""

Humaira al- mardiah adalah putri bungsu dari pasangan ustadz yusuf dan hafsoh, ia adalah seorang pimpinan pondok pesantren ar-rahman. Selain punya pesantren ustadz yusuf juga mempunyai sebuah hotel di daerah Jawa.

Ustadz yusuf memiliki sikap yang dingin, tegas, dan fosesive apalagi jika sudah menyangkut tentang humaira putri kesayangan nya. Wajahnya yang tampan membuat sebagian kaum hawa sangat memujanya.

Sementara hafsoh memiliki sikap yang lemah, lembut, dan penyayang. Dan wajah nya yang selalu tertutup sehelai cadar.

Humaira atau sering di panggil dengan ara, ia berlari kecil ke arah meja makan, lalu ia duduk di kursi di sebelah kanan dengan abinya, ia pun menyantap makanan kesukaan nya. Yaitu roti selain cokelat.

Ustadz yusuf memperhatikan anak gadis dari ujung kepala sampai ujung kaki. ia tersenyum. seragam putih abu yang panjang membalut tubuh humaira, hanstok, kaos kaki dan sepatu yang ia pakai.

Anak nya ini sangat cantik, serta dengan cadar yang menutupi separuh wajah humaira. tak membuat kecantikan nya berkurang, justru malah semakin bertambah.

"Astagfirullah! Aku udah telat Humaira pergi dulu, Assalamu'alaikum." ucap nya lalu mengecup pelan tangan abi dan uminya secara bergantian. Ia pun berlari pergi ke luar rumah nya menuju sekolah.

"" 🌹""

Dari tadi humaira sudah menunggu taksi yang biasa lewat, namun seperti nya kali ini ia terlalu siang berangkat menuju sekolah nya, sehingga taksi itu sudah pergi.

Ia mengerucutkan bibir di balik cadar nya, mau tak mau humaira harus jalan kaki menuju kesekolah nya sekarang, karena ini hampir pukul tujuh taksi- taksi sudah tak ada yang lewat.

"Bismillah humaira bisa.." ucapnya, kemudian berlari secepat mungkin.

Humaira berjalan di pinggiran jalan tol, disana nampak sudah banyak sekali kendaraan roda dua atau roda empat, memenuhi jalanan kota.

Kepulan asap- asap membuat humaira menggeleng pelan. Ini bisa membuat membuat polisi udara bertambah. Dan membuat nya sesak nafas karena memakai cadar.

Sesekali humaira berhenti dan menepi, untuk menghilangkan penatnya. Ia berkacak pinggang. Sambil terus berjalan melewati sisi trotoar.

Ia terus meyakinkan dirinya bahwa ia bisa. Ia terus saja melirik ke arah jam tangannya, sudah jam tujuh lebih ia pasti melewatkan pelajaran pertamanya.

"Allahu akbar bismillah.. " ucapnya.

Yap! setelah beberapa menit akhirnya humaira, sampai di depan sekolah nya. Namun, sialnya gerbang tersebut sudah tertutup membuat humaira tidak bisa masuk kedalam sana.

Ia menghela nafas kasar, bagaimana ini ia sudah sangat terlambat, semoga hukuman tidak menantinya.

Terlintas ide cemerlang di otak pintarnya, satu satunya jalan untuk masuk kedalam adalah dengan cara naik pagar. Tapi pagar depan ini terlalu tinggi sulit untuk humaira menaiki pagar tersebut, ia akan terjatuh.

"Oh iya Pagar belakang." ucapnya bergegas pergi, sebelum para OSIS menemukan dirinya dan menghukumnya.

Vote, komen ya gayss💐

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang