Bab 62

4.1K 108 8
                                    


Sudah satu minggu berlalu dan humaira masih berada di rumah umma hafsoh, dan satu minggu ini humaira sudah tidak bersekolah dan humaira tidak pernah lagi bertemu dengan mahen, atau sekedar chattan.

Di pagi hari ini humaira sedang mengantar umma hafsoh untuk berbelanja ke pasar sebenarnya umma sudah melarang humaira agar tidak ikut, tapi humaira bersikukuh ingin ikut karena bosan di rumah.

"Humaira tunggu di sini sayang, umma mau beli cabe di sana. " ucap nya mengelus perut putrinya itu, kemudian pergi membeli cabai yang berada tidak jauh dari sana.

"Iya umma, perut humaira juga sakit, aku tunggu di sini saja. " ucapnya, duduk di sebuah kursi kecil yang tersedia di sana.

Saat sedang asik bermain HP, tiba-tiba seseorang membekap mulut humaira yang terdapat obat biusnya, sehingga humaira pingsan kemungkinan mereka membawa humaira pergi dari pasar itu.

Humaira terbangun dari pingsannya, ia melihat sekelilingnya yang terlihat sangat asing, serta dirinya yang di ikat di kursi dan mulutnya yang di bekap lakban, jadi dirinya tidak bisa berteriak.

"Hallo humaira, kita ketemu lagi." ucap kanya tersenyum smirik ke arahnya, sambil berputar mengelilingi kursi yang ia duduki itu.

Humaira berusaha memberontak, namun semakin ia memberontak semakin dirinya tersakiti, akibat cambukan yang di layangkan oleh bodyguard kanya.

"Tenang humaira, di sini lo cuma sendirian dan gak akan ada orang yang bakalan nyelamatin lo, termasuk mahen ataupun kakak lo. " ucap kanya, kemudian tertawa jahat. Setelah itu ia membuka cadar humaira, dan menggores pipi humaira dengan pisau caternya itu.

Srett...

Srett..

Humaira menangis dan meringis kesakitan, ia berharap akan ada seseorang  yang menyelamatkan dirinyaa, kemudian lakban yang menutupi mulut humaira pun di tarik kasar, membuat sakit yang dirinya rasakan semakin bertambah.

"Sebernarnya apa mau lo kanya, lo belum puas ambil suami dan fitnah gue hah?!" teriak humaira, ia sudah tak tahan lagi dengan perlakuan yang di lakukan kanya terhadap dirinya.

"Jangan berteriak jalang, sebelum lidah lo gue potong! Tunggu dulu ya sebentar, ada orang yang mau ketemu sama lo. " ucap kanya, mencengkram kuat rahang humaira dan menghempasnya secara kasar, lalu menyiram wajah humaira dengan air cuka.

"Aduh, gimana sakit gak? Apa, apa? Kurang sakit?" ucap kanya tertawa seperti orang gila, lalu menatap humaira dengan tajam.

Kemudian kanya memaksa humaira untuk meminum keras yang telah dirinya siapkan, humaira berusaha untuk melawan agar tidak meminum barang haram itu namun kanya memaksanya hingga minuman itu tertelan.

"Enakkan? Oh ya, tuh orang yang kita tunggu udah sampai. " ucap kanya, menunjuk seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka.

"Hi baby. " ucap rehan, berjongkok di depannya lalu mencium pipi humaira, reflek humaira pun langsung meludahi rehan.

"Apa yang lo lakuin jalang! Lo ludahin dia." marah kanya, menampar pipi humaira.

"Gak papa, bentar lagi juga gue nikmati dia, silahkan siksa dia sepuasnya." ucap rehan, dengan menjambak kuat rambut humaira yang sudah tak tertutup jilbab.

"" 🌹""

Sekarang mahen sedang berada di markas geng tiger, sudah beberapa hari ini mahen menghabiskan waktunya di markas geng tiger dan membolos bersama para sahabatnya.

Setelah kepergian humaira mahen merasa hidup nya tidak berwarna lagi, ia menjadi jarang bicara dan sensi terhadap orang yang mengganggunya, dan mahen pun terlihat lebih kurus.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang